PRINSIP DALAM MENULIS

Terbaru106 Dilihat

Sekarang kita akan mencoba menanamkan prinsip untuk tetap teguh dalam menulis. Menulis adalah salah satu kegiatan yang menjanjikan, jika kita melakukan dengan tekun, rajin dan tetap berpegang teguh pada tujuan dan komitmen yang telah kita miliki. Sekarang mari kita bangun prinsip dalam diri kita agar tidak mudah runtuh, dan tidak mudah menyerah ketika ada masalah. Prinsip ini saya kutip dari salah satu buku “ Rahasia Bisnis Orang China” karya Ann Wan Seng.

 

Prinsip ini memang, prinsip bisnis yang di lakukan oleh para pedagang china dalam melakukan dan menjalankan perdagangan mereka. Tak ada salahnya kita melakukannya dalam hal kepenulisan, karena yang telah saya katakana sebelumnya bahwa menulis adalah sebuah kegiatan yang menjanjjikan jika kita tekun, dan terus melakukannya maka kita akan mendapatkannya. Seperti yang di kutip dalam buku tersebut “Emas yang tersembunyi hanya dapat dikeluarkan jika seorang itu berusaha mencari dan menggalinya” itu pun yang harus kita lakukan terhadap bakat yang kita miliki.

 

Seperti kejernihan air sumur pula tidak didapatkan pada galingan yang pertama, namun, terus digali hingga dasar dan mendapatkan kejernihannya air itu. Begitu pula pada tulisan. Kita tidak bisa menjadikan sebuah tulisan yang berkualitas dalam semalam saja, kita bisa menulis dalam semalam, namun kualitas yang kita inginkan tidak langsung jadi begitu saja, dan berikut adalah prinsip-prinsip yang harus kita sama-sama tanamkan dalam diri Anda.

 

  1. Jangan melepaskan peluang

Anda punya bakat, Anda mampu mengembangkan bakat Anda. Kenapa harus melewatkan ketika ada event? Ketika ada kompitisi menulis di kampus Anda? Itu adalah peluang untuk Anda, untuk mengembangkan bakat Anda. Jika tulisan yang Anda buat hanya Anda simpan di note book, dan dalam buku harian saja. Bagaimana Anda tau kualitas tulisan Anda, bagaimana Anda tau berapa nilai yang didapatkan dari kreatifitas Anda.

 

Penulis memuliki kegiatan menulis, yang setiap hari harus menulis. Urusan yang memberi nilai, mengedit, adalah pembaca dan editor. Maka, jangan pernah malu untuk memposting tulisan apapun yang telah Anda buat di media masa, atau di madding-mading kampus yang mungkin sekali seminggu terbit. Mungkin saja tulisan Anda berbobot,

  1. Berani mengambil resiko

Penulis harus berani, dalam segala hal. Seperti para pedagang China yang berani dalam mengambil resiko. Benteng dalam jiwa mereka telah dibuat sekokoh mungkin untuk tameng dan perlawanan ketika kerugian datang menyerang.

 

Begitu pula Anda yang akan menjadi seorang penulis. Seorang penulis harus berani, dan tahan banting, jika tulisan yang Anda posting, diejek, diolok, bahkan tidak dibaca sekali-kali jangan langsung menyerah. Begitulah mestinya yang harus ditanamkan dalam diri penulis. Malah kita harus bersyukur ada yang mengejek, ada yang menghina, karena itu adalah salah satu cara mereka untuk menilai tulisan kita. Mungkin terlihat kasar dan tidak beradab, namun itu lebih baik dari pada tidak diberi komentar apa-apa.

  1. Tahan banting

Sama hal dengan yang telah dijelaskan di atas jangan mudah menyerah, maka kita harus tahan banting. Segala rupa tantangan dan hambatan harus kita hadapi. Jangan jadikan batu yang ada di hadapan Anda menjadi penghalang, tapi jadikan batu itu alasan untuk melompat, agar tidak terhambat. Kata bang Hj. Roma Irama dalam salah satu lirik lagunya “Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.”

  1. Jangan menyerah kepada nasib

Semua orang percaya akan adanya takdir. Tapi tidak semua orang percaya dengan nasib yang telah ditentukan. Takdir mungkin tidak dapat diubah, tapi nasib dapat diubah. Dengan cara apa? Membangun kemauan dalam diri kita, miskin dan kaya sebenarnya bukan takdir tapi itulah nasib yang sebenarnya bisa kita ubah dalam hidup kita. Masalah yang kita hadapi, itupun juga dapat dirubah. Jadi bukan masalah jika kita tidak dapat menulis bahkan tidak menjadi seorang penulis. Semua itu dapat dirubah, jika ingin menjadi penulis. Maka menulislah. Itu saja.

  1. Semangat berjuang

Sebagai calon penulis. Harus terus menulis, terus mencari ide. Terus membaca hingga mendapatkan ide-ide dan inspirasi baru untuk mengutuhkan isi tulisan kita. Tidak ada penulis yang malas, yang hanya terus tidur di tengah malam saat orang tertidur lelap. Semngat juang seorang penulis untuk menghasilkan karya tidak bisa dicapai dalam satu kali membaca dan satu kali menulis dalam semalam. Kita bisa melihat buku-buku para penulis professional, begitu banyak referensi yang harus mereka lahap untuk menjadikan sebuah bacaan yang istimewa. Para ulama’ membaca beribu-ribu buku hanya untuk menjadikan satu karya termahsyur. Itulah yang harus kita ikuti dan tekuni pula. Jangan terus bermalas-malasan hingga apa yang telah kita tulis sebagai mimpi hangus begitu saja.

Tinggalkan Balasan