Redundant 20: Pisang Goreng di Mata Dunia
Oleh Erry Yulia Siahaan
Pertengahan Februari lalu, saya dikirimi sebuah foto yang menunjukkan pisang goreng Indonesia berada pada urutan teratas dengan skor 4.60 sebagai gorengan terbaik (terenak) di seluruh dunia. Posisi ke-50 atau terendah adalah roscos fritos dari Spanyol, dengan skor 3.80. Penilaian Taste Atlas edisi Februari 2023 itu menempatkan pisang goreng mengungguli penganan top dunia seperti bomboloni (Italia) di urutan ke-7, donat (AS) di nomor 18, dan es krim goreng (AS) di urutan ke-27. Terlepas dari sehat atau tidaknya pisang goreng, berita itu cukup menyenangkan.
Taste Atlas merupakan panduan tentang makanan tradisional yang memuat resep otentik, ulasan kritikus makanan, dan artikel penelitian tentang bahan dan hidangan populer. Didirikan sejak 2015 oleh wartawan dan pengusaha Kroatia bernama Matija Babic, kata situs Wikipedia, Taste Atlas merupakan peta interaktif untuk berbagai hidangan tradisional di dunia, bahan-bahan lokal, dan restoran otentik, yang jumlahnya hampir 10.000 hidangan, minuman, dan bahan makanan, serta 9.000 restoran.
Pisang goreng merupakan jenis makanan yang mudah sekali dijumpai di Tanah Air. Namanya bisa berbeda-beda antardaerah, begitu pula cara membuat dan cara memakannya. Di Bali, pisang goreng dikenal dengan nama godoh biu dan di Jawa disebut gedhang goreng. Cara membuatnya juga beragam. Ada yang cuma mengoleskan pisang dengan mentega lalu digoreng dengan sedikit atau tanpa minyak, sehingga hasilnya seperti pisang sale. Ada yang mencelupkannya dulu dalam adonan tepung dengan atau tanpa mentega, baru digoreng. Ada juga yang setelah mengolahnya memberi taburan gula halus dan kayu manis halus, atau cokelat, di atasnya.
Tentang cara menyantapnya, ada yang memakannya begitu saja. Ada yang mencelupkannya dalam sambal. Ada juga yang memakannya dengan selai atau es krim.
Pisang goreng, sebagaimana dikategorikan oleh situs tasteatlas.com, termasuk ke dalam penganan deep-fried dessert, istilah bahasa Inggris untuk gorengan. Pisang goreng merupakan makanan populer di Asia Tenggara dan India Selatan. Istilah pisang goreng tidak hanya dikenal di negara kita, tetapi juga di Malaysia dan Singapura. Meskipun demikian, di Malaysia ada juga yang menyebutnya kuih kodok. Seperti halnya di Indonesia, pisang goreng juga banyak dijual di pinggir jalan dengan nama kluai khaek dan di Filipina sebagai maruya.
Sekalipun nama pisang goreng juga ada di negara lain dan makanan sejenis terdapat pula di negara lain, atau meskipun sejumlah situs menyebutkan bahwa budaya yang terkait pisang goreng adalah Amerika Tengah dan Karibia, kita senang bahwa Taste Atlas dalam ranking tersebut memasang bendera Indonesia untuk penganan bernama “pisang goreng”.
Banana Fritter
Pisang goreng disebut juga banana fritter dan di sejumlah negara dikenal dengan nama lokal masing-masing. Dalam situs delightedcooking.com, C. Mitchell mendefinisikan banana fritter sebagai jenis makanan penutup yang dibuat dengan melapisi atau memasukkan pisang ke dalam adonan manis, lalu menggorengnya dengan minyak. Baik dalam ukuran kecil (sekali gigit) maupun dalam potongan pisang utuh atau buah tumbuk yang dibentuk menjadi bola-bola bundar. Gorengan dinikmati oleh banyak budaya berbeda, dari Karibia hingga Asia Tenggara. Hampir setiap negara yang menanam pisang memiliki resep pisang goreng, yang intinya melibatkan adonan dari telur, tepung, gula, dan mungkin juga rempah-rempah, biji-bijian, atau madu.
Di Thailand, pisang goreng atau kluai thot secara tradisional dibuat dari pisang burro atau chunky banana (di Indonesia biasa disebut pisang batu) yang dikupas dan diiris, yang secara lokal disebut kluay nam wa, yang seluruhnya dicelupkan ke dalam campuran tepung beras tipis, lalu digoreng dengan minyak panas hingga membentuk kerak yang renyah. Adonan biasanya dibuat dari tepung beras, tepung serbaguna, biji wijen, baking powder atau jeruk nipis, soda kue, gula, garam, parutan kelapa matang, dan air. Pisang goreng yang manis dan renyah dijual dan dinikmati selagi hangat, sebagai camilan, hidangan penutup, atau hidangan pembuka.
Di Brunei, sebagaimana dituliskan dalam Wikipedia, istilah lokal untuk banana fritter adalah cucur pisang. Cucur pisang yang dibuat dengan madu merupakan makanan pada sore hari. Di Vietnam disebut chuối chiên di mana pisang yang telah digoreng disiram dengan rum atau arak beras dan dibakar untuk membuatnya lebih garing. Di Suriname disebut bakabana (baked banana)
Di Kamboja, namanya adalah num chek chien, yang dibuat dengan mencelupkan pisang pipih ke dalam campuran kental dari tepung beras, biji wijen, putih telur, dan santan, yang diberi garam dan gula. Kudapan ini biasanya dimakan dengan es krim kelapa sebagai pendamping.
Di India Selatan, pisang goreng dikenal sebagai vazhakkappam atau pazham pori, ethakka appam, “boli”, atau bekachi. Cara membuatnya hampir sama, yaitu dengan mencelupkan lebih dulu pisang matang ke dalam tepung sebelum digoreng. Penganan ini dimakan sebagai sarapan atau kudapan. Makanan ini juga disebut sebagai balekayi bajji dalam bahasa Kannada, vazhakkay bajji dalam bahasa Tamil, dan aratikaya bajji dalam bahasa Telugu.
Di Filipina, namanya beragam. Umumnya dibuat dari pisang saba, pisang masakan asli yang banyak digunakan dalam masakan di negara itu. Saging pritong adalah pisang saba yang digoreng (tanpa adonan) dan lazim disajikan dengan gula atau sirup. Sedangkan maruya adalah pisang yang dimasak dengan adonan dan biasanya diiris tipis dan dibentuk menyerupai kipas. Untuk jajanan di pinggir jalan, yang umum adalah banana cue (pisang goreng yang dilapisi gula karamel dan disajikan dengan tusuk sate) dan turon (mirip lumpia).
Kaya Varian
Di Indonesia, pisang goreng biasa dimakan sebagai pendamping teh atau kopi panas, pada pagi atau sore hari. Pisang goreng bersama gorengan lainnya umum ditemukan di gerobak-gerobak jajanan di pinggir jalan. Jenis pisang yang dipakai utamanya pisang raja dan pisang kepok. Adonan tepung biasanya dibuat dari campuran tepung terigu, tepung beras, tapioka, dan atau tepung roti, dengan atau tanpa mentega. Ada juga yang suka menambahkan sedikit santan, atau susu dan ekstrak vanila untuk memperkuat aroma.
Salah satu kelebihan Indonesia adalah karena terdapat cukup banyak varian untuk pisang goreng. Ada yang dikenal dengan pisang goreng kipas atau pisang goreng Pontianak. Cirinya adalah pisang diiris vertikal dan dibentuk menyerupai kipas, dicelupkan kedalam adonan tepung, kemudian digoreng.
Jenis lain adalah pisang goreng pasir, kremes, madu, molen, cokelat, embal, nugget, pisang goreng telanjang, dan pisang goreng Manado. Pisang goreng pasir dibuat dengan menambahkan remah roti ke dalam adonan, sehingga hasilnya bertekstur mirip kroket. Mirip pisang goreng pasir, pisang goreng kremes sedikit berbeda dalam hal adonan dan teknik penggorengan. Adonan dibuat dari tepung beras, ekstrak vanila, dan santan.
Pisang goreng madu dibuat dengan mencampurkan madu ke dalam adonan, kemudian pisang goreng ditaburi madu sebelum disajikan. Karena mengandung madu, warna pisang goreng menjadi agak gelap. Pisang molen dibuat dengan membungkus pisang dengan adonan pastry tipis berbentuk pita, lalu digoreng.
Pisang cokelat, sering disingkat “piscok”, dibuat seperti membuat lumpia, yaitu dengan kulit crepe tipis yang diisi pisang dan ditaburi cokelat atau susu kental manis cokelat, dilipat lalu digoreng. Pisang embal dibuat dengan adonan embal (dari tepung tapioka atau tepung singkong). Pisang nugget berukuran kecil-kecil menyerupai potongan chicken nugget, dengan cara pembuatan yang mirip dengan pisang goreng pasir yang dilapisi tepung roti. Pisang goreng telanjang dibuat tanpa adonan tepung, tapi hanya olesan mentega dan diberi taburan keju di atasnya. Sedangkan pisang goreng Manado dibedakan dari pendampingnya yaitu sambal ikan roa. ***