Kehidupan Ini..

Jakarta-kalimantan Barat di tempuh dalam waktu satu jam lebih sedikit.

Ya, hampir sama dengan waktu pulang dari kantor ke rumah kalo kejebak macet di Simatupang.

Ketika tinggal di Dubai, saya sangat merindukan makanan khas Indonesia, seperti pecel lele, baso, nasi goreng.

Sekarang, setelah tinggal di Jakarta, saya merindukan nasi mandi, parotta dan pesawar mutton kadai.

Begitulah, hidup ini, tidak sedikit dari Homo Sapiens, merindukan kehidupan homo Sapiens yg lain. Mereka yg sakit merindukan kehidupan orang sehat, orang miskin merindukan kehidupan orang kaya, orang sibuk merindukan kehidupan yg santai, orang santai merindukan kesibukan, para jomblo merindukan pasangan, yg sudah punya pasangan pening kepala dengan pasangannya.

 

Bagaimana agar kondisi hati ini tetap stabil, apapun kondisi yg di alami?

Lepaskanlah kemelakatan hati kepada selain Tuhan, lepas-lepas, cukuplah penghambaan ini hanya kepada-Nya.

Begitulah hidup, kadang manusia mengidamkan sesuatu ternyata Tuhan tidak kasih sesuatu itu. Tapi setelah sekian lama baru terasa dan memahami mengapa Tuhan tidak kasih apa yang diinginkan.

Sebagai manusia pengetahuan sangatlah terbatas, tidak dapat menembus masa depan, bahkan untuk besok saja, kadang rencana yang telah disiapkan tidak terjadi, malah terjadi hal-hal yang diluar perencanaan.

Manusia yang sadar akan kelemahan diri, selalu menyadari bahwa hanya kepada Tuhanlah dia berserah diri. Tidak ada daya upaya kecuali semuanya terjadi atas izin Tuhan.

Tuhan Pengasih, Tuhan penyayang.

 

 

Tinggalkan Balasan