Cinta Pertamaku

Gadis kecil berjalan menuju rumah. Kaki mungilnya melangkah dengan riang. Tas sekolah menempel dipundaknya. Senyumnya mengembang saat sang ibu tersenyum menyambutnya. Diberikannya tas gendong ke ibunya. Dibukanya sepatu mungil yang

GALENDO

Kuliner ini Sulit di dapat, mungkin karena butuh proses yang lumayan panjang untuk mendapatkannya. Rasanya manis dan gurih. Sebenarnya tidak banyak orang yang suka. Mungkin karena warnanya yang tidak menarik,

DIA SAHABATKU

Litta memandangku tak percaya. Senyum di bibirnya nampak hambar. Dia meragukan apa yang aku katakan. “Percalah dia itu sahabatku…!” Aku berusaha meyakinnya. Tapi Litta sepertinya tidak ingin mendengar perkataanku. Dia

Wanita Tangguh

Pembuatan takjil untuk berbuka puasa hampir selesai. Ibu meminta Nia dan Nadia membawa makanan-makanan itu ke meja makan. Sementara Ramdhan si bungsu tak beranjak di depan televisi. Si tengah Nadia

MASKER BI AMIH

Mata bi Amih terasa panas. Saat dia tahu kedua majikannya dijemput ambulans. Hasil swab majikannya positif terkena covid-19. Hatinya begitu sedih saat sang majikan dinaikan ke ambulans untuk menjalani isolasi.

SAPU LIDI NEK IJAH

Hari itu kami bersih-bersih setelah hampir 3 hari rumah terendam banjir. Semua keluarga ikut membantu, tidak terkecuali si kecil. Dia mengeluarkan sepeda kesayangannya yang penuh dengan lumpur. Membawanya ke halaman

KUPENUHI JANJIKU (Selesai)

Reihan menutup presentasinya. Semua yang hadir memberikan oplaus dan mengucapkan selamat. Reihan bergegas ke ruangannya. Diam dan terduduk memandang notebook. Keberhasilannya dalam mengelola perusahaan berbanding terbalik dengan kisah cintanya. Terdengar

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.