Art. 03. Api Semangat Hardiknas 2023 Sulutkan Merdeka Belajar

Literasi, YPTD0 Dilihat

Api Semangat Hardiknas 2023 Sulutkan Merdeka Belajar

“Seribu kali lebih baik bagi kita memiliki kepekaan tanpa pendidikan, daripada berpendidikan tetapi tidak peka”.

Walikota Pangkalpinang, Maulana Aklil (Molen) memimpin langsung upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023 di halaman Kantor Walikota Pangkalpinang, Selasa pagi 2 Mei 2023.

Pada peringatan Hardiknas tahun ini bertemakan “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”.

Dalam amanatnya, Molen membacakan teks sambutan atau pidato dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim.

Ada beberapa hal yang penulis garisbawahi terkait dengan pidato mas menteri tersebut, di antaranya adalah:

1. Adanya Transformasi Pendidikan di Indonesia 
Dikatakan bahwa transformasi pendidikan di Indonesia telah berlangsung selama tiga tahun terakhir ini, yang ditandai dengan adanya perubahan dalam kurikulum, penilaian seleksi perguruan tinggi dan juga dukungan dana.

2. Terfokus pada Pelaksanaan Merdeka Belajar
Dalam pidatonya, pesan utamanya mas menteri mengatakan bahwa gerakan Merdeka Belajar dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan yang memberikan kebebasan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan karakter dan kompetensinya.

3. Pentingnya Kolaborasi dan Inovasi 

Hal lain juga disinggung tentang pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam mencapai tujuan Merdeka Belajar yang dapat dilakukan oleh para guru, pelaku budaya dan juga peserta didik.

4. Melakukan Refleksi dan Perencanaan
Mas menteri juga menyarankan untuk merefleksikan perjalanan tiga tahun terakhir dan merencanakan arah gerakan Merdeka Belajar ke depan guna memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan dari program Kemendikbudristek ini.

5. Pentingnya Kepemimpinan Kolektif
Pesan berikutnya adalah bahwa semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, tenaga kependidikan, pelaku budaya dan peserta didik agar memiliki peran yang sama dalam mencapai tujuan Merdeka Belajar dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Apa yang disampaikan oleh mas menteri, menurut hemat penulis sangat sesuai dengan cita-cita dari Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Hardiknas 2023 yang telah diikuti penulis tadi pagi, merupakan perwujudan dan penghormatan yang tulus untuk melaksanakan yang dijiwai semangat patriotisme sebagai peserta upacara.


Meski cuaca panas begitu ekstrim tidak menyurutkan api semangat nasionalisme yang dimiliki para insan pendidik dan juga peserta didik di Kota Pangkalpinang.

Keppres RI Nomor 316 tahun 1959 yang telah menetapkan bahwa tanggal 2 Mei sebagai hari lahirnya Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai Hardiknas, menjadi bukti bahwa Pemerintah Indonesia sangat peduli dan memberi perhatian besar akan pentingnya pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, mari kita semarakkan Peringatan Hardiknas tahun ini  untuk meneruskan perjuangan Ki Hajar Dewantara melalui perwujudan Merdeka Belajar, mendidik generasi Pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter, dan membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan pendidikan yang memerdekakan.

Sekelumit Kiprah Perjuangan Ki Hajar Dewantara

Hardiknas yang diperingati setiap tahunnya tidak terlepas dari sejarah yang melatarbelakanginya. Dilansir dari detik.com yang di tulis oleh Edward Ridwan, terbit pada Senin 1 Mei 2023, mengulas secara singkat kiprah perjuangan Ki Hajar Dewantar,  sebagai berikut:

Pria yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, yang kemudian dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, terlahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, telah bertumbuh di keluarga kaya sehingga memiliki kesempatan untuk merasakan bangku pendidikan di era penjajahan Hindia Belanda.

Pada saat itu, kebijakan dari Hindia Belanda hanya memperbolehkan anak keturunan Belanda dan kaum priayi yang dapat menempuh pendidikan.

Sementara, bagi kaum pribumi mereka takbisa menikmati bangku pendidikan. Kebijakan inilah yang sangat ditentang oleh Ki Hadjar Dewantara.

Melihat kenyataan tersebut Ki Hajar Dewantara bersama rekannya dr. Cipto Mangunkusumo dan E.F.E Douwes Dekker berupaya mendirikan Indische Partij sebagai partai politik pertama Indonesia pada masa Hindia Belanda yang bertujuan meraih kemerdekaan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara yang sangat anti dengan Belanda dan pernah melontarkan sindirian keras yang dituangkan dalam bukunya berjudul “Als Ik Een Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda)”.

Kritik pedas tersebut ternyata membuat pemerintah Belanda merasa gerah, lalu mengasingkan Ki Hajar Dewantara ke Negeri Kincir Angin.

Ki Hajar Dewantara tak berkecil hati dan patah semangat. Justru selama menjalani masa pengasingan di Belanda, Ki Hajar mendalami bidang pendidikan dan pengajaran.

Pada 1918, ia kembali ke Tanah Air dan mulai berkecimpung penuh di dunia pendidikan. Selanjutnya pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama Taman Siswa. 

Berdirinya Taman Siswa tak lain bertujuan untuk mencerdaskan pemuda pribumi, serta menanamkan rasa nasionalisme.

Semboyan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memiliki semboyan yang digunakan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Semboyan dalam bahasa Jawa ini berbunyi “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”.

Dari semboyan tersebut dapat diterjemahan seperti berikut ini:

1. Ing Ngarsa Sung Tulada: di depan, seorang pendidik harus memberikan teladan atau contoh tindakan yang baik.
2. Ing Madya Mangun Karsa: di tengah atau di antara para peserta didik, guru harus menciptakan prakarsa dan ide.
3. Tut Wuri Handayani:
dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan kepada peserta didiknya.

Semoga teladan Ki Hajar Dewantara tetap menjadi sulutan api semangat Hardiknas 2023 untuk terus mewujudkan Merdeka Belajar.

 

Pangkalpinang, 02 Mei 2023

Tinggalkan Balasan

2 komentar