Mawar sekuntum di sirna malam,
Gugur di celah rumpun bidara,
Assalamualaikum kukirim salam,
Kalam Bismillah pembuka bicara.
Bulan tersenyum di waktu malam,
Semilir sejuk angin berlalu,
Waalaikumsalam kujawab salam,
Smoga semangat sehat selalu.
Sayang peria pohonnya rendah,
Di perdu palas hinggap merpati,
Hati ceria di hari nan indah,
Salam berbalas mekar di hati.
Batang kemumu di atas titi,
Dikutip oleh si anak dara,
Salammu ku sambut seikhlas hati,
Waalaikumsalam penjawab bicara.
Pusat Riau konon di penyengat,
Atur rencana untuk ke sana,
Salam terjawab dengan semangat,
Bismillah bermula semoga sempurna.
Berdagang ke hulu hajat teruna,
Biji selasih sarat muatan,
Di angin lalu ukhwah terbina,
Berpaut kasih menyulam ikatan.
Berdagang ke hulu boleh bertiga,
Pergi bermula dari meranti,
Kalau ukhuwah telah dijaga,
Alamat bahagia mekar di hati.
Puteri Amanda makan keceri,
Di tepi sawah bercanda mesra,
Bicara adinda tidak terperi,
Ikatan ukhwah disambut mesra.
Menimba teruna air perigi,
Penuh setimba buat si dara,
Andai CORONA berlalu pergi,
Bersua muka pemantun nusantara.
Duduk bersantun anak paduka,
Menjamah selera ketupat palas,
Bisa berpantun gelanggang terbuka,
Bertentang mata bicara berbalas.
Amatlah asam rasanya cuka,
Sebagai obat ambil srikaya,
Andaipun tak bisa bersua muka,
Lewatlah zoom bertatap maya.
Berarak mega di hujung kota,
Bermandi hujan jalan bertuntun,
Turutlah serta menganyam kata,
Persis latihan pertandingan berpantun.
Bertentang mata sesama kota,
Diulit dengan kata biasa,
Marilah sama menganyam kata,
Aura pertandingan sudah terasa.
Dihulur salam uda dan dara,
Jalan bertuntun bersama pendeta,
Walaikumsalam dijawab mesra,
Gelanggang pantun menyulam kata.
Duduk santai di tengah gubuk,
Tertuju pandang ke atas kuba,
Tiada sabar hati berdebuk,
Menanti waktu pertandingan tiba.