Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (13)

KMAB, Novel77 Dilihat

Ilustrasi cover novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Foto by Ajinatha). 

Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022. 

BACA JUGA : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (1). 

Episode 13 

Kota Bandung pagi ini begitu dingin. Udaranya menusuk setiap pori-pori tubuhku. Sementara di luar, hujan rintik-rintik dan sedikit hembusan angin bisa kunikmati sambil duduk menghirup segelas kopi hitam yang masih panas, mengepulkan asapnya yang beraroma khas.

Kantin Rumah Sakit sepagi ini juga memang masih sepi. Akupun rutin menyantap sarapan nasi goreng sambil menikmati tayangan berita televisi.

Ada kudeta militer di Myanmar dimana Presiden dan Perdana Menteri mereka ditahan oleh kubu militer. Kudeta mengerikan yang rasanya tidak mungkin terjadi di negeri kita ini. Semoga.

Juga berita isu kudeta Partai Demokrat oleh oknum dari lingkaran Istana, katanya. Satu kudeta Negara satu lagi kudeta partai. Lucu juga berita televisi ini.

Tapi akhirnya aku tidak tertarik dengan berita politik itu. Running text di bawah lebih menarik perhatianku.

Polisi berhasil mengungkap praktik protitusi online dengan menangkap seorang perantara yang selama ini menjadi buron. LM demikian inisial mucikari ini, berhasil diamankan di sebuah hotel.

Sempat aku tertegun membaca berita itu. Aku tetiba jadi teringat Mikayla Angela. Gadis yang menjadi korban praktik yang menjerumuskan itu. Inisial LM dalam berita itu juga mengingatkan cerita Kayla dengan sosok Lorenzo Martin. Lelaki peranakan latin ini pernah menjerat Mikayla dalam dunia kelam tersebut.

Apakah LM yang dimaksud itu adalah Lorenzo Martin yang sering dipanggil Bos Enzo oleh para anak asuhnya.

Akhir-khir ini aku merasakan kekhawatiran dengan Mikayla. Apakah dirinya masih sering dimanfaatkan dengan jeratan oknum mucikari itu? Ataukah Kayla sudah berhasil menghindar dengan aman. Benar-benar rasa khawatir ini terus saja menghiasi benakku.

Tampaknya aku harus bertemu Tiffany sekedar mencari info terbaru. Tapi kenapa tidak langsung saja bertemu dengan Mikayla? Untuk saat ini mungkin lebih baik tidak dulu, hanya untuk menghindari kesalah pahaman. Aku sangat berhati-hati berbicara masalah peka tersebut di hadapan Mikayla.

Maka untuk yang kedua kalinya dalam sepekan ini aku kembali janjian ketemu dengan Tiffany. Ketika aku hubungi, ternyata gadis itu juga ingin bertemu denganku karena ada yang ingin dibicarakan.

Tacik Fany, kadang aku memanggil Tiffany dengan sebutan itu. Tacik adalah panggilan akrab untuk kakak perempuan dalam keluarga Tionghoa. Walaupun usia Tiffany jauh lebih muda dariku namun panggilan itu menunjukkan rasa hormat dan keakraban.

Kami sepakat kembali bertemu di Kantin Kampus agak sore. Karena siang itu aku harus mengikuti sesi pertemuan dengan dokter Hambali dalam diskusi rutin.

Hujan sore hari sudah jadi rutin, aku menuju Kantin. Di sana aku melihat Tiffany sudah duduk menunggu di meja pojok. Melihat kedatanganku, Tiffany tersenyum menyambutku.

Tempat di pojok itu sangat cocok untuk membicarakan hal-hal penting. Karena posisi mejanya sangat mendukung, berada di pojok ujung ruangan kantin agak terpisah dari meja lainnya.

“Sudah lama Tacik!” Sapaku.

“Ah Mas rasanya panggilan akrab itu lama sekali tak kudengar.” Suara Tiffany senang aku panggil dengan sebutan Tacik.

“Iya ingat zaman SMA dulu ya.” Tiffany hanya mengangguk sambil tak lepas melempar senyum manisnya.

“So, ada berita penting apa nih?” Tanyaku langsung memancing ke pokok pembicaraan.

“Mas Hen, ini kabar terbaru dari Kayla. Tadi pagi lihat berita di Televisi?” Ini dia yang aku tunggu kabar tersebut.

“Iya Fany. Maksudnya penangkapan mucikari LM?”

“Benar Mas. Tapi ini justru yang menjadi ketakutan Kayla. Sebelum ditangkap, LM sempat kontak menawarkan kerjaan kepada Kayla.”

“Lalu jawaban Kayla?”

“Kayla menolaknya. Juga menegaskan keluar dari jaringannya.”

“Lalu apa yang menjadi ketakutan Kayla?”

“Kayla hanya takut dilibatkan dalam masalah ini. Bukti-bukti ada dalam ponsel milik LM.”

Aku sempat tertegun mendengar penjelasan Tiffany. Setelah berfikir posisi Mikayla hanya sebatas korban. Mungkin salah satu korban diantara puluhan dari nama-nama wanita yang ada dalam ponsel LM tersebut.

“Bos Enzo sering mengancam Kayla jika orderannya ditolak. Dalam dua tahun ini Kayla sudah tidak lagi ada dalam dunia hitam itu.” Tambah Tiffany.

BERSAMBUNG Episode 14

@hensa.

Tinggalkan Balasan

1 komentar