Bersama Amirul menyemai halia,
Ambil nyiru tersangkut dahan,
Cikgu Asrul muda belia,
Betulkah baru dua puluhan?
Kain baru dari lah pekan,
Kain diisi di dalam bakol,
Kalau begitu yang dinda katakan,
Alamat kanda mati tekojol.
Bunga mawar tepian tangga,
Lebat berbunga pohon selasih,
Jika benar bagai diduga,
Patutlah jiwa ingin berkasih.
Rupanya akak main jerami,
Kami hanya mamain bakau,
Rupanya akak sudah bersuami,
Maaf saya hanya bergurau.
Dari mana akak ni dulu,
Kemang baru patahlah dahan,
Dari mana akak ni tahu,
Memang umurku dua puluhan.
Asyik berbual mengail keli,
Duduk di bangku sambil ketawa,
Pantun kujual belum dibeli,
Rajuk hatiku laralah jiwa.
Teringin hati bunga kenanga,
Tapi sayang dapatnya pauh,
Teringin hati pergi ke sana,
Tapi sayang tempatnya jauh.
Daun keladi daunlah talas,
Batang jerami buatlah shampo,
Abang Asrul mohon dibalas,
Rupanya puan @Cikgu Rokiah masihlah kepo.
Ada ikannya tak ada nasi.
Memakai roti berkuah badah,
Bukannya aku tak mau beli,
Merangkai diksi teramat susah.
Kitab dibelek ilmu sifat,
Duduk teleku di kerusi jati,
Jenuh ku telik dalam makrifat,
Tuan mengaku puaslah hati.
Ke pulau indah membawa raga,
Bersama ragi kasih bersemi,
Kekanda sudah beranak tiga,
Apatah lagi sudah bersuami.
Ikan sepat berenang ke hilir,
Ikan haruan dengan tenggiri
1994 tahun ku lahir,
Cobalah puan hitung sendiri.
Bercucur peluh sekujur badan,
Panas menyengat di hari siang,
Terasa jauh kalaulah jalan,
Pakai pesawat dapatah terbang.
Mengasap dupa kusyuk teruna,
Ramailah saudara berkunjung tamu,
Ingin diduga harap mengena,
Dari Singapura tempat asalmu.
Ikan sepat masak belada,
Sambal kuini lawan yang baik,
Kurang tepat saudari menerka,
Asal ku ini dari lah Daik.