Dua bocah duduk di dapur penuh jelaga
Tungku dingin terdiam
Hari sudah jam delapan malam
Mereka menguap menahan kantuk mendera
Beruntun tanya pada emak, bapak pulang jam berapa?
Sebentar lagi, sebentar lagi, jawab emak berulang-ulang sambil terkantuk
Bapak akan membawa secanting beras, mungkin sedikit lauk
Bapak hanya tukang parkir di kota
Kring sepeda berbunyi, bapak pulang dengan peluh bersimbah
Emak tergesa menanak nasi
Anak-anak tersandar, memandang kedap kedip api
Kayu bakar mungkin sedikit basah
Bapak tak membawa lauk, hanya sebungkus kerupuk dan sebotol kecap
Bapak dan emak tidak makan bersama
Menunggu makanan tersisa dari anak-anaknya
Dengan mata hampir terkatup, kami makan dengan lahap
Fatmi Sunarya, 11 September 2021
Puisi ke 21 KMAA