NAMANYA, CIKGU TERE

Cikgu Tere
Gambar: Dokumentasi Cikgu Tere

Sebutan Cikgu mengingatkan saya kepada salah satu film kartun kesukaan anak saya Upin dan Ipin. Dalam KBBI tidak ditemukan kata ‘cikgu’. Namun, dalam kamus terjemahan Melayu-Inggris, kata Cikgu memiliki arti ‘guru’.

Kali ini, Kelas Belajar Menulis Guru Blogger Indonesia ini mengundang Cikgu Tere sebagai narasumber berikutnya. Ia merupakan alumni peserta gelombang keempat kelas belajar menulis ini. Siapakah dia? Simak biodata dan prestasi yang dicapainya pada bagian akhir tulisan ini.

Guru inspiratif berikut ini memperkenalkan dirinya dengan nama lengkap Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD. “Saya biasa dipanggil dengan sebutan Cikgu Tere, seperti alamat blog sy, https://www.cikgutere.com,” demikian ia menyebut dirinya.  Ia merasa terkesan dengan sebutan itu dan berniat mengabadikannya agar menjadi kenangan dalam hidupnya. Menurut Cikgu Tere, sebutan itu ia dapatkan ketika mengikuti praktek mengajar di Sekolah Kebangsaan (SK),  Pulau Penang, Malaysia tahun 2019 yang lalu.

Ia mengusung topik “Bukan Guru Biasa”. Topik ini pernah disampaikannya kepada Om Jay, pembimbing kelas belajar ini, ketika ia diminta untuk menceritakan pengalamannya terkait proses penulisan dan penerbitan bukunya Cikgu Tere mengungkapkan alasannya memilih topik ini karena ia menganggap semua peserta kelas belajar menulis ini merupakan guru-guru yang hebat dan layak menyandang predikat “Bukan Guru Biasa”.

Situasi yang Tak Pasti

Cikgu Tere menuturkan kondisi saat ini dari perspektif pengalamannya. Ia menuturkan bahwa kita berada dalam masa pandemi. Semua orang dipaksa untuk beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Dalam setiap perubahan itu, kita tentu akan mengalami juga situasi yang tidak nyaman. Situasi tidak nyaman itu muncul akibat dari ketidakbiasaan tadi.

Banyak guru di luar sana lebih memilih untuk menyerah pada keadaan daripada menciptakan situasi baru atau keluar dari situasi yang dianggapnya tidak nyaman. Hal ini tentunya akan menjadikan situasi pandemi saat ini sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah. Namun, tak sedikit guru yang menemukan berkah di balik musibah ini. Mereka yang sebelumnya tidak mengerti tentang pembelajaran daring berbasis teknologi, sekarang mereka sudah piawai menyelenggarakan kelas online. Bahkan, mereka sudah dapat mengajari rekan guru yang lain. Selain itu, kini banyak guru sudah mampu menulis buku.

Lebih lanjut ia menuturkan pula bahwa pada awalnya dirinya merupakan seorang guru yang kebingungan atas kondisi yang terjadi saat ini. Pada akhirnya, ia bergabung dalam grup Pelatihan Belajar Menulis  ini pada gelombang keempat. Ketika itu, ia bergabung bersama Mas Brian yang menjadi narasumber di kelas ini pada pertemuan sebelumnya.

Hikmah Mengikuti Pelatihan

Cikgu Tere mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan menulis selama mengikuti pelatihan ini sebelumnya. Pada awal pelatihan, ia juga menulis resume sebagai rangkuman materi belajar hingga menulis artikel untuk lomba. Bahkan, ia juga menulis bacaan untuk digunakan dalam pembelajaran dan berbagai kepentingan lainnya. Ia melalui banyak proses agar dapat menulis artikel dan buku. Seorang penulis memerlukan jam terbang, konsistensi, dan kesadaran dari masing – masing. Secara pribadi, ia merasa senang ketika menerima tantangan dari para narasumber seperti Bunda Lilis Sutikno. Ketika itu, Bunda Lilis memberi tantangan untuk menjadi pembuat resume tercepat. Ia juga menrima tantangan untuk menulis buku dalam waktu seminggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit Andi.

Berkaitan dengan jam terbang, Cikgu Tere menganggap hal ini merupakan sesuatu yang penting bagi seorang penulis. Bagi penulis pemula, writter blocks merupakan hal yang sering dialami. Apalagi jika mereka merupakan orang yang menulis dengan mengandalkan mood atau suasana hati. Menulis dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan dalam berbagai cara. Hal ini penting agar ‘jam terbang’ kita terus meningkat.

Selama beberapa hari ini, ternyata Cikgu Tere mengamati gaya menulis peserta pelatihan. Menurutnya, banyak diantara peserta sudah menulis dengan sangat baik. Tulisan peserta sudah memiliki alur yang jelas dan kalimat-kalimatnya rapi sehingga paragraf pun menjadi padu. Akhirnya resume menjadi enak dibaca karena isinya mengalir. Dengan cara ini, ia merasa yakin, para peserta akan menyelesaikan kegiatan pelatihan ini dengan baik dan dapat menulis buku karya sendiri.

Motivasi Menulis

Keluarga dan sahabat Cikgu Tere sering merasa heran karena ia selalu sibuk. Ia seringkali menghabiskan waktu berjam-jam sampai lembur hanya sekedar untuk menulis. Namun, bagi Cikgu Tere, kebiasaannya itu sudah menjadi  hal yang biasa. Baginya, hal ini sudah merupakan passion-nya sebagai menulis. Cikgu Tere mengungkapkan alasannya tertarik mengikuti kegiatan belajar menulis. Berikut ini adalah beberapa alasannya :

  1. Menyalurkan hobi menulis. Sejak kelas 3 SD, ia sudah menulis cerita dan bahkan buku sederhana yang dikliping tetapi tidak diterbitkan.
  2. Meng-upgrade ketrampilan menulis bersama para penulis lain. Dalam hal ini ia merasa mendapat motivasi untuk mempelajari jurus – jurus baru dalam menulis.
  3. Mengekspresikan diri. Menulis merupakan sarana untuk menuangkan ide dan pemikiran yang produktif. Kita semua bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita seluas-luasnya.
  4. Jembatan meraih prestasi. Menulis akan mendatangkan banyak manfaat, di antaranya apresiasi menulis.

Cikgu Tere

Konsistensi Menulis

Cikgu Tere mengingatkan kembali pesan Om Jay bahwa konsistensi menulis harus dilakukan setiap hari karena akan mendatangkan keajaiban. Ia sendiri sudah merasakan manfaatnya. Hal itu ditunjukkan dengan keberhasilannya lolos seleksi lomba tingkat nasional. Salah satu faktor pendukung adalah jejak digital tulisannya di media sosial dan blog. Ketika panitia lomba ingin mengetahui profilnya, mereka cukup mengetik namanya di browser pencari. Lalu, mereka akan mendapat berbagai informasi yg diperlukan. Inilah pentingnya personal branding. Terkait dengan personal branding, pembaca dapat membacanya melalui tautan berikut: https://www.cikgutere.com/2020/03/kiat-membangun-branding-melalui-blog.html

Lebih lanjut, Cikgu Tere mengingatkan bahwa tidak ada seorang penulis yang langsung menjadi penulis besar. Semua hal yang dilakukan berawal dari penulis pemula dulu. Seiring waktu, orang akan menghargai karya tulisannya. Syaratnya adalah , konsistensi dalam menulis baik di blog maupun di media sosial. Hal yang tak kalah penting adalah, bersikaplah terbuka dan positif terhadap berbagai saran dan kritik dari para pembaca. Penulis juga perlu bersikap sebagai pembaca atas tulisan yang dibuat sendiri. Hal ini perlu dilakukan untuk melatih diri agar bersikap obyektif sehingga kualitas hasil tulisan tetap terjaga.

Tips-tips Menulis

Menurut Cikgu Tere, Ia  tidak memiliki jadwal khusus dalam menulis, kecuali saat ia menerima tantangan menulis seminggu dari Prof. Eko. Ia menggunakan jadwal harian dengan target-target yang dibuatnya. Trik menulis buku sangat banyak. Salah satunya tips yang bias ia bagikan adalah IDOLA. Kata “IDOLA” merupakan akronim dari lima kata yaitu Identifikasi, Daftar, Outline, Lanjut, dan Atur. Sebelum menulis buku, penulis hendaknya melakukan identifikasi atas topic-topik yang menarik. Kemudian, membuat daftar berupa judul-judul yang luar biasa. Langkah selanjutnya adalah membuat outline yang terperinci, sehingga membantu penyusunan alur naskah yang baik. Jika outline sudah terbentuk, maka penulis dapat menulis isi bab. Pada bagian selanjutnya, penulis hendaknya mengatur layout penulisan isi bab-bab tersebut.

Tantangan Menulis

Sebagai penulis pemula memang banyak tantangannya. Salah satu di antaranya adalah kesulitan untuk membangun minat menulis. Apalagi di tengah kesibukan utama, aktivitas menulis sepertinya tidak penting lagi. Namun, jika sungguh-sungguh berminat untuk menulis, maka tetapkan jadwal tertentu (dipaksa) untuk menulis. Waktu yang dipilih bisa 1 jam sebelum tidur, atau mengambil waktu lain yang dapat digunakan untuk menulis. Beberapa orng sudah memiliki modal yang besar untuk menulis. Aktivitas yang banyak dapat dijadikan sebagai sumber ide yang kaya. Syaratnya adalah fokuskan diri pada salah satu topik. Jika ingin memulai menulis buku, sebaiknya fokus pada satu topic yang spesifik dulu. Hal paling utama adalah memulai dari topik yang paling dikuasai dan disukai.

Terkait topik-topik yang diperlukan, Cikgu Tere menyarankan untuk menggunakan fasilitas google trend. Di situ, tersedia berbagai topik-topik menarik yang dapat dijadikan inspirasi atas bahan tulisan. Misalnya sekarang sedang ada isu tentang guru penggerak, maka penulis dapat membuat tulisan  terkait merdeka belajar, dll.

Sebagai guru, mungkin pernah mengalami tantangan dan hambatan ketika seseorang ingin “maju”.  Menurut Cikgu Tere, hanya buah manis yg akan dilempari orang. Hambatan dan tantangan akan selalu ada di mana pun kita berada. Secara pribadi, ia akan selalu berusaha fokus untuk meraih kesuksesan dengan mengabaikan hambatan tersebut dengan caranya menutup mata dan telinga. Berusahalah sebisa mungkin menjalin relasi dengan orang-orang yang berada pada frekuensi yang sama. Dengan demikian,  lingkungan kita terisi dengan energi positif yang dapat mendorong lahirnya karya-karya prestasi.

Jika penulis mengalami writerblock, hal yang harus dilakukan lebih dulu adalah mengenali penyebabnya. Sumber writerblock dapat berasal dari internal atau eksternal penulis. Contohnya : Penulis berada pada situasi mood (internal) yang kurang baik perlu membuat jadwal menulis sehingga ada dorongan paksa untuk menulis. Jika suasana untuk menulis tidak mendukung (eksternal), maka perlu menciptakan suasana menulis yang diharapkan. Kemudian, kenalilah gaya menulis yang diinginkan untuk membantu suasana menulis yang nyaman.

Bagi penulis pemula, konsistensi menulis seringkali merupakan tantangan. Cikgu Tere masih berusaha menjaga konsistensi menulis, terutama di blog-nya. Ia termasuk sosok idealis dalam membuat sebuah tulisan. “Tapi, saya harus menulis setiap hari,” katanya. Hal yang paling sering ia gunakan untuk menulis draft tulisannya adalah membuat catatan di handphone-nya. Intinya, meskipun tidak  langsung mem-posting di blog-nya, ia tetap menulis.

Mengenai ide-ide yang brilian memang sulit untuk ditemukan. Biasanya ide ini akan muncul dengan sendirinya dan dipicu oleh situasi yang terjadi saat ini. Namun lebih lanjut ia mengatakan bahwa  ide brilian bisa ditemukan dgn membuat peta konsep terlebih dahulu. Cikgu Tere memberi saran agar memfokuskan perhatian pada pengamatan lingkungan sekitar dahulu. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan ide-ide yang sederhana. Setelah itu, ide-ide itu dipoles dan di pindahkan ke dalam tulisan.

Motivasi Menulis di Blog

Hal utama yang mendorongnya menulis di blog adalah keinginan membuat jejak digital. Menulis di blog lebih keren daripada menulis di media sosial karena dapat menunjukkan identitas diri. Oleh karena itu, pada awal pelatihan, peserta tentu sudah berusaha membangun personal brandingnya di blog. Itulah alasannya mengatakan bahwa ia merupakan sosok idealis dalam menulis artikel di blog. Baginya, personal brandingnya adalah Bukan Guru Biasa, sehingga artikel yang dibagikan di blog, tidak dicampur dengan materi lain di luar topik pendidikan.

Menerbitkan Buku

Cikgu Tere berhasil menuliskan buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Buku itu merupakan hasil kelas menulis ini. Saat itu Prof. Eko memberikan tantangan kepada peserta untuk menulis buku dalam waktu seminggu. Cikgu membagikan beberapa kiat suksesnya menerbitkan buku antara lain:  berpikir positif, menetapkan target, fokus pada tujuan, memaksimalkan potensi, memiliki mindset pembelajar, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan mengatur waktu seefektif mungkin.

Gambar: Dokumentasi Cikgu Tere, buku terbaru, penerbit indie, jumlah halaman 230.

Apresiasi  Menulis

Berkat menulis di blog, keterampilan menulis  saya terus menerus terasah dan akhirnya tanggal 1 Oktober 2020, saya mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar Kemdikbud sebagai Kreator Konten Artikel Terbaik dalam Lomba Pancasila Bakti 2020. Ia memperoleh hadiah sejumlah sepuluh juta rupiah dalam bentuk media pembelajaran. Beberapa contoh apresiasi yang sudah ia terima antara lain : blogger inspiratif, penulis cerita mini terbaik, penulis beberapa judul buku (indie dan mayor), Tim Reviewer dan Uji Keterbacaan Modul Literasi dan Numerasi, Tim Pengembang Konten Artikel di Komunitas Belajar Guru Penggerak Kemdikbud. Hal ini merupakan pencapaian terbesar dalam hidupnya di masa pandemi seperti saat ini, terlebih ketika ia sudah menjadi seorang guru.

Bukan guru Biasa

Pesan Cikgu Tere bagi para penulis agar sampai kepada sebuah apresiasi pada diri adalah upaya untuk memantaskan diri sebagai sosok “Bukan Guru Biasa”. Penulis hendaknya selalu melakukan 3 B yaitu: Belajar, Berkarya, Berbagi. Penulis selalu menyediakan diri untuk belajar dan mencari ilmunya, kemudian menuangkannya dalam karya nyata kemudian membagikannya karyanya tersebut sehingga dapat menginspirasi orang lain.

Tinggalkan Balasan

4 komentar

  1. Luar biasa posting Pak Krismas PS. Mengangkat kiprah teman seperjuangan sesama penulis. dan juga guru.
    Lanjutkan menulis, ketika posting telah mencapai 150 halaman maka YPTD akan menerbitkan buku tanpa biaya . Inilah Program C . Mohon Nomor HP untuk meng inten komunikasi
    Terima kasih
    Salam l;iterasi.

    1. Salam Pak Haji Thamrin,
      senang sekali rasanya mendapat tanggapan dalam postingan saya. Hal itu seperti bahan bakar untu terus bersemangat menulis.
      Siap Pak Haji, monggo, saya dapat dihubungi melalui nomor 081277780005.

      Salam Literasi.