Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (4)

KMAB, Novel360 Dilihat

Ilustrasi wanita idaman jomlo pesantren (Foto by iStockphoto).

Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022. 

BACA Kisah Cinta Jomlo Pesantren (1). 

Episode 4. 

Senin pagi ini, ada kegiatan akademik mata kuliah Keterampilan Praktik Klinik Tahap III. Biasanya jadwal berlangsung hingga siang.

Namun pagi itu aku tidak sempat melakukan sarapan pagi di Kantin. Terpaksa aku harus menahan lapar walaupun tadi masih sempat makan sepotong roti.

BACA JUGA : Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (3). 

Siangnya aku langsung menuju Kantin Kampus karena terdorong rasa lapar perut yang keroncongan. Suasana Kantin begitu ramai oleh mereka yang makan siang.

Mahasiswa dan dosen berbaur menikmati hidangan mereka. Kantin Kampus ini sangat representative untuk kebutuhan mahasiswa dan para dosen di Kampus ini.

Hanya dalam sekejap, hidangan makan siangku habis. Terbayar sudah rasa lapar yang menyiksa.

“Hai Mas Hen!” Seseorang menyapaku. Di depanku berdiri seorang gadis tinggi semampai dengan hiasan senyum di bibirnya. Mikayla Angela.

“Hai Kayla!” Aku masih gugup menatap gadis itu.

“Boleh aku duduk menemani Mas?” Aku mengangguk sambil menarik kursi lalu menyilakan Kayla.

“Saya pesankan makan ya.” Aku menawarkan makan siang.

“Tidak usah Mas. Terimakasih. Saya sudah makan tadi.” Ujar Kayla sambil tersenyum ramah.

“Bagaimana skripsimu?” Tanyaku.

Tempo hari ketika bertemu di Perpustakaan Pusat, Kayla penah bercerita sedang mencari literature untuk melengkapi skripsinya.

“Masih belum kembali draftnya dari Pembiming. Mas Hen kapan wisuda? Bidang spesialisasi apa yang diambil?” Kayla balik bertanya.

“Spesialisai penyakit dalam. Maunya wisuda secepatnya.”

“Iya cepat wisuda, kasihan calonnya sudah menunggu,” kata Kayla mulai memancing. Gadis ini sangat terbuka, bukan gadis pemalu. Tapi bagus juga sih. Kalau aku ketemu gadis pemalu jadinya gimana, aku sendiri orangnya pemalu.

“Wah calon siapa?”

“Calon istri dong,” suara Kayla semakin merajuk. Apalagi disertai senyum agak nakal. Ini yang membuat aku semakin gugup.

Aku baru teringat jam satu siang ini ada kegiatan di Rumah Sakit bersama dokter Hambali.

Maka aku dengan terburu-buru berpamitan kepada Mikayla. Gadis ini masih sempat memberikanku alamat kost nya dan mengharapkanku datang sewaktu-waktu.

Sungguh aku tidak menyangka semakin aku berusaha untuk melupakannya tapi ternyata gadis itu selalu hadir dan hadir di hati ini. Sebenarnya aku tidak percaya andai saja benar aku jatuh cinta kepada Mikayla Angela.

Lebih tidak percaya lagi, jika benar Kayla jatuh cinta padaku. Absurd. Gadis “modern” kekinian seperti Mikayla mau menerima cinta seorang tradisonal sepertiku.

Pertemuan kedua yang membawa kejutan. Apakah ada pertemuan ketiga, ke empat dan seterusnya? Aku tidak terlalu berharap banyak selama aku belum mendapatkan kepastian siapa sebenarnya Mikayla Angela.

BERSAMBUNG : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (5). 

@hensa.

Tinggalkan Balasan

3 komentar