Lima Peran Guru Sekolah Penggerak

 

Sekolah penggerak adalah sekolah di mana murid – murid secara kognitif dan karakter dimerdekakan untuk mencapai visi Profil Pelajar Pancasila untuk peningkatan SDM Indonesia.
(Nadiem Anwar Makarim)

 

Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan terobosan baru Merdeka Belajar episode tujuh, yaitu Sekolah Penggerak, pada hari Senin, 1 Februari 2021.

Dalam paparannya, Mendikbud menyampaikan bahwa Sekolah Penggerak merupakan sebuah upaya percepatan mutu pendidikan di daerah. Oleh karena itu kunci utama keberhasilan program ini adalah komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) itu sendiri.

Meski demikian, pengawas, kepala sekolah dan guru juga harus berkontribusi secara positif dalam pelaksanaannya. Agar visi reformasi pendidikan di Indonesia dapat terwujud, yaitu membentuk profil pelajar Pancasila.
Berikut ini adalah profil pelajar Pancasila yang diharapkan :

 

Untuk mencapai visi terbentuknya profil pelajar Pancasila, guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum di sekolah, harus menyadari bahwa saat ini, pembelajaran tidak lagi dapat dijalankan dengan metode – metode konvensional yang memenjarakan potensi, bakat, serta minat siswa. Selain itu guru juga harus memahami dan mampu menjalankan perannya sebagai guru Sekolah Penggerak.

 

Berikut ini adalah lima peran guru Sekolah Penggerak:

 

1. Memfasilitasi pembelajaran yang berpusat kepada siswa

Pembelajaran abad 21 berpusat pada peningkatan keterampilan siswa dalam berpikir kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication), kreativitas (creativity), dan kolaborasi (collaboration), selain itu juga kemampuan di bidang literasi dan penguatan karakter.

Oleh karena itu, pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) sangat disarankan untuk dilakukan oleh guru dan siswa. PjBL diyakini akan mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, aktivitas menanya dan melakukan presentasi akan mendominasi waktu pembelajaran sehingga suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih ramai. Hal ini merupakan ciri pembelajaran Sekolah Penggerak, di mana partisipasi siswa adalah hal yang paling penting.

2. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran

Program Sekolah Penggerak mengajak guru untuk merefleksikan pembelajaran yang telah berlangsung di kelas. Dalam proses refleksi ini, guru akan menemukan permasalahan – permasalahan yang dihadapi di kelas. Rekan sejawat dan kepala sekolah juga dapat membantu guru untuk melakukan refleksi berdasarkan hasil observasi. Hasil refleksi ini nantinya harus ditindaklanjuti oleh guru, sehingga guru akan menjadi peneliti untuk menemukan strategi perbaikan pembelajaran yang sesuai.

3. Berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk memperbaiki pembelajaran

Selain membantu guru lain melalui observasi pembelajaran, bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tips dan masukan/ saran untuk peningkatan mutu pembelajaran.

4. Menjalin komunikasi yang efektif dengan guru lain / KKG / MGMP

Sekolah Penggerak menyediakan ruang – ruang diskusi bagi guru – gurunya untuk bertemu dan melakukan pertemuan – pertemuan untuk bisa memecahkan masalah – masalah pembelajaran yang ada di sekolahnya. Baik melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau komunitas praktisi lainnya.

5. Menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi

Guru yang berada di Sekolah Penggerak harus mempercayai bahwa setiap siswa adalah unik dengan potensi sukses yang dimiliki olehnya. Sehingga kebutuhan belajarnya pun berbeda – beda. Oleh karena itu peran guru adalah menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi dengan cara menerapkan segmentasi dalam pembelajaran, mencintai keberagaman dalam proses pembelajaran di ruang kelas, melaksanakan asesmen sesuai tingkat kemampuan siswa, dan menciptakan sistem sekolah berdiferensiasi.

Jika dilihat dari peran yang harus dijalankan oleh guru, sepertinya berat, namun hal ini sudah lebih dulu diantisipasi oleh Kemdikbud melalui terobosan Merdeka Belajar episode kelima yaitu program Guru Penggerak.
Dalam program tersebut, guru penggerak disiapkan untuk menjadi motor penggerak bagi guru – guru lain di sekolahnya menuju transformasi pendidikan.

Selain itu, guru – guru Sekolah Penggerak juga akan mendapat penguatan SDM yang terdiri dari:

1. Program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching one to one) dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila, melalui kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas.
3. Penggunaan berbagai platform digital bertujuan mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang disesuaikan

Oleh karena itu, mari kita jalankan kelima peran guru di atas dan bersiap untuk menjadi guru – guru terbaik di Sekolah Penggerak serta berpartisipasi dalam mewujudkan transformasi pendidikan Indonesia.

 

Catatan : Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Februari hari ke 2

Nama : Theresia Sri Rahayu (Cikgu Tere)

Instansi : SDN Waihibur – Kab. Sumba Tengah Provinsi NTT

NPA : 10260901048

                Puisi darik

Tinggalkan Balasan

4 komentar