Perancis

 

Saat ini Perancis lagi banyak diperbincangkan oleh publik wabil khusus dari kalangan umat Islam.

Pasalnya, ya sudah kita mafhumi bersama, dalam status singkat ini aku ingin bercerita tentang Perancis dalam kehidupan disekitar kita.

Tidak seperti Inggris yang mana lebih dikenal oleh sebagian besar orang Indonesia. Perancis menurutku enggak terlalu popular dimata orang Indonesia.

Perancis dikenal lewat “menaranya”, wine-nya yang terkenal lezat, croissant yang sudah menjadi menu “wajib” buat b’fast di hotel-hotel hampir diseluruh dunia.

Bicara tentang hotel, Perancis emang jagonya, saat group Accor asal Perancis menjadi yang terdepan dalam industri hotel dunia.

Mereka mengelola hotel berbintang 3 sampai bintang lima. Di bintang 3 mereka punya Ibis, Bintang 4 Novotel dan bintang 5 Pullman.

Setiap staf yang baru bekerja dijaringan accor akan mendapatkan Training, dan salah satu materi trainingnya adalah sejarah Accor dan pendirinya yang orang Perancis itu.

Karena Accor punya orang Perancis, maka GM ( General Manager ) jaringannya hotel dibawahnya kebanyakan disi oleh orang Perancis.

Kebetulan Novotel Al-Barsha Dubai tempat aku dulu pernah bekerja GM nya asli Perancis. Orang kalem, agak ” gemulai” dan ya biasalah namanya juga GM agak gimana gitu.

Orang Islam di kawasan Afrika terutama orang Aljazair, ternyata lebih mengenal bahasa Perancis dibandingkan bahasa Inggris, disebabkan dulunya Perancis adalah penjajah mereka.

Kembali ke hotel, jaringan Accor ini sudah merambah kemana-mana termasuk Indonesia. Jadi kalo ada seruan untuk memboikot produk Perancis maka Pullman, Novotel dan Ibis ini yang akan kena imbasnya.

Misalnya, orang Islam tidak akan menginap di hotel jaringan Accor, kalo ini terjadi bisa jadi Pullman, Novotel, Ibis, akan bertambah “lemes” jangankan di boikot tanpa di boikot pun industri perhotelan sekarang ini sudah “ngos-ngosan”.

Tingkat penghunian kamar sangat rendah, orang-orang udah enggak ngadain seminar, loka karya, kawinan di hotel, jadinya banyak staf yang dirumahkan, entah sampai kapan mereka akan kembali bekerja kagak ada yang tahu secara pasti.

Industri perhotelan termasuk yang terimbas parah oleh wabah Corona, padahal industri ini menjadi “periuk nasi” bagi banyak orang.

Tinggalkan Balasan