Indonesia, jika kita mendengar kata ini pasti yang terlintas dalam benak kita adalah suatu negara yang sangat kaya. Kaya akan keindahan alam, flora dan fauna yang beragam,serta suku dan budaya yang banyak sekali. Sebagai warga negara kita memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Dahulu, para pahlawan sudah mengorbankan darah bahkan nyawanya demi kemedekaan bangsa ini. Sudah sepatutnya kita sebagai penerus para pahlawan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga persatuan bangsa, salah satu contohnya adalah …
- Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Menggelorakan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan bangsa
- Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai konstitusi/UUD 1945
- Melaksanakan usaha pertahanan Negara
Selain hal tersebut, terdapat hal-hal kecil yang dapat kita lakukan untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa, seperti : Gotong royong, kerja bakti, saling menghormati antar sesama, saling menghargai, toleransi, dan tenggang rasa.
Seperti semboyan negara kita “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda – beda tetapi tetap satu. Indonesia memiliki 34 provinsi dan lebih dari 17 ribu pulau, serta indonesia menduduki peringkat ke 4 dengan penduduk terbanyak di dunia. Bisa dibayangkan berbagai macam suku, bahasa, adat, budaya, destinasi wisata terdapat di indonesia. Indonesia adalah bangsa yang besar dan kaya. Saya sebagai pemuda sangat bangga dapat menjadi warga negara Indonesia.
Ada 1 lagu kebangsaan yang menurut saya sangat menggambarkan keanekaragaman Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh R. Soerardjo yang berjudul :
“Dari Sabang Sampai Merauke”
Dari sabang sampai merauke
berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu
Itulah Indonesia
Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia
Jika kita membaca kembali sejarah bangsa Indonesia, kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidak mudah untuk didapatkan. Para penjajah menjajah bangsa kita karena para penjajah tahu bahwa indonesia adalah bangsa yang sangat kaya, sehingga mereka ingin menguasai bangsa kita. Tetapi berkat perjuangan para pahlawan yang tidak pernah lelah memperjuangkan kemerdekaan, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta.
Setelah 75 tahun, kita sebagai pemuda dan pemudi yang akan melanjutkan tongkat estafet kemerdekaan bangsa Indonesia. Persatuan dan Kesatuan bangsa adalah pilar utama tercapainya kemerdekaan itu. Jika kita lebih mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan bersama/kepentingan bangsa, maka persatuan dan kesatuan itu tidak akan terwujud.
Mementingkan kepentingan pribadi menjadikan diri kita orang yang egois. Berikut ini adalah contoh mengutamakan kepentingan negara :
- Menumbuhkan sikap tenggang rasa dan tolerasni.
- Menjunjung tinggi kepentingan bangsa diatas kepentingan individu.
- Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari – hari dengan penuh sikap totalitas dan tanggung jawab.
- Menjadi pribadi yang tidak suka melupakan sejarah – sejarah bangsa.
- Menjadi pemuda yang bermanfaat, dengan cara belajar, dan mengikuti ajaran agama sebaik mungkin.
- Menjadi aparatur negara yang berbuat adil dan tidak semena – mena.
- Menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotisme.
- Menghormati dan selalu menghargai segala keputusan aparatur negara.
- Bangga terhadap bangsanya sendiri.
- Tidak mengkhianati NKRI dengan cara apapun, contoh : menjual aset negara.
- Mencintai produk asli buatan Indonesia.
Makna “persatuan Indonesia” dibentuk dalam proses sejarah panjang. Persatuan adalah hal yang terbentuk tidak secara instan, melainkan melalui proses panjang. Negara Indonesia sangat besar dan luas sehingga sangat sulit untuk mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Maka dari itu, sebuah persatuan sangat penting di dalam negara agar terwujud kesatuan dan persamaan.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, agar negara kita menjadi negara yang sejahtera dan damai.
Salam hangat, Leady Yuniar Afifah (20018)
