SELAMA tiga hari, 26, 27 dan 28 Desember lalu, Peruas (Perkumpulan Rumah Seni Asnur) bekerjsama dengan Pemko (Pemerintah Daerah Kota) Batam menyelenggarakan acara Anugerah Pantun Mutiara Budaya Indonesia sekaligus peluncuran buku antologi Pantun Mutiara Budaya Indonesia yang terbit pada 2020. Acara hari Ahad (27/12/2020) malam, adalah kegiatan paling penting dari serangkaian acara Peluncuran Buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia yang dihelat di Hotel Golden View, Batam itu.
Seperti sudah saya tulis sebelumnya bahwa ada beberapa rangkaian acara berkaitan dengan launching buku pantun ini. Dan acara malam ini adalah acara puncaknya. Inilah malam anugerah pantun 2020 yang disejalankan dengan launching buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia yang spektakuler. Acara dilaksanakan di Hall 399 Prown Hotel Golden View. Diikuti 300-an undangan.
Sebelum acara inti, pra acaranya adalah makan malam bersama sambil menikmati musik hidup dengan beberapa lagu. Sementara panitia menyiapkan hidangan yang diatur di atas meja bundar, sebagian panitia lainnya yang kebetulan ahli-ahli pantun, mereka berpantun spontan dengan berbagai tema. Intinya membuktikan kalau mereka memang ahli berpantu secara spontan.
Mereka (para pemantun handal, ini) juga memberi kesempatan kepada para hadirin sebagai utusan dari berbagai daerah untuk menyampaikan pantun secara spontan juga. Dengan menjual (membawakan pantun spontan) diharapkan para hadirin yang diberi kesempatan mampu membeli (membalas) pantun tersebut. Begitulah mereka mengisi waktu sambil panitia terus mengatur hidangan untuk makan malam. Setelah pengaturan hidangan tuntas, dipersilakan kepada para tamu yang sudah duduk untuk memulai makan. Setiap satu meja ada lima orang peserta/ undangan yang duduk melingkari mengikuti meja..
Sambil menikmati hidangan makan malam, pengunjung juga disuguhkan beberapa cuplikan video berisi ucapan selamat atas peluncuran buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia yang disiapkan oleh tim IT Peruas. Setiap Provinsi atau Kabupaten/ Kota menyampaikan salam dan ucapan selamatnya. Ada juga video berisi cuplikan pembangunan kota Batam yang disiapkan oleh panitia dari Kota Batam.
Setelah rombongan VIP yang terdiri dari Wali Kota Batam, Pak Mhd. Rudi dan rombongan hadir dan masuk ruangan, acara pokok pun dimulai dengan diawali Tari Persembahan serta pembacaan Gurindam 12 oleh salah seorang pemantun. Kedua penampilan ini tanpa anaunce. Baru di acara berikutnya ada MC. Adapun yang menajdi MC malam ini adalah Pak Kasmuri dan Ibu Uci yang memberikan penghormatan kepada undangan dan hadirin setelah Tari Persembahan dan Pembawaan Gurindam 12. Lalu berlanjut dengan mempersilakan para pihak untuk memulai acara.
Dalam acara yang baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia bahkan di dunia, ini tampak hadir anggota DPR RI Dapil Kepri, sekaligus Ketua LAM Kota Batam, Nyat Kadir dan beberapa pejabat lainnya. Tentu saja ada Wakil Wali Kota, Amsakr dan Pak Sekda, Jefridin yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini bersama Peruas.
Acara pokok diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dengan dirigen Neti Herawati. Dengan membawakan gaya pantun, MC selanjutnya mempersilakan Pemimpin Doa untuk memandu doa. Petugas doa adalah pegawai dari Kantor Kemenag Batam. Selanjutnya dipersilakan oleh MC Bung Asrizal Nur (Asnur) yang merupakan Ketua Peruas sebagai penggagas kegiatan untuk menyampaikan pidato ‘sekapur sirih’ sebagai orang yang paling menentukan lahirnya kegiatan ini. Pidato Asrizal Nur diawali dengan pemutaran video tentang Gerakan Menulis Pantun Budaya yang kegiatan menulisnya sudah dimulai sejak Bulan Agustus atau.September lalu.
Dalam pidatonya Asnur mengatakan rasa bangga dan harunya atas terselenggaranya acara ini. Termasuk haru karena diperlakukan sebagai raja dengan pakaian kebesarannya. Dia jelaskan bagaimana awal dia menggagas menulis pantun budaya ini. Setelah terdaftar kurang lebih 500 orang penulis pantun akhirnya lolos kurang lebih 350 orang. Inilah yang akhirnya dapat mengirimkan pantunnya yang dibukukan ke dalam Buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia. Persisnya ada 359 orang pemantun yang berkontribusi dalam buku yang akan diluncurkan amalam ini.
Pak Asnur menjelaskan bagaimana dia menggali dan mengembangkan kreatifitas sastra khususnya pantun. Katanya berdirinya Peruas adalah untuk mewadahi ribuan peminat sastra. Bahkan saat ini katanya Peruas mempunyai 3000-an anggota yang belajar dan mempraktikkan kreatifitas sastra. Pantun yang saat ini tidak hanya berupa sastra lisan, kini sudah menajdi tulisan dan bahkan menjadi video untuk dapat ditonton. Dia sudah menjadi bagian dari multi media. Dan meskipun terkadang ada dalam kesulitan, akhirnya ada keajaiban dalam peluncuran ini dengan bantuan besar-besaran dari Pemda Batam.
Kesempatan untuk menyampaikan pidato selanjutnya adalah Pak Nyat Kadir selaku Ketua LAM kota Batam dan juga sebagai anggota DPR RI Dapil Kepri. Nyat Kadir menjelaskan bahwa kegiatan ini ada kaitannya dengan penerimaan Unesco yang menerima pantun sebagai Warisan Dunia Tak Benda yang baru saja ditetap pada 17 Desember lalu. Pak Nyat menjelaskan betapa pantun ini sudah menjadi bagian kehidupan orang Melayu, terutama di Kepri ini. Maka adalah kebanggaan kita atas apa yang ditetapkan oleh Unesco dan apa yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia sebagai poemilik budaya pantun.
Pidato selanjutnya adalah oleh Wali Kota Batam yang juga Kepala BP Batam, Pak Rudi dengan diawali juga dengan pemutaran video profile Kota Batam serta kronologi acara anugerah dan peluncuran buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia. Dalam pidatonya pak Wako mengatakan penghargaan kepada semuanya khususnya kepada penggagas acara, Asnur. Panjang lebar dengan menyampaikan pentingnya pantun dan perkembangan budaya pantun saat ini.
Pak Wako juga mengingatkan pentingnya usaha memberantas covid-19. Secara khusus dia menyampaikan isu vaksin yang dikatakan oleh sebagian masyarakat sebagai trik Pemerintah untuk ‘membunuh’ masyarakat Indonesia. Dia mengajak semua yang hadir agar menggunakan akal sehat dalam isu vaksin ini. “Saya baru saja mendapat perintah dari Mendagri, sebagai Ketua Tim Gugus Tugas Covid di Daerah ini untuk mengatasi masalah covid-19,” jelasnya. Pemerintah sangat jelas, bagaimana mengatasi virus ini.
“Tidak mungkin Pemerintah menggunakan vaksin untuk membunuh rakyatnya,” tegasnya lagi menangkis isu yang lagi veral perihal vaksin yang konon dikatakan masyarakat untuk memusnahkan sebagian penduduknya sejdiri. “Itu mustahil dan pemikiran ini tidak menggunakan akal sehat,” tegasnya.
Kata Pak Wali lagi, kita akan bisa mengembalikan kebangkitan ekonomi dengan menghilangkan covid-19 ini. Jika covid-19 masih menjadi ancaman tentu saja perkembangan dan ketahanan ekonomi kita akan lemah. Kita semua haruslah memahami maksud Pemerintah mendatangkan vaksin ini. Janganlah sampai kita tertipu oleh isu-isu yang tidak benar. Begitu Pak Wali sedikit emosi menyampaikan harapannya. Sebagai Wali Kota yang sekaligus sebagai Kepala BP Batam, dia mengatakan bahwa dukungan masyarakat terhadap kebijakan Pemda Batam akan lebih mudah direalisasikan karena sekarang sudah satu pintu.
Sesungguhnya begitu banyak rangkaian acara malam anugerah dan peluncuran Buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia ini. Pesan-pesan melalui pidato pejabat dan melalui pantun dari beberapa orang, begitu banyak yang dapat dan harus diserap. Kita dapat menikmatinya sebagai pantun dan sekaligus memahami isi dan pesannya. Inilah malam spektakuler dari rangkaian acara peluncuran buku ini. Syabasy.***