SELAMA empat hari –16,17,18,19/12/2022—saya meninggalkan keluarga karena satu acara di Jakarta. Kesibukan dan aktifitas setelah pensiun ternyata tidaklah berkurang berbanding saat saya masih berstatus PNS dengan jabatan sebagai Kepala Sekolah dan beberapa tugas social lain di luar sekolah. Ikut sebagai pengurus MUI, PMKK, FKUB, Kwarcab Pramuka dan beberapa lainnya memang cukup menyita waktu saya yang tugas pokoknya memimpin sekolah. Dan kepergian ke jakrta kali ini adalah salah satu dari beberapa kegiatan lain itu.
Untuk catatan ke Jakarta ini sudah pasti ada banyak kisah yang dapat dicatat di sini. Saya akan berbagi dengan yang membacanya bahwa masa empat hari meninggalkan Karimun ke Jakarta. Sekurang-kurangnya pengalaman melangkahkan kaki dari halaman rumah menuju Jakarta adalah sesuatu yang saya pikirkan layak untuk ditulis. Sebutlah sebagai catatan harian seorang pensiunan yang ternyata tidak merasakan bedanya pensiun dengan belum pensiun.
Pada Jumat (16/12/2022) siang bakda jumaatan saya meninggalkan rumah, Wonosari. Menggunakan scutter merah saya menuju pelabuhan. Membeli ticket Karimun-Sekupang, saya naik Dumai Line. Saya tidak melihat itu Dumai Line berapa. Tidak penting juga. Setengah jam mengharungi laut kapal berlabuh di Pelabuhan Sekupang, Batam. Tanpa memikirkan ini-itu saya meneruskan ke Bandara Hang Nadim untuk meneruskan perjalanan ke Jakarta. Sesuai jadwal ticket Garuda, pesawat akan terbang sekitar pukul empat. Lagi-lagi saya lupa persis jamnya. Pastinya, lewat pukul lima sore pesawatnya baru terbang.
Sudah malam tiba di Jakarta. Teman saya, Om Jay yang saya kontak sebelum naik pesawat Garuda sore itu membantu saya malam pertama (Jumat malam) di Jakarta. Saya diajak tidur ke rumahnya di Bekasi karena saya memang belum order kamar hotel. Catatan Jakarta-Bekasi, ke rumah Om Jay ada catatan tersendiri. Pastinya tidur mala mini nyenyak karena kamar yang saya temati cukup sejuk.
Pagi Sabtu (17/12/2022) kami –saya dan Om Jay– ke Gedung PGRI setelah pagi itu kami sarapan dulu di salah satu warung yang menjual lontong di komplek perumahan Om Jay. Bahkan habis subuh kami sempat berjalan kaki sambil saya melihat-lihat komplek perumahan itu. Selanjutnya kami berangkat ke Jakarta dengan mobil avanza hitam Omjay itu. Kata Om Jay ada seorang teman yang juga akan ikut acara Peluncuran Buku Gurindam seperti saya di Taman Ismail Marzuki (TIM). Di Gedung PGRI ternyata ada tiga orang teman. Semuanya akan ikut acara di TIM itu.
Kami bersama dengan mobil Om Jay ke Hotel Alia (tempat saya akan menginap) dan Hotel Gren Alia tempat sebagian lainnya akan menginap. Karena belum bisa chek in pada jam itu kami hanya menitipkan tas di hotel masing-masing. Lalu kami ke TIM karena rangkaian acara peluncuran sudah dimulai. Mulai hari itu sudah dihelat kegiatan Bazar UMKM.
Malamnya, saya dan beberapa orang teman melihat-lihat pameran Gurindam Kataraga. Lukisan orang dengan tulisan berupa gurindam. Selebihnya dengan kegiatan –bebas– masing-masing. Dua kegiatan sabagai rangkaian Peluncuran Buku Gurindam Kalbu, bazar dan pameran menjadi objek tumpuan sebagian kami untuk dinikmati selain acara festival Puisi Multi Media yang dibawakan oleh bang Asnur dan kawan-kawan. Sebagian teman-teman istirahat di kamar masing-masing.
Menjelang pukul 10 malam saya kembali ke kamar. Malam ini ada laga final tempat ketiga antara Kroasia melawan Maroko. Saya menyaksikan laga ini dari awal hingga akhir. Saya juga sempat membuat sedikit catatan laga itu. Hari ini lumayan banyak pengalaman selama di sini.
Pada 18/12/2022 (Ahad malam) adalah puncak acara peluncuran. Malam ini semua peserta tampil dan hadir di ruang Teater Kecil TIM, tenpat dihelatnya Peluncuran Buku Gurindam Kalbu Asean. Acaranya sangat hebat. Spektakuler. Saya mengikuti tidak sampai habis. Saya masih menyukai sepakbola. Malam ini adalah laga final tempat pertama antara Argentina melawan Prancis. Saya pun menyaksikan laga ini dari kick off hingga ditutup dengan tendangan pinalti itu. Sempat juga saya membuat catatan laga itu di blog ini. Dan besoknya peserta pun kembali ke daerah masing-masing. Konon ada yang melanjutkan ke perjalanan lain. Saya dan seorang teman kembali ke Kepri melalui Sukarno Hatta dan Hang Nadim.***