NENEK PENJUAL HENNA

Berjalan di teriknya matahari dengan suhu 41° membuat kepala terasa pusing. Beberapa diantara kami mengeluarkan air di dalam botol dan mulai menyemprotkannya ke wajah atau kepala untuk mengurangi rasa panas.

SEPENDAR LUKA

Fauzi menatap angka-angka di kertas. Dia masih tidak percaya jika semua yang dilakukannya berakibat fatal bagi perusahaan. Dia merasa tidak ada yang salah dengan data yang dibuatnya. Dia sudah memperhitungkan

TERSESAT

Roni sang ketua rombongan berteriak sambil mengacungkan tangannya. Kami semua berbalik dan memandang Roni yang berdiri di paling belakang. Wajahnya terlihat cemas. Dia memberi isyarat agar rombongan berhenti. Dia sendiri

KELAM

Kujalankan motor dengan kecepatan tinggi. Menembus keramaian jalanan ibukota. Kota Metropilitan yang hampir tidak pernah tidur. Aktifitas tiada henti meskipun sudah larut malam. Seperti halnya aku, yang terus beraktifitas walaupun

AMIRA (bag 4)

Mang usep menatap Amira yang tertunduk lesu di hadapannya. Perasaan iba memenuhi hatinya. Betapa tidak Amira gadis yang dibawanya untuk ikut bekerja tidak diterima di bengkel tempatnya dengan alasan mereka

SAAT SENJA TIBA

Matahari mulai redup. Sinarnya kemerahan menghias langit. Aku duduk memadangi jalanan depan rumah. Anak-anak yang bermain sepeda satu persatu menghilang. Terdengar teriakan dari samping rumah memanggil anak-anaknya untuk masuk. Hari

AMIRA (BAGIAN 3)

Hampir satu bulan Harris duduk di kursi roda. Kesehatannya mulai membaik. Tulang-tulang yang patah mulai menunjukan kesembuhan. Memar-memar di tubuhnya sudah memudar bahkan hampir hilang.Harris mulai turun dari kursi roda

AMIRA (Bagian 2)

Menjalani hari dengan mimpi yang terus menerus hadir membuat Amira gelisah. Cita-citanya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di luar sana membuatnya sering bengong. Tidak foKus dengan pekerjaan, bahkan sering melakukan

AMIRA ( Bagian1)

Amira berjalan tergesa menuju warung. Hari ini tubuh nenek sangat panas. Obat herbal yang biasa dipakai tidak sanggup menyebuhkannya. Berbekal uang sepuluh ribu Amira mencari obat penurun panas untuk nenek.

PEMUDA MALANG

Harris terbaring di rumah sakit. Dia di temukan penduduk dalam kondisi yang memprihatinkan. satu tulang rusuknya patah. Begitu juga tangan kanannya. Untunglah kepalanya selamat dari benturan. Fandy sahabatnya juga ditemukan

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.