Oleh; Hariyanto
Guru yang aktif mengikuti perkembangan zaman, tentu tidak mau tertinggal dengan berbagai pembaharuan di bidang pendidikan, seperti perubahan Kurikulum misalnya. Setiap perubahan selalu dianggap positip dan bisa menjalaninya dengan “enjoy”. Tetapi semua kembali kepada pribadi guru, yang biasanya bersikap “mencermati” setiap pembaharuan yang ada , dan cenderung bersifat menunggu. Sehingga apa yang diharapkan untuk satu kecepatan implementasi menjadi kontra produktif dan dianggap menganggu.
Kita mencoba menganggap guru yang bersifat postip. Mereka akan segera mengenali hal baru yang dirasa mempermudah kinerja dan sekaligus menguntungkan dirinya. Nah pembaharuan dianggaplah sebagai keuntungan dan bukannya sebagai beban. Untk kasus kumer misalnya. Berikut ini merupakan keuntungan Kurikulum Merdeka bagi guru yang perlu diketahui, antara lain:
- Mengurangi Beban Guru
Selain menjalankan tugas mulia, guru juga dihadapkan dengan tugas tersulit. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, diharapkan dapat untuk mengurangi beban guru. Hal ini yaitu guru dapat mengajar siswa dengan leluasa dan merdeka dari tugas administrasi yang terkadang memberatkan, selain itu juga merdeka dari tekanan intimidasi lainnya. - Disederhanakannya RPP
Dengan disederhanakannya RPP, dapat membantu guru dalam mengurangi beban administrasi serta memberikan kebebasan pada guru. Apalagi RPP yang baru di kumer ini yang disebut modul ajar, sudah disediakan banyak contoh tinggal dicopy dan disessuaikan di lapangan tempat bertugas. Teman guru di lapangan juga banyak memberikan jalan kemudahan yaitu berupa aplikasi membuat modul ajar, yang bisa diedit dengan mudah disesuakan dengan tujuan pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) - Menciptakan Suasana Belajar yang Lebih Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan tidak hanya dapat meningkatkan semangat belajar, tetapi para guru dan orang tua juga dapat merasakannya. Misalnya, siswa SD semangat dalam mengerjakan latihan soal SD, dan menghadapi ujian dengan soal HOTS. - Bebas Berekspresi
Terciptanya lingkungan sekolah yang bebas dari hambatan dan tekanan psikologis merupakan maksud dari Kurikulum Merdeka mengeluarkan kebebasan bereskpresi bagi guru dan siswa di sekolah. - Kemerdekaan Guru
Guru memang mempunyai peran penting dalam bidang pendidikan. Namun, tidak semua beban harus ditanggung oleh guru. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, guru diharapkan tidak menjadi seseorang yang selalu disalahkan dan ditinggal sendiri untuk menyelesaikan masalah. Guru bisa mengembangkan ketrampilan melalui guru berbagi dan contoh yang ada di Platform Merdeka Mengajar (PMM ) - Meningkatkan Kompetensi Guru
Keberhasilan program dari merdeka belajar adalah ditentukan oleh guru yang mempunyai kompetensi baik. Akan tetapi, kompetensi yang dimiliki guru masih belum merata, yaitu masih banyak ketimpangan yang terjadi pada guru di daerah tertentu. Sehingga diperlukan pelatihan secara terus menerus guna meningkatkan kompetensi guru dan meratakannya. Ada pelatihan mandiri yang disediakan Pemerintah melalui Platfoom Merdeka Mengajar (PMM). - Tidak Menuntut Siswa Menjadi Sama
Dalam Kurikulum Merdeka terdapat perubahan bagi siswa dan guru. Setiap siswa mempunyai keistimewaan sendiri. Sehingga guru berperan sebagai pendidik sekaligus teman untuk menciptakan keahlian dan menunjukan bakat yang dimiliki siswa. Hal ini dilakukan setelah guru mengadakan assesmen diagnostik untuk mengetahui kesiapan belajar siswa, profil belajar dan minat siswa. Dari sini pembelajaran akan dilakukan sesuai perbedaan kriteria siswa tersebut. - Mendukung Inovasi Guru dalam Mengajar
Dalam kurikulum ini, guru dibebaskan untuk berinovasi dan didukung mengenalkan metode pembelajaran yang lebih baik dalam rangka menciptakan suasana kelas yang lebih hidup. Pembelajaran yang berorientasi pada siswa didik. Berbagai metode dan pendekatan dapat diterapkan di dalam pembelajaran, terutama yang bisa mengaktifkan siswa belajar.
Itulah keuntungan Kurikulum Merdeka yang didapatkan oleh guru. Sehingga diharapkan, melalui kurikulum ini, guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas
Blitar, 30 Juli 2022
Hariyanto