Menulis Sketsa Kehidupan : Doa Hari Ini (4)

Ilustrasi Foto Cover Buku by Ajinatha

 

Hari-hari nampak seperti merayap namun sebenarnya pasti lewat begitu cepat. Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan saat-saat penting terlewatkan begitu saja.

 

Semua hari begitu berarti dalam hidupku. Semua hari memiliki asa dan harapan dan sebaik-baik harapan adalah Ridho Allah.

Setiap hari yang terlewati adalah berkurangnya waktu hidup dan semakin dekatnya hari kematian. Orang yang cerdas adalah dia yang selalu menghitung hari untuk mengetahui sisa waktu kapan ajal menjelang.

Satu hari lewat berarti satu hari hilang berarti satu hari lebih cepat menuju ajal. Jangan sia-siakan waktu berlalu tanpa arti.

Maka jadikanlah setiap hari selalu lebih baik dari hari kemarin. Jangan sampai aku melewati hari-hari tanpa pahala dariNya.

Biarkanlah hari-hariku penuh dengan ampunanNya, penuh dengan tentram dan damai dariNya. Jika hari berganti tidak ada yang istimewa kecuali usia semakin merambat tua dan hari-hari semakin berkurang kemudian pintu akhirat semakin mendekat.

Apa yang aku tuai hari ini adalah apa yang aku tanam dulu. Hari-hari terus berpacu kedepan menuju satu tujuan hidup yaitu menuju ke kefanaan fisik. Menuju ke abadian alamNya. Menuju rumah yang sebenarnya.

Pertanyaannya adalah apakah aku tahu arah mana yang dapat kupakai untuk menuju rumah yang sebenarnya?.

Pertanyaannya apakah aku sudah siap bekal untuk mengembara jauh melewati hutan lebat yang gelap, padang luas yang ganas, lautan yang berbatas cakrawala?.

Pertanyaannya adalah apakah aku siap untuk menghadap kepadaNya?

Ya Allah ini aku datang memenuhi panggilanMu. Aku hanya hambaMu yang miskin ilmu namun kaya dengan dosa yang kotor oleh karena itu aku hanya hambaMu yang tidak layak untuk mendapatkan surgaMu.

Namun ya Allah aku adalah juga hambaMu yang lemah tak berdaya selalu tergantung padaMu. Setiap tarikan nafasku adalah karena rahmatMu.

Setiap gerak tubuhku adalah karena kehendakMu. Setiap kedipan mataku adalah karena campur tanganMu.

Setiap detak jantungku adalah sentuhan kasih sayangMu. Oleh karenanya aku sungguh-sungguh berserah diri kepadaMu dan berlindung kepadaMu dari adzab api neraka.

Ya Allah sungguh aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang Maha Kekal sedang aku adalah kefanaan yang sesungguhnya.

Pada hari ini aku menyadari apa yang aku tengok kebelakang adalah banyak hal yang tertunda aku raih.

Banyak hal yang terlewati sia-sia. Banyak hal yang hilaf aku ingat.

Ya Allah ampuni hamba saat yang akan datang dan saat kemarin. Ya Allah hanya kepadaMu hamba titipkan diri karena sesungguhnya hanyalah Engkaulah yang Maha Memiliki Kehidupan. Ya Allah, aku sangat yakin Engkau sebaik-baik Penentu.

Maka aku menyerahkan kepadaMu semua ketetapan untukku yang menjadi hakMu karena sebaik-baik tempat untuk berserah diri hanyalah kepadaMu.

@hensa

Tinggalkan Balasan