Terejam Hari

Terejam Hari Tung Widut Kata manis terucap dengan bibir yersenyum masyuk setiap irang yang mendengar Hati bertauta dalam ruang persahabatan Tetap hangat walau petir telah menyambar Hujan badai sebagai hiasan

Rekayasa Hidup

REKAYASA HIDUP Tung Widut     Nafas tertur telah diberikan Jangan pernah mendustai derap setiap hembusan Bukan menyucikan diri daro tong sampah tanpa cuitan Hanya seonggok harapan yang bisa memenggal 

Jangan Hilang

Jangan Tinggalkan Tung Widut Cahaya rindu baru saja ada Hati berbunga walau petang menyelimuti Bintang menari riang menyambut kedatangan Apa lagi yang dihindari Mendung tipis tercurah sudah Menghalau matahari yang

Halal

  Halal Tung Widut Kau dustai hati dengan menyamarkan kata Jelas hukum tak bisa diatur Kau tahu semua dengan mata kepala Rasa telah buramkan makna Ambisi merajai hal yang seharusnya 

Dia yang Selalu Ada

Dia yang Selalu Ada Tung Widut Hembusan nafas yang mulai menua Satu demi satu kemesraan terjalin Kebersamaan canda berbatas kasih sayang Rengekan manja di sela derai tawa Merindu kala saling

Kebersamaan Istimewa

Kerbersamaan Istimewa Tung Widut Kala hari berhenti di satu warga Kesempatan bersama telah terwujud Dari sekian ratus hari terlewati sepi Ini istimewa Berkumpul bersama di satu meja Menonton tivi dengan

Keramaian yang Dirindukan

Keramaian yang Dirindukan Tung Widut   Setiap cahaya matahari menelisik hati Kerinduan terpendam sembunyi di balik berita wabah Bergumam dalam kesunyian siang malam Menyerah permasalahan sederhana Menjadi pelik karena corona

Tergoncang Wabah

  Tergoncang Wabah Tung Widut   Dunia yang seharusnya tenang Dalam rengkuhan mesra sang keluarga Bercanda dalam satu ruang kegembiraan Tak disangka Goncangan membubarkan semua kemesraan Berlarian saling menjeritkan nama

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.