Tujuan adanya Program Guru Penggerak adalah untuk mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia. Transformasi yang dimaksud adalah perubahan nyata dalam paradigma belajar yang ditandai dengan adanya merdeka belajar.
Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya dibutuhkan proses yang cukup panjang dan usaha yang berkelanjutan. Sekurang – kurangnya ada 3 elemen kunci untuk mewujudkan transformasi pendidikan, yaitu:
- Adanya inisiatif. Inisiatif merupakan ide atau gagasan yang muncul dari dalam diri sebagai dorongan atas situasi yang sedang terjadi. Inisiatif timbul karena adanya kepekaan dan kepedulian. Oleh karena itu, inisiatif bukan lahir karena adanya paksaan dari pihak lain. Inisiatif harus jelas, mudah dipahami, dan mudah diikuti/dilaksanakan. Sehingga mempermudah banyak orang untuk mengikutinya.
- Adanya pemimpin. Peran seorang pemimpin dalam transformasi pendidikan sangatlah penting. Pemimpin akan memberikan contoh dan teladan bagi orang lain. Dengan adanya pemimpin, inisiatif yang dilakukan akan semakin tersebar luas sehingga banyak orang yang mengikutinya.
- Adanya pengikut. Inisiatif yang jelas dan pemimpin yang tegas, akan mengundang pengikut. Pengikut pertama akan melahirkan seorang pemimpin. Jadi, peran sebagai pengikut juga penting. Semakin banyak pengikut dari sebuah inisiatif, maka inisiatif itu dapat dinilai sebagai bentuk inisiatif yang baik dan bermanfaat.
Coba Anda simak video di bawah ini:
Menurut Anda, apa inisiatif yang terdapat di dalam video tersebut ? Siapakah pemimpin dalam video tersebut ? Dan siapa yang disebut pengikut dalam video tersebut ? Anda dapat menuliskannya di kolom komentar.
Semoga melalui media video, Anda memperoleh gambaran yang jelas tentang 3 elemen kunci dalam transformasi pendidikan.
Inkuiri Apresiatif
Selama ini, saya melihat berbagai praktik baik pembelajaran yang dilakukan oleh guru – guru di Indonesia. Terutama di masa pandemi ini. Ada guru yang menyajikan pembelajaran secara online melalui virtual meeting, ada guru yang menyajikan pembelajaran luring dengan sistem door to door, dan ada juga yang menggunakan model kombinasi antara daring dan luring.
Saya merasa terharu dengan berbagai kreativitas para guru di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Di balik musibah pandemi ini, saya dan para guru yang lain juga menilai bahwa ada hal positif yang kami peroleh. Di antaranya, guru menjadi semakin produktif dan tertantang untuk mempelajari hal – hal baru. Seperti belajar mengoperasikan komputer/laptop, belajar membuat video pembelajaran, membuat aplikasi pembelajaran, dll. Semuanya dilakukan demi memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi siswa selama Belajar dari Rumah (BdR).
Namun sayangnya, praktik baik yang mereka lalukan sebatas untuk dikonsumsi oleh kalangan sendiri. Hal tersebut tampaknya belum dikoordinir secara sistematis, sehingga hasilnya kurang maksimal. Dan tingkat kebermanfaatannya pun belum menyebar secara lebih luas.
Berdasarkan pengalaman saya mengikuti program pendamping guru penggerak, ada sebuah teknik yang dapat digunakan untuk menuangkan praktik baik pembelajaran yang akan diinisiasi di sekolah atau komunitas kita. Teknik tersebut adalah inkuiri apresiatif.
Menurut Cooperrider, Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kooperatif, menemukan hal positif dalam diri sesorang dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya. Baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan.
Model BAGJA
Model inkuiri apresiatif yang dapat dikembangkan adalah melalui BAGJA. BAGJA merupakan singkatan dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali impian, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.
BAGJA merupakan sebuah kerangka yang dikembangkan untuk mengkoordinir praktik baik yang akan kita inisiasi.
Secara lengkap, berikut adalah gambaran mengenai BAGJA:
- Buat Pertanyaan (B) :Apa fokus utama dari proses inkuiri yang akan Anda lakukan?Apa tujuan dari inisiatif yang akan dilakukan?Mengapa Anda ingin melakukan itu?
- Ambil Pelajaran (A) :Apa hal positif pada diri Anda/anggota tim Anda yang mengarah pada tujuan dari inisiatif yang dilakukan?Apasaja daya dukung yang tersedia?Apa yang sudah berjalan dengan baik?Siapa saja yang terlibat dalam kontribusi menghasilkan hal positif pada komunitas?
- Gali Impian (G) :Apa yang jadi impian Anda/tim yang Anda pimpin?Apa saja kemungkinan-kemungkinan positif yang akan terjadi di masa depan?
- Jabarkan Rencana (J) :Apa langkah-langkah (baik berurutan atau simultan) yang perlu dilakukan?Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas dapat berkontribusi membantu terwujudnya perubahan?Kapan dan dimana aksi/upaya transformasi itu dilakukan?
- Atur Eksekusi (A) :Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana dan kapan?Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?Bagaimana caranya menjaga komitmen dan konsistensi dalam mengeksekusi rencana?
Manfaat BAGJA bagi Guru Penggerak
Berikut ini adalah manfaat BAGJA bagi guru penggerak :
- Sebagai sebuah kerangka kerja atas inisiatif yang dibangun oleh Guru Penggerak
- Mempermudah guru penggerak dalam mengenali potensi yang dimilikinya (kekuatannya).
- Membantu guru penggerak untuk memetakan kebutuhan program yang akan dieksekusi
- Membantu pihak pimpinan / kepala sekolah dan pengawas serta pihak lainnya untuk melihat rencana aksi guru penggerak
- Sebagai sarana diskusi antara guru penggerak dan pihak lain yang diperlukan.
Kesimpulan : hendaknya seorang guru penggerak dapat menyusun kanvas BAGJA dalam menginisiasi praktik baik di kelas atau sekolahnya agar lebih tersusun secara sistematis. Dan inisitaif praktik baik ini dapat dengan mudah diikuti oleh guru yang lain. Sehingga kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh banyak orang.
Contoh kanvas BAGJA dapat download DI SINI
Sumber : Materi Pembekalan Pendamping Guru Penggerak
Catatan: Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Februari 2021 (Artikel ke 8)
Nama : Theresia Sri Rahayu (Cikgu Tere)
Instansi : SDN Waihibur
NPA : 10260901048
Vidwonya blm bisa dibuka
Baik, Om Jay. Sudah diperbaiki. Terima kasih Informasinya.