Hujan Air Mata

Hujan Air Mata

 

Mendung datang mengundang hujan Angin kencang menerpa wajahku
Mimpi pun gelisah
Tak lama kabar itu pun datang
Terjawab sudah

Wanita aroma kopi tergeletak tak berdaya
Keperkasaan yang dimilikinya redup lemah seolah-olah tak bernyawa

Kuingin punya sayap kala itu
Bisa menyumbang secawan anggur untuknya yang ternyata dititiskan untukku

Darah yang mengalir di tubuhku adalah warisan dari wanita aroma kopi
Dia hanya membutuhkan secawan anggur untuk menyambung hidup demi jantung hati yang pertama lahir dari rahimnya

Untaian doa terjawab
Secawan anggur didapat dari si cahaya hati buah sulung anak pertamanya

Hujan air mata berujung bahagia
Wanita aroma kopi selamat dari maut
Ia masih punya janji untuk buah hati buah sulungnya yang telah lama berpulang

Erina Purba
Bekasi, 20092020

Sudah ditulis di blog Secangkir Kopi Bersama

Menulis ke -28

Tinggalkan Balasan