Kalau bertanya si insan seni,
Berborak sahaja kurang bercakap,
Johor asalnya alamatku ini,
Di Parit Raja istana hinggap.
Tarian samba terus menyentap,
Jelas hidangan habis tiada,
Matanya hamba asyiklah menatap,
Pantun karangan dinda kekanda.
Baju puan berkain katun,
Benang roda benang berserat,
Ingin hati untuk berpantun,
Apa daya pulsa sekarat.
Saya datang membawa visi,
Begitu pulang membawa misi.
Pantun saya sampai di sini,
Terima kasih mau permisi.
Bunga kecubung mekar serasi,
Mari dikarang beralas timba,
Negara sebumbung kita beraksi,
Dari Penang kunjungan hamba.
Enaknya bubur dicampur kuini,
Sampai terlentuk perut berbuai;
Semakin kabur mataku ini,
Terasa mengantuk kasur pun melambai.
Pagar besi rapuh berkarat,
Janganlah dipasang di kaca patri,
Jikalau pulsa sudah sekarat,
Ambillah gawai anak dan istri.
Buah kuini dimakan pelatuk,
Batangnya tumbuh dekat mahoni,
Mata ini sudah mengantuk,
Mimpi indah di malam ini.
Kala berenang pastilah basah,
Akan terjamin dingin merana,
Amatlah senang bisa ukhuwah,
Moga terjalin waktu yang lama.
Jalan-jalan ke kota Tugu,
Janganlah lupa membeli getuk,
Maafkan jika aku mengganggu,
Tidurlah kita jika mengantuk.
Ikan mujair dalam kolam,
Dia pintar pandai melompat,
Siang telah berganti malam,
Semoga sahabat selalu sehat.
Ambil mesin pergi membabat,
Engkol mesin talinya ditarik,
Selamat malam dan beristirahat,
Semoga esokmu lebih baik.
Terang malam dihias bulan,
Tampak bayang dalam perigi,
Terima kasih sudi kenalan,
Esok kita berpantun lagi.
Jalan-jalan keĀ Johor Bahru,
Jangan lupa beli terasi,
Selamat malam Cikgu Guru,
Mohon izin berbagi informasi.
Tepian perigi lebat kemumu,
Dipangkas mamanda di pagi hari,
Informasi berbagi wahana ilmu,
Menjana minda wadah bestari.