Puisi yang Hilang (3)

Fiksiana, Puisi0 Dilihat

Puisi yang Hilang (3)

Benar yang fana adalah waktu. Ternyata bukan waktu saja yang fana tetapi kita juga. Lalu apa yang abadi? Tidak perlu bertanya ketika langkah kita harus berhenti di suatu hari. Atau ketika kita hadir dari ketiadaan dan tiada dari kehadiran.  

Bukan waktu saja yang fana tetapi kita juga, ketika kita tidak mampu menghentikan detak-detak hari sedetikpun. Waktu terus berjalan menuju titik kefanaannya. Ternyata kita juga sudah berada di sana di ujung akhir.

Bukan waktu saja yang fana tetapi kita juga adalah bagian sesungguhnya. Bagian yang pasti dari kemusnahan sebenarnya. Waktu dan kita berjalan lurus menuju titik kepastian yang tidak bisa dielakkan.

Bukan waktu saja yang fana. Begitu juga setiap impian, setiap ucap kata dan harapan adalah fana karena semua berasal dari kita. Tiada keabadian yang terwujud nyata untuk diri kita. Buktinya kita pasti harus pulang menuju RumahNya. Darimana kita ada dan kemana kita tiada.

Waktu dan kita adalah kefanaan sesungguhnya.

@Selamat jalan Sastrawan Besar Sapardi Djoko Damono.

@hensa. 

Sindangpalay 17 September 2022.

Keterangan Gambar : Ilustrasi Foto by Pixabay

Tinggalkan Balasan

1 komentar