Ilustrasi cover novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Foto by Ajinatha).
Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022.
Episode 14.
Konon beritanya LM yang terkenal dipanggil bos Enzo oleh anak asuhnya, juga sebagai perantara sejumlah oknum artis yang bisa dipesan dalam jaringan prostitusi miliknya.
Bahkan dari berita-berita yang beredar Bos Enzo ini juga sebagai perantara bagi mereka yang menginginkan wanita dari luar negeri. Jaringannya sudah sangat luas sampai mancanegara.
Wanita-wanita muda asal Taiwan, Hongkong atau Negara Eropa Timur adalah para pekerja sex professional yang sering ditawarkan seorang Bos Enzo.
Jika demikian, maka kecil kemungkinan akan melibatkan Mikayla yang hanya seorang mahasiswi, tentu polisi akan memilih seorang artis yang dijadikan sebagai saksi. Atau wanita asal luar negeri yang juga tertangkap dalam penggerebegan di Hotel tersebut.
“Fany. Jangan kuatir itu tidak akan terjadi. Kayla tidak akan dilibatkan.” Kataku tegas.
“Tapi Mas. Dalam penggerebekan itu ada teman Kayla yang juga ditangkap. Kelihatannya Kayla sangat takut dilibatkan. Kayla takut keluarganya di Medan jadi tahu kejadian memalukan ini.”
Aku mencoba tersenyum dan Tiffany hanya memandang senyumku penuh rasa risau. Wajar sebagai sahabat dekatnya, Tiffany merasa risau merasa galau dengan keadaan Mikayla.
Dihadapan Tiffany, gadis cantik berkulit putih bersih ini, aku berjanji akan memberikan dorongan semangat kepada Mikayla agar tetap tabah menghadapi ujian ini.
Sesungguhnya aku juga merasakan kekhawatiran tersebut. Karena dalam operasi di Hotel itu ada teman Mikayla yang juga terjerat.
Namun aku mencoba membuang pikiran yang tidak enak tersebut. Untuk lebih tenang mungkin aku harus menemui Mikayla di kediamannya, maka sore itu aku meluncur jalan Bali.
Rumah paviliun tempat Mikayla kost terlihat sepi. Aku membuka pintu pagar ternyata terkunci. Apakah Mikayla sedang tidak di rumah?
Sebaiknya aku kontak saja ponselnya. Berkali-kali hubungan ponsel itu tidak berhasil karena tidak aktif. Aku mulai merasakan hal-hal yang tidak enak tersebut muncul lagi.
Akhirnya aku menghubungi Tiffany. Ternyata benar, Mikayla ada di Bareskrim Polda tengah diminta keterangan sebagai saksi. Aku hanya berharap dia baik-baik saja dan kejadian ini menjadi pelepas bagi belenggu yang selama ini menghimpitnya.
Semalaman aku tidak mampu tidur dengan pulas karena mengingat Mikayla yang mungkin masih berada di Markas Polisi. Ponselnya jelas tidak bisa dihubungi. Walaupun ponselnya aktif tetapi berkali-kali panggilanku tidak direspon.
Esoknya hampir semua agenda kegiatanku tidak bisa aku lakukan dengan fokus. Diskusi rutin dengan dokter Toni, ahli bedah senior termasuk magang di ruang operasi pagi itu untung saja bisa dilewati dengan baik.
Pada siangnya, di Perpustakaan Pusat, aku hanya menghabiskan waktu untuk melamun memikirkan Mikayla. Apa yang sedang dia lakukan saat ini Kayla?
Pertanyaan dalam hati yang disambut dengan dering ponselku. Panggilan masuk dari Kayla.
“Hallo Kayla!”
“Mas Hen, ini saya sekarang sudah bebas!”
“Kayla ada dimana sekarang?”
“Sudah di rumah. Mas bisa enggak kita ketemu?”
“Baik Kayla.”
Segera aku meluncur menuju rumah kost Mikayla. Aku kini merasa bahagia karena gadis dambaanku ini sudah bisa lepas dari belenggu yang selama ini menyanderanya.
Di depan teras rumah itu, Mikayla sudah menungguku. Dia berlari menyambut untuk memelukku erat sekali. Isak tangisnya tidak bisa dibendung. Aku hanya terpana tak mampu bicara sepatah katapun. Benar-benar membisu. Bisunya seorang Jomlo Pesantren.
@hensa.
1 komentar