Impian Jacqueline Wanma

Gaya Hidup0 Dilihat

Nama Saya Jacqueline Wanma, Umur 18 tahun. Waktu Saya masih kecil, Saya ingin menjadi Dokter dan Saya ingin sekali sekolah diluar negeri di Negara Jepang. Ketika Saya semakin dewasa, saya sering menghayal menjadi Dokter. Saya ingin sekali menolong dan membantu banyak orang yang membutuhkan pertolongan. Dari kecil Saya memang tidak terlalu pintar dalam pembelajaran apalagi Jika disuruh belajar Perhitungan seperti, Matematika. Saya mungkin sudah pasti dapat nilai kecil, setiap Saya diterangkan oleh Guru saat dulu sekolah terkadang ada yang mudah Saya pahami, ada juga yang sulit untuk Saya pahami, tapi itu tidak mematahkan semangat Saya untuk tetap belajar.

Saat Saya masih duduk di SMA, Saya sering membantu dan menolong orang lain saat kesulitan. Saya tidak pernah mengharapkan imbalan dan tidak memilih – milih atau melihat orang dari materinya saat menolong, dan disitu Saya mulai merasa Passion Saya adalah menolong, membantu, mengayomi masyarakat yang berada disekitar saat membutuhkan pertolongan. Karena setiap Saya menolong orang lain, Saya merasa di hidup Saya terasa tentram dan senang ketika melihat orang lain yang Saya bantu dapat tersenyum kembali. Memang, Saya tidak bisa membantu masyarakat sepenuhnya. Tapi, Apakah Saya salah menolong orang lain walaupun rasa sakit yang diderita orang itu tidak hilang sepenuhnya?

Seperti Masyarakat kecil yang membutuhkan pertolongan, Saya memang tidak selalu dapat memberikan pertolongan lewat materi. Karena, Saya tahu Saya masih Pelajar. Tapi, Saya yakin masih bisa membantu mereka. Banyak dari mereka yang masih kekurangan lewat Fisik maupun dari materi, Saya jujur kasihan saat melihat mereka yang masih tinggal seperti di bawah kolong jembatan, dan ada juga Anak – Anak yang seharusnya belajar tapi tidak dapat bersekolah saat itu. Karena, harus membantu Orangtua nya dalam hal ekonomi. Darisana, Saya banyak belajar tentang mereka bahwa Saya harus banyak bersyukur. Karena, sampai detik ini Saya masih bisa menempuh pendidikan.

Saya punya Satu pengalaman yang menurut Saya berkesan. Jadi, waktu itu saya sedang berada di Rumah Sakit bersama dengan Ibu Saya. Saat itu Saya sedang duduk berada di ruang administrasi. Saya melihat ada seorang Nenek yang kalau Saya lihat jalan nya pincang dan terlihat kebingungan. Akhirnya, disitu Ibu Saya mendekat dan berbicara sedikit dengannya. Nenek itu bilang “ Apakah Nenek boleh mampir kerumah?” dan Ibu saya memperbolehkan untuk mampir. Saat sudah dirumah, Nenek itu bercerita bahwa Beliau sudah berumur 57, dan Beliau mempunyai penyakit di kaki Beliau yang di akibatkan saat masih muda suka memakai Sepatu Hak Tinggi dan itu yang membuat tulang di kaki Beliau harus dioperasi, dan saat ini membuat kaki Beliau berjalan dengan sedikit pincang dan bengkak. dan, Saya bertanya kepada Nenek itu “Nenek kenapa ke Rumah Sakit sendirian?” Ternyata Suami Beliau sudah meninggal diakibatkan kecelakaan Pesawat Sukhoi tahun 1988. Beliau juga bercerita bahwa Beliau belum dikarunia Anak pada saat Suami Beliau meninggal. Dan banyak lagi pengalaman yang beliau ceritakan dan sedikit membuat Saya sedih.

Darisini, pengalaman yang dapat Saya petik adalah Bahwa yang namanya penyesalan itu datangnya terakhir, kalau datangnya diawal itu namanya pendaftaran. Hanya karena kesenangan sesaat membuat kita menjadi susah dikemudian hari. Memang, saat muda semua terlihat nikmat dan enak rasanya dengan penuh gemerlapnya dunia, kesenang disana – sini. Tapi apakah kita pernah berpikir, Mau sampai kapan kita begini terus? Mau sampai kapan kita senang – senang terus? Waktu terus berjalan, yang namanya hidup pasti ada naik turunnya. Jadi, yang sudah terjadi biarlah berlalu, dan kita yang beruntung belum pernah merasakan hal seperti itu, kita harus sadar dan belajar bahwa kesehatan itu penting. Memang terlihat pahit, banyak aturannya, tapi pasti ada keuntungan dibalik itu semua.

Saya juga kenapa ingin sekali sekolah di Jepang. Karena, menurut Saya Jepang itu unik. Mulai dari bahasanya yang mungkin kalau dilihat masyarakat awam tidak mengerti dengan mempunyai ciri khusus tulisan yang unik. Dan, Saya bisa belajar dari Masyarakatnya yang mempunyai tekad tinggi untuk sukses dan patuh akan aturan. Kita jangan melihat dari sisi negatifnya mereka, tapi Kita harus melihat dari sisi positifnya. Memang kelihatan sulit untuk dapat Sekolah disana, tapi apakah Kita harus putus asa? Apakah Kita langsung merasa pesimis? Tidak kan! Yang namanya hidup kita tidak pernah tahu, yang penting kita harus tetap semangat dalam menuntut ilmu dan yakin bahwa kita juga bisa.

Mungkin, hanya ini yang dapat Saya sampaikan tentang Cita – Cita Saya. Memang tidak terlihat mudah untuk dapat menjadi Dokter, tapi apa salahnya untuk dicoba. Tidak ada yang sulit, kalau kita sendiri mau berusaha. Yang terpenting Saya terus belajar dan Berdoa kepada ALLAH SWT  yang terbaik untuk Saya, yang namanya hidup kita gak pernah tahu kedepannya akan seperti apa. Terus melangkah dan kejarlah cita – cita setinggi langit. Sekian dari Saya, Terimakasih.

 

 

 

Tinggalkan Balasan