JIKA tidak untuk meraih manfaat kita tidak akan berbuat. Ini berlaku untuk semua orang. Siapa saja. Dan demi mendapatkan manfaat orang sanggup dan akan berbuat apa saja. Berbuat apa saja dan dimana saja dalam perspektif yang baik, tentunya. Begitulah hukum hidup. Orang hidup tidak akan membiarkan hidupnya tanpa berbuat. Tanpa manfaat. Agama juga menetapkan begitu. Orang yang baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Nilai manfaat tetap menjadi unsure penting.
Sesungguhnya hidup pada hakikatnya adalah untuk mendapatkan manfaat. Tidak berguna hidp jika tidak ada manfaat. Lebih kerasnya, hidup yang tanpa manfaat sebenarnya sudah sama dengan orang yang tidak hidup. Bahkan bisa dianggap lebih jelek, karena akan terus menajdi beban orang lain. Hidup artinya masa-masa yang Tuhan berikan untuk meraih manfaat.
Berbicara tentang manfaat, kita sadar bahwa manfaat bisa untuk diri sendiri. Untuk diri pribadi. Tidak terkait dengan orang lain. Ketika makan nasi atau makan apa saja, mungkin saat sarapan pagi atau makan siang atau sore harinya, misalnya orang makan pada hakikatnya untuk dirinya sendiri. Setiap suap yang masuk ke mulut adalah ke mulutnya sendiri dan akan masuk ke lambungnya sendiri juga. Jika itu ada manfaat, itulah manfaat untuk dirinya sendiri.
Tentu ada pula manfaat untuk orang lain dari apa yang kita buat sendiri. Mungkin untuk keluarga sendiri atau orang-orang bukan keluarga yang mendapatkan manfaatnya. Kita melakukannya semata untuk mereka. Intinya untuk orang di luar diri kita. Ini manfaat untuk orang lain. Sebut saja, misalnya saat membantu seseorang yang kesulitan mengangkat barang-barangnya di satu tempat. Kita ikut mengangkatnya. Kita membuat pekerjaan orang itu lebih mudah berbanding jika orang itu mengangkatnya sendiri. Inilah manfaat untuk orang lain.
Sesungguhnya hidup yang amat singkat akan menjadi bernilai lama jika hidup yang dijalankan diisi dengan sesuatu yang bermanfaat. Kata agama (Islam), umur dinilai panjang atau pendek (singkat) sepenuhnya terkait dengan raihan manfaatnya. Salah satu hadits berbunyi begini, “”Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbuat baik kepada kedua orang tua dan menjalin silaturrahim dengan sesama.” Pernyataan Nabi yang diriwayatkan Imam Ahmad, ini membuktikan bahwa jalinan silaturrahim dengan orang lain yang tentu saja saling memberi manfaat, akan dapat memanjangkan umurnya. Panjang umur, baik dalam pengertian sempit (denotasi) maupun dalam pengertian luas, namanya akan terus ada walaupun dia sudah tiada. Nah, berbuat baik (bermanfaat) plus silaturrahim dengan orang lain, itu mempengaruhi singkat-tidaknya umur di sisi Tuhan.
Kalau begitu, hakikat umur panjang adalah karena adanya perbuatan baik yang tentu saja bermanfaat untuk banyak orang selain manfaat untuk diri sendiri. Untuk itu, setiap saat teruslah mengejar manfaat, Mari berusaha terus untuk meraih manfaat. Kita yang sudah bersilaturahim di ranah literasi di sini, pada hakikatnya adalah bentuk usaha kita untuk dapat saling bermanfaat di antara kita.
Insyaallah kita yang sejak awal sudah di sini akan mencatat satu tahun kebersamaan di wadah hebat YPTD ini. Tidak berlebihan jika kita saling bertanya, manfaat apa yang sudah kita berikan dan atau kita terima dalam kebersamaan kita? Kita percaya, kebersamaan ini bukanlah kebersamaan yang sia-sia. Lahirnya buku sebagai mahkota penulisnya, atau bertebarannya tulisan-tulisan kita di blog terbitkanbukugratis.id dalam satu tahun atau dalam beberapa bulan kebersamaan kita, itu semua adalah bentuk manfaat yang akan terus bernilai manfaat sepanjang masa. Tidak hanya selama kita ada tapi juga setelah kita tiada. Selamat milad pertama, YPTD. Semoga terus memberi manfaat bagi semuanya.***