Ilustrasi Foto : Cover Menulis Sketsa Kehidupan by Ajinatha

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah mengenalkan kitabNya yang diturunkan, lewat lisan Nabi utusanNya.

Melalui kitab itu dinyatakan bahwa Dia adalah Esa dalam DzatNya tiada sekutu bagiNya, Maha Tunggal yang tiada misal bagiNya, wahana bergantungnya mahluk yang tiada tandinganNya Yang Manunggal tiada keraguan bagiNya.

Maha dahulu tiada permulaan bagiNya, Azali tiada awal bagiNya, Maha Kekal tiada akhir, Maha Langgeng tiada pangkal akhir, Maha Pemelihara dan tiada yang melawanNya, Maha Abadi tiada yang menentangNya.

Dia selalu disifati dengan Predikat Keagungan. Dia tidak dihukum dengan hangus dan terpisah-pisah, selalu Mulia lagi Sempurna dan tidak pernah tercela.

Dia Maha Awal Maha Akhir Maha Dzahir Maha Batin. Dia Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu. ALLAH SWT itu bukanlah fisik yang dapat dibayangkan dan bukan pula wujud materi yang dapat diukur.

Dia tidaklah menyerupai segala bentuk fisik, baik dalam kriteria dan keragaman. Esensi Dia bukanlah atom dan tidak pula ditempati atom, bukan materi dan tidak pula ditempati materi.

Bahkan ALLAH tidak serupa dengan wujud dan sebaliknya. Tidak sesuatupun menyerupaiNya. Dia bukan serupa dengan sesuatu. Dia tidak dibatasi kriteria tidak diliputi batas wilayah dan arah.

Dia juga tidak dipanggul oleh langit-langit yang ada. Dia bersemayan di atas Arasy tetapi keneradaanNya di sana terlepas dari konotasi bersentuhan dan penetapan tidak pula bertempat berubah dan pindah.

Dia tidak disangga oleh Arasy tetapi justru Arasy itu sendiri beserta seluruh penyanggana berada digenggamanNya yang Maha Lembut KekuasaanNya.

Dia jauh lebih dari Arasy dan segala yang ada. Sebagaimana Arasy itu sendiri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bintang surya dan langit yang ada.

ALLAH bahkan lebih tinggi derajatNya atas Arasy sebagaimana Arasy lebih tinggi dibandingkan dengan bintang surya.

Lebih dari itu Diapun dekat dengan segala yang ada bahkan kedekatannya kepada setiap hamba lebih dari urat leher hamba itu sendiri.

Dia Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Akan tetapi kedekatanNya kepada hamba tidaklah serupa dengan kedekatan secara fisik sebagaimana DzatNya tidak diserupai oleh segala bentuk fisik.

ALLAH Maha Suci dari perubahan dan sifat pindah. Tidak ditempati mahluk. Bahkan ALLAH ADA sebelum terciptanya ruang dan waktu.

Saat inipun ALLAH tetap dalam keadaan semula. ALLAH SWT telah menjelaskan melalui sifat-sifatNya terhadap mahlukNya bahwa tiada dzat selain DiriNya dan tiada  yang lain kecuali DzatNya.

Dia senantiasa dalam sifat Kesucian keagunganNya dan dalam keparipurnaanNya tidak butuh lagi akan penyempurnaan. ALLAH, DzatNya dapat dilihat oleh mata hati sebagai puncak kenikmatan dariNya dan kelembutan yang indah di sorga yang abadi sekaligus sebagai penyempurnaan nikmat melalui pandangan pada WajahNya Yang Mulia.

*Referensi : Imam Al-Ghazali-Teosofia Al-Quran

@hensa

Tinggalkan Balasan