Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi
Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana ia tidak mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu menyesuaian diri dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara harmonis dan seimbang. Kesehatan mental yang tidak stabil atau terganggu kesehatan mentalnya dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan spiritualitas pasien.
Selain berdampak pada kesehatan fisik, pandemi dapat mempengaruhi kondisi mental setiap individu. Selain itu, masyarakat saat ini dihadapkan pada aturan new normal yang mendorong masyarakat untuk cepat beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Kondisi ini diperparah dengan dampak sosial ekonomi yaitu potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan membuat masyarakat khawatir terhadap masalah keuangan, profesional, dan masa depan setelah pandemi berakhir. Jika tidak segera ditangani, masalah kesehatan mental atau penyakit mental bisa muncul.
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, termasuk aktivitas sehari-hari masyarakat, terutama kelompok anak-anak dan remaja. Either way, penerapan jarak fisik dan penutupan sekolah membuat mereka tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Jika mereka biasanya menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman dan kegiatan sekolah, sekarang mereka terpaksa tinggal di rumah untuk waktu yang tidak ditentukan.
Beberapa remaja mungkin awalnya merasa bahwa ini adalah kesempatan liburan mereka. Seiring berjalannya waktu, ternyata dampak pandemi berdampak pada mentalitas anak muda. Sebagian besar remaja terlihat murung, sedih, atau kecewa saat menjalani karantina di rumah selama pandemi COVID19. Hal ini dikarenakan beberapa remaja ini melewatkan saat-saat yang mereka tunggu-tunggu, seperti menonton pertunjukan seni di sekolah atau sekedar berkumpul dengan teman-teman.
Bahkan, banyak dari mereka yang cemas dan bertanya-tanya kapan pandemi ini akan berakhir dan semuanya akan kembali normal. Meski sebagian remaja mengisi kekosongan dan ketakutannya dengan bermain ponsel atau media sosial, ternyata hal tersebut tidak cukup.
Pasalnya, beberapa remaja ini melewatkan momen-momen yang mereka tunggu-tunggu, seperti pertunjukan seni di sekolah atau sekadar bertemu teman.
Bahkan, banyak dari mereka yang cemas dan bertanya-tanya kapan pandemi ini akan berakhir dan semuanya akan kembali normal. Meski sebagian remaja mengisi kekosongan dan ketakutannya dengan bermain ponsel atau media sosial, ternyata hal tersebut tidak cukup.
Maka itu, Anda disarankan untuk mengetahui tanda-tanda gangguan dalam diri maupun orang di sekitar Anda agar bisa mendapat pertolongan yang tepat. Berikut beberapa tanda seseorang mengalami gangguan mental akibat pandemi:
– Perubahan pola tidur.
– Gangguan pola makan.
– Sulit berkonsentrasi.
– Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
– Timbulnya rasa bosan dan stres, terutama pada remaja dan anak-anak karena terus berada di rumah dan harus beradaptasi dengan kebiasaan baru.
– Memburuknya kesehatan fisik, khususnya bagi orang dengan penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.
– Rasa takut berlebihan akan keselamatan diri dan orang-orang terdekat.
– Muncul gangguan psikosomatik.