Hidup Singkat Seni Abadi Bersama YPTD

Humaniora, Terbaru41 Dilihat
Hidup singkat seni abadi. Dokumen pribadi

Kita boleh saja bangga akan deretan prestasi yang kita raih dalam perjalanan hidup kita. Euforia prestasi itu hanya bertahan seminggu, sebulan hingga setahun. Tetapi, ketika kita memiliki hasrat untuk menuliskannya dalam untain kata demi kata, di situlah kita memasuki ranah investasi ilmu pengetahuan.

 

Menulis  sebagai investasi ilmu pengetahuan karena ada beberapa nilai yakni; meninggalkan jejak, berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan membangun relasi persahabatan. Tujuan dari ketiga poin ini adalah mengukuhkan, mengabadikan nama kita dalam sejarah peradaban dunia.

 

Dunia yang kita tempati ini hanyalah sementara. Berawal dari kelahiran menuju pilihan dan berakhir pada kematian.

 

Sadar atau pun tidak, kita ini berada pada siklus kematian hakiki. Apa itu kematian hakiki? Kematian hakiki adalah kematian yang melanda mereka yang tidak pernah merefleksikan dramatisasi kisah perjalanan hidupnya.

 

Tipikal dari kelompok ini adalah menjalani kehidupan tanpa arah dan tujuan yang jelas dan pasti. Akibatnya, kebanyakan dari kita  kerap/sering mengalami “krisis identitas.” Meskipun kita sudah memasuki usia kepala tiga, empat, lima, dst.

 

Kebijaksanaan (Sophia) tidak tergantung pada taraf usia kita. Justru kebijaksanaan itu kita dapat dari pergumulan hidup yang kita alami setiap waktu.

 

Spiral waktu terus berputar. Usia pun semakin berkurang bukan bertambah. Karena batas kehidupan kita maksimal 80-90 tahun. Itu pun  jika kita memiliki keseimbangan hidup.

 

Keseimbangan hidup

Frasa ini masih abstrak/belum jelas. Ya, karena saya belum menganggit poin kedua yakni; Berbagi pengetahuan dan pengalaman.

 

Sejatinya ilmu pengetahuan itu lahir dari pengalaman konkrit manusia setiap hari. Apa yang kita lihat, cium, dengar, rasakan itulah ilmu pengetahuan yang sebenarnya.

 

Absolutisme (kesempurnaan) hidup adalah tujuan dari pencarian kita. Sebelum menuju ke fase tersebut, kita akan dihadapkan dengan bejibun permasalahan, perselisihan, benci, marah, sedih dan segala sesuatu yang berkaitan dengan propaganda emosional kita.

 

Ketika psiko emosional kita (keadaan batin) hacur berkeping-keping bersama reruntuhan kota Hiroshima dan Nagazaki, di situlah kita butuh peremajaan diri yakni dnegan jalan “KESEIMBANGAN.”

 

Cara untuk mendapatkan keseimbangan hidup adalah melalui refleksi, kontemplasi dan meditasi.

 

Refleksi berarti kita melihat pengalaman hidup kita sepanjang hari bersama diri sendiri, rekan kerja, suami/istri, orangtua dan anak, si doi (pujaan hati), alam ciptaan, dan yang terpenting adalah pengalaman spiritual kita bersama “SANG PENCIPTA ” –  Fredy Suni.

 

Pada fase/ranah ini saya mencocoklogikan dengan ajaran dari salah satu tokoh humanisme global yakni; Zig Ziglar yang mengatakan,” Jika engkau kecewa dan mengeluh terhadap kekurangan yang ada pada dirimu sendiri, datanglah kepada arsitek yang telah merancang dan menciptamu.”

 

Inilah pengalaman spiritual saya sendiri ketika berada di samudera kekacauan emosional. Dari pengalaman ini saya menemukan ilmu pengetahuan baru untuk dibagikan kepada pembaca YPTD dan dunia literasi Indonesia.

 

 

Poin ketiga; Mengukuhkan/mengabadikan nama kita dalam sejarah peradaban dunia

Cara yang paling efektif bagi kita untuk meninggalkan jejak literasi bagi peradaban dunia adalah menulis buku.

 

Alasan kita menulis adalah ide/gagasan kita tidak hilang begitu saja. Mengingat, kata-kata hanya numpang lewat. Ibarat pepatah klasik Jawa adalah “Urip iku mung mampir ngombe “yang berarti hidup itu hanya sebatas mampir minum.

 

Ya, begitulah sistem kerja bahasa lisan yang kita ucapkan setiap hari. Akan tetapi, bersama Penerbitan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), perpustakaan atau laboratorium kosakata kita berupa ide akan tersimpan abadi dalam bentuk karya. Baik yang tersimpan di media digital, maupun yang tersimpan di dalam media cetak berupa buku.

 

Inilah arti dari  kualitas YPTD untuk memajukan budaya literasi Indonesia dalam kurun tahun-tahun yang panjang.

 

YPTD tahun lalu belum dikenal luas oleh khalayak. Tetapi, hari ini kita boleh berbangga dan bersyukur bahwasannya kehadiran YPTD di panggung literasi Indonesia semakin menajamkan diri menuju puncak kejayaannya.

 

YPTD 3-5 tahun mendatang akan menjadi rumah  besar bagi literasi Indonesia. Dan kita pun sedang menuju takdir tersebut.

 

Selamat ulang tahun YPTD yang ke-1.

 

Jakarta, 13 Agustus 2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan