Poto pribadi
Selamat pagi agan-agan dimana saja berada, kali ini Kula berbagi cerita sedikit keadaan kampung halaman.
Suasana pagi ini cerah suhu udara cukup dingin namun masih musim kemarau, gatal jari jemari bermaksud sumbangsih jejak pikiran Kula raih android duduk bersandar berteman kopi hitam, dimulai lah menuliskan.
Bulan nampak separuh terlihat dilangit mengecil, bintang hadir satu menemani kembali ke pangkuan pemilik alam jagat raya Allah SWT. Aamiin
Muncang nama kampung Kula, identik disanding dengan buah pohon kemiri.
Tahu dong agan-agan Kemiri merupakan bumbu dapur disemua rumah tangga pasti ada.
Keras biji luarnya, empuk isi dalamnya itulah kemiri.
Perumpamaan biji kemiri banyak orang mendeskripsikan seakan kampung Kula layaknya buah kemiri.
Katanya keras perangainya namun lembut hatinya. Karakter itu tersematkan sejak lama.
Konon kabar para sepuh, kampung Kula cukup terkenal lahirnya sosok-sosok Jawara yang disegani.
Semisal dahulu terkenal sosok jawara namanya “Ondang” . Bila terjadi perselisihan sosok ini sebagai juru damainya.
Kisah demi kisah dari para sepuh dahulu dirasa menjadi keunikan tersendiri, betapa uniknya kampung kelahiran Kula.
Bila ingat dimasa kecil, sungguh menjadi kenangan indah tak akan dijumpai lagi dimasa kini.
Ya, karena keadaan sudah berubah dalam berbagai aspek kehidupan.
Poto pribadi
Semisal penerangan, dahulu hanya menggunakan lampu minyak cempor yang sering bikin lobang hidung hitam bersebab dari asap pembakaran lampu, geli sendiri bila ingat hal itu.
Begitupun bila kita menatap langit dahulu hanya terhalang dahan pohon yang rindang, masa ini tergantikan dengan bentangan jaringan aliran listrik dan kabel jaringan telepon.
Kemajuan yang diinginkan begitupun banyak hal kearifan yang tergantikan.
Agan-agan yang terhormat, tepat jam 06.00 wib penerangan masih terang benderang terlihat Kula abadikan dengan camera android.
Hilir mudik kendaraan dipagi buta seakan menjadi alarm kehidupan geliat warga kampung Kula.
Saat menorehkan cerita sederhana ini Kula selesai sarapan di warung nasi uduk Ma Eni. Nasi uduk yang lezat tak sedikit pengunjung menunggu antrian Nasi Uduk nya.
Kampung Kula sekarang berbeda dalam segala hal. Semoga kemajuan yang dirasa hari ini tidak menghilangkan kearifan dan kesahajaan masyarakat desa, kelak yang akan dijalani anak cucu Kula.
Selamat pagi kampung Muncang, tetaplah jadi Kemiri perumpamaan.
Kampung yang selalu dikenang oleh pendatang, kampung yang selalu dirindukan.
Kula bersama pagi kampung halaman.
Salam Literasi
Asikin Widi Jatnika
Reportase pagi nan elok dibaca dan enak dikuti sampai habis.. Kemiri keras diluar lembut didalam seperti karakter Kula Urang Banten.
Lanjutkan Kang Deden berceloteh gaya bertutur perihal alam semesta ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.