Memahami Proses Pra Cetak Buku

Teknologi, YPTD0 Dilihat

 

Belum lagi 2 bulan kehadiran terbitkanbukugratis.id, YPTD telah berhasil mencetak 35 buku. Buku yang dicetak itu begitu beragam. Mulai dari  Buku Kompilasi Pertama penulis YPTD, Traveling, Pendidikan, Puisi, Kisah bagaimana perjuangan kehidupan di negeri orang dan banyak lagi.

Tak lami lagi kita juga akan menikmati novel fiksi, yang kisahnya sudah bisa kita nikmati secara bersambung di website kesayangan kita ini. Juga akan hadir buku serial politik, bahkan kumpulan artikel dengan topik  khusus tentang Pancasila dari mahasiswa Akademi Keperawatan Polri.

Kita menyambut gembira antusiasme teman-teman yang biasa menulis di blog, apakah itu blog keroyokan Kompasiana , Indonesiana dan sekarang di situsnya YPTD terbitkanbukugratis.id maupun blog pribadi. Baik itu yang gratisan di blogspot atau wordpress maupun yang sudah memakai blog TLD yang didesain sendiri maupun yang berbasis  Blogger atau wordpress.

Diantara penulis yang sudah berpengalaman menerbitkan buku, bersama kita disini juga bergabung penulis yang benar-benar baru dan dan awam tentang proses bagaimana terbitnya sebuah buku. Ada baiknya saya menjelaskan bagaimana alur kerja terbitnya sebuah buku sampai hadir di tangan pembaca.

Kalau saya urut ke masa tahun 70an, saat saya pertama kali mengenal dunia cetak mencetak, maka menerbitkan buku sekarang jauh lebih mudah. Saking mudahnya, proses penerbitan buku itu bisa ditunggu!

Sebagaimana dijalani oleh YPTD di bawah komandan bapak Thamrin Dahlan hampir dua bulan belakangan ini. Sementara saya di tahun 70an, untuk mencetak selembar surat kabar saja yang kalau dilipat jadi seukuran buku hanya berjumlah 32 halaman, membutuhkan waktu paling cepat 14 jam! Bagaimana kalau beratus halaman seperti buku-buku yang teman-teman telah punyai? perlu berhari-hari.

Mengenal Proses Pracetak

Bagi teman-teman yang bukunya sudah jadi, mungkin merasakan bahwa menerbitkan buku itu benar-benar mudah.  Tinggal kirim naskahnya ke YPTD, tau-tau bukunya sudah jadi, asyik kan? Tapi benarkah prosesnya itu mudah seperti yang Anda bayangkan itu? Sabar dulu Esmeralda…

Setelah Anda mengirim naskah ke penerbit manapun, ada proses yang akan dilewati oleh naskah Anda sebelum masuk ke mesin cetak. Proses inilah yang disebut dengan proses pracetak.

Apa saja proses pracetak yang akan dilewati oleh naskah kiriman penulis, secara sederhana bisa kita lihat di bawah ini.

1. Editing

2. Lay Out

3. Proofreading

4. Pembuatan Cover

5. ISBN

 

  1. Editing. Proses editing dimulai sejak naskah diterima oleh penerbit. Inilah pekerjaan awal yang membutuhkan waktu dan konsentrasi, karena editor akan membaca dengan teliti setiap kata dan kalimat yang tertulis pada naskah. Ketelitian itu dibutuhkan saat melihat kesalahan ketik atau typo, kesalahan ejaan, kesalahan menempatkan tanda baca, titik, koma, tanda seru, tanda tanya dan sebagainya.Proses editing ini bisa berlangsung berhari-hari, tergantung banyaknya kesalahan.
  2. Lay out. Sering juga disebut dengan Tata Letak. Proses ini dilakukan setelah proses editing selesai. Tugas penata letak adalah mengatur bagaimana artikel bisa terbaca dengan nyaman sesuai dengan ukuran buku, apalagi kalau dilengkapi dengan foto atau grafis.
  3. Proofreading. Membaca ulang naskah yang sudah diedit tentang tata bahasa, juga logika penulisan kalimat yang sering terjadi ketika penulis ingin menjelaskan sesuatu tapi dengan berbelit-belit, atau tidak mempunyai kosa kata yang tepat dalam penulisannya, sehingga yang membaca juga bingung saat membacanya.
  4. Pembuatan Cover. Cover bisa dibuat atau diusulkan oleh penulis, bisa juga diserahkan ke penerbit yang kemudian diperlihatkan ke penulis untuk persetujuan. Pembuatan Cover juga bisa sejalan dengan saat berlangsungnya proses editing atau proofreading.
  5. ISBN. Proses pembuatan ISBN memang hanya bisa dilakukan oleh penerbit karena berhubungan dengan masalah hukum internasional yang di Indonesia diwakili oleh Perpustakaan Nasional, makanya harus diajukan oleh penerbit yang berbadan hukum dan tidak bisa diajukan oleh penulis atau perseorangan.

Diantara 5 kategori di atas, hanya proses ISBN lah yang sepenuhnya ditangani langsung oleh YPTD, sementara pencetakan buku YPTD bekerjasama dengan percetakan yang saat ini ditangani oleh Buring. Sementara 4 kategori yang lain belum ditanggung oleh YPTD, seperti, editing, layout, proofreading dan pembuatan cover. Makanya seperti yang saya tulis di artikel sebelumnya disini YPTD mengharapkan naskah yang dikirim ke YPTD hendaklah naskah yang sudah “matang”, dalam artian naskah yang sudah melewati proses editing, layout, proofreading dan sudah punya cover.

Untuk menghasilkan buku yang berkualitas dan layak baca memang diperlukan banyak hal, tidak hanya naskah. Makanya seperti saya kutip dari Mediaguru, bisa kita lihat berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk memproses sebuah naskah hingga layak cetak jadi buku

Lalu bagaimana dengan buku-buku yang diterbitkan YPTD selama ini? YPTD sebenarnya ingin memberikan yang terbaik buat para penulis yang mempercayakan penerbitan bukunya kepada YPTD. Tapi YPTD juga punya keterbatasan. Seperti yang teman-teman lihat selama ini, YPTD itu diurus hanya oleh 1 orang! Yaitu oleh bapak Thamrin Dahlan sendiri. Beliaulah yang wara-wiri kesana-sini, ke Perpusnas mengurus ISBN, ke percetakan Buring, lalu ditambah lagi dengan proses pengiriman buku ke teman-teman penulis yang berada di luar kota Jakarta. Sementara Pak Thamrin sendiri walaupun sudah pensiun, masih harus mengajar di beberapa tempat. Memang saat ini waktu mengajarnya bisa dari rumah secara daring dan WFH. Tapi bila Covid-19 ini sudah hilang atau berhasil diatasi nanti, saya yakin beliau akan kelelahan dengan pekerjaan yang menumpuk ini.

Memang seperti dikatakan Pak Thamrin Dahlan, bahwa pengeditan dibantu oleh saudara Rizal dari Buring, tapi sebenarnya yang dilakukan oleh Rizal hanya sekadar melakukan proses layout buku, agar bisa langsung dicetak.

Jadi bagi teman-teman yang ingin bukunya terbit tapi tidak hanya sekadar terbit, tapi layak baca dan layak jual, memang dibutuhkan kerja ekstra dan biaya ekstra, bila membutuhkan tenaga berpengalaman untuk melakukan beberapa hal seperti yang saya paparkan di atas.

Saya sebenarnya ingin membantu penuh pak Thamrin Dahlan, tapi nampaknya beliau masih kuat dan menikmati kerja bakti dan kerja sosial yayasan yang beliau dirikan ini. Mungkin suatu saat nanti ketika permintaan penerbitan buku semakin meningkat dan beliau mungkin mulai keteteran atau capek.

 

Tinggalkan Balasan