KMAC#3.MEMUPUK JIWA PERSATUAN DAN KERJASAMA DI SPENDAWA
Pada akhir – akhir ini kita sudah jarang melihat anak-anak bermain bersama di lingkungan rumah kita. Bahkan di lingkungan sekolah saat istirahat, anak anak cenderung asyik dengan HP nya. Sangat sedikit anak yang asyik bercengkrama, bercanda tertawa bersama.
Memang sekarang zaman sudah berubah, zaman sudah memasuki era industri 4.0 yang kata orang semua serba digital. Sudah tidak zamannya lagi anak bermain petak umpet, ularnaga, atau sulamanda. Permainan anak lebih menyenangkan secara online. Semua permaian ada. Teman bermain juga online, mau pilih lawan main seperti apa ada.
Lambat laun dunia menyendiri lebih menyenangkan dari pada bersama orang lain. Dari TK sampai anak SMA mereka lebih suka dengan dunia mayanya. Walau mereka berkumpul duduk bersama tapi masing-masing asyik dengan HPnya.
Ternyata situasi ini memberi dampak yang luar biasa kepada sikap dan perilaku pada anak-anak kita. Sebagai contoh, di rumah saat anak bermain HP dia akan enggan untuk di perintah atau di mintai tolong orang tuanya.
Bahkan saat ibunya membersihkan lantai menyapu, justru anak angkat kaki ditempat duduknya, tidak beranjak meminta sapu dari ibu yang sedang menyapu.
Tidak beda di sekolah, anak enggan melaksanakan piket kelas, mereka saling lempar keteman lain. Saat bapak ibu guru kerepotan membawa barang, jarang anak yang dengan sukarela menawarkan bantuan kepada bapak ibu guru tersebut.
Mereka hanya melihat saja tanpa mau membantu.Rasa empati, peduli dengan orang lain juga mulai luntur di kalangan anak-anak kita.
Hal ini tentu menjadi pemikiran kita bersama. Apalagi sebagai seorang pendidik kita harus kembali menanamkan budi pekerti yang baik, agar anak tumbuh menjadi generasi yang tangguh tanpa meninggalkan unggah-ungguh ( sopan santun).
Anak yang tangguh, penuh unggah-ungguh tentu tidak mudah. Kita butuh proses dimana anak diajarkan sopan santun, berempati, peduli dengan orang lain , serta mau bekerja sama .
Nah untuk menanamkan sikap-sikap tersebut, kita harus pintar-pintar mengambil hati anak. Mereka melakukan tanpa sadari mereka telah melakukannya.
Hal inilah yang mendasari kami para guru di SMP Negeri 2 Wangon ( SPENDAWA) merancang kegiatan peringatan HUT Sekolah yang ke-44 dengan permainan-permainan yang menanamkan jiwa persatuan dan kerjasama.
Diantara permainan tersebut adalah Lomba Tarik Tambang. Dalam lomba ini anak-anak harus bersatu kompak melakukan tarikan seirama bersama agar kekuatan muncul menjadi satu.
Dengan semangat bersama anak-anak melakukan kegiatan ini dengan sangat gembiara dan bersemangat. Mereka saling membantu jika ada anak yang terguling atau jatuh saat menarik tambang.





Sedangkan permainan yang ke-4 adalah lomba memindahkan biji dengan sumpit. Hal ini mengajarkan kepada anak-anak bahwa apapun pekerjaannya semua butuh usaha,ketekunan dan kerja keras.
Jangan pernah meremehkan yang kecil, karena dari yang kecil akan menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak.





Demikianlah usaha-usaha kami guru Spendawa dalam rangka memupuk jiwa persatuan dan kerjasama seperti yang sedang digalakkan dalam progam P5.
Keren semangat terus buat Bu Mulyo