Makan Bersama Tingkatkan Rasa Kekeluargaan

Meja makan bercerita tentang keakraban.

Meja makan berkata tentang kejujuran.

Di atas meja makan: ada kisah, ada cerita, ada cinta, ada tawa, ada air mata.

-P. Sandra D.

 

Hari ini salah satu guru di sekolah saya membawa pepes lele dumbo. Sudah hal yang lumrah jika sesekali para guru di sekolah kami makan bersama. Terkadang berbagi tugas (membawa apa saja). Terkadang datang dari satu dua orang namun tetap dimakan ramai-ramai. Terkadang karena ada yang syukuran, oleh-oleh atau kami ikut menikmati nasi liwet buatan bapak-bapak guru.

Sebagaimana filosofi meja makan yang diungkapkan P. Sandra D. di awal tulisan ini, saya sepakat bahwa makan dapat mempererat rasa kekeluargaan. Ketika makan, banyak hal yang bisa diceritakan. Kita dapat menyimak kisah orang lain sehingga mempererat rasa kekeluargaan.

dokpri made by canva

Beberapa guru di sekolah saya (termasuk guru honor sekali pun) juga sering beramal dengan makanan. Mentraktir jajanan sekolah, atau memberi apresiasi anak yang tampil literasi dengan es krim gratis. Saya sungguh bersyukur karena sesekali juga dapat berbagi hasil masakan sendiri. Meski menunya sederhana, asalkan dimakan bersama pasti terasa sangat nikmat.

“Berbagi dengan orang lain adalah bentuk terbaik mensyukuri apa yang telah kita dapatkan.” (Anonim)

Mengutip tulisan P. Sandra D. di hipwee.com, “(Meja makan) adalah benda biasa yang mampu menciptakan segmen menakjubkan, berkata tanpa kebohongan, atau kadang juga menutup rapat kebenaran. Meja makan itu dapat merubah manusia hebat menjadi individu kerdil. Dan si meja makan itu juga mampu mengubah manusia biasa menjadi luar biasa.”

Jadi, apa cerita meja makanmu?

Tinggalkan Balasan