Menulis Setiap Hari

KMAB24 Dilihat

Menulis Setiap Hari

Inilah topik hari pertama Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI 28. Senang bisa mengulang kembali pelajaran yang pernah saya dapat ketika saya menjadi peserta kegiatan menulis gelombang 8. Sekarang namanya sudah lebih keren KBMN PGRI.

Resume yang saya buat lebih kepada me-refresh teori yang sudah lama tersimpan dalam pikiran yang perlu digali kembali untuk memotivasi diri sendiri.

Berikut format resume yang telah diberikan Mas Brian pada saat opening ceremony KBMN 28.

Resume Pembelajaran KBMN 28

Topik               : Menulis Setiap Hari

Resume           : ke-1

Gelombang    : 28

Narasumber : Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.

Moderator     : Dail Ma’ruf, M.Pd.

 

Acara diawali dengan doa kemudian penyampaian materi oleh Om Jay, sapaan akrabnya.

Om Jay membagikan CV nya kepada para peserta agar mengenal lebih dekat dengan beliau. Link CV,  https://wijayalabs.com/about

Berikut penuturan Om Jay kepada para peserta KBMN 28:

“Kalau kita ingin fokus dan lulus di gelombang 28, maka mulailah fokus dengan materi yang diberikan oleh narasumber KBMN gelombang 28.  Syarat utama menjadi seorang penulis adalah membaca karya tulis orang lain. Itulah mengapa penulis terkenal selalu lahab dalam membaca buku. Bagaimana supaya bisa selesai dengan cepat dalam membaca buku digital? Mulailah membaca daftar isinya dan pilihlah bagian yang menarik hati anda. Setelah itu, bacalah dengan tenang lalu fokuslah membaca tulisannya. Dengan segala kerendahan hati, mulailah menahan diri untuk fokus membaca. Perintah pertama yang turun dari Allah adalah membaca. Mulailah banyak membaca untuk menjadi seorang penulis.”

Saya terkesan dengan kata-kata, “Di atas langit ada langit.”  Saya mengartikan kata-kata tersebut sebagai kata-kata petuah bahwa sebagai penulis tidak boleh sombong dan menganggap tulisannya lebih hebat dari orang lain.  Karena mungkin tulisan orang lain dapat melengkapi tulisan kita atau dapat dijadikan pembanding kearah positif. Jika seseorang rajin membaca blog orang lain maka akan mendapatkan banyak ilmu. Namun cukup dimengerti jika tidak dapat membaca semua tulisan yang dibagikan oleh para peserta karena tentu akan banyak menyita waktu. Setelah tugas utama selesai dapat membaca blog para sahabat dan memberikan komentar.

Om Jay menambahkan pelajarannya, “SAAT mengajar MENULIS sebaiknya dimulai dari mengajarkan yang mudah ke yang sulit, maka sebelum belajar menulis tulisan yang menuntut argumentasi, misalnya, siswa akan lebih mudah belajar menulis tulisan naratif terlebih dahulu, menulis tentang diri sendiri, perasaan, pengalaman, saudara, teman, sekolah, dan sebagainya. Umumnya orang menulis tentang pengalaman pribadi di dalam buku diary atau buku catatan harian. Tidak ada salahnya guru menugaskan siswa untuk memilikinya dan menganjurkan mereka menulis tentang apa saja yang mereka amati dan pengalaman apa saja yang mereka alami. Kalaupun ada siswa yang tidak berusaha menulis di buku catatan harian, tidak masalah. Sekali-kali guru perlu membaca buku catatan harian siswa dan memberikan komentar yang positif pada tulisan mereka. Di kelas KBMN ini ada 30 pakar penulis yang akan membagikan pengalamannya kepada anda. Dari yang mudah sampai yang susah. Hanya mereka yang lahab membaca akan menjadi PENULIS dan mendapatkan MAHKOTAnya. ”

Bapak Dail menambahkan Mahkota di dapat saat penulis itu menerbitkan bukunya.

Berikut info tambahan dari Om Jay,  “Pada pengelolaan blog, unsur keterampilan menulis sangat mutlak diperlukan agar blog yang dibuat dapat menarik hati para pengunjungnya untuk membaca dan memberikan komentar. Semua itu akan terjadi seiring banyaknya tulisan yang dituliskan oleh seorang blogger. Semakin banyak tulisan yang dibuat, maka semakin banyak pula kesempatan pembaca untuk membaca tulisannya secara online. Jadilah blogger dengan memiliki blog pribadi.

Pelajaran yang disampaikan om Jay sangat memotivasi para peserta KBMN 28, namun ada satu pernyataan peserta yang sangat menggelitik hati saya dan saya setuju dengan pendapatnya. Berikut pendapat dari ibu Hadi Riwayati Utami dari Semarang bahwa ketenaran itu besar pengaruhnya. Hal ini dapat dibuktikan ketika tulisan om Jay tentang Opening Ceremony KBMN 28 telah dibaca lebih dari 700 pembaca. Sementara tulisan ibu Hadi tentang Opening Ceremony KBMN 28 awalnya tidak ada yang baca baru kemudian terdapat 22 orang yang membaca.  Ibu Hadi menambahkan bahwa judul tulisan berikutnya, “KBMN Bukan Kelas Belajar Biasa baru dibaca 31 orang dan menurut pendapatnya tulisan bu Hadi tidak kalah menariknya dengan tulisan Om Jay.

Dalam hati, saya tertawa dan tentu saja membenarkan pendapatnya. Namun sebenarnya tulisan yang dibaca sebanyak 31 orang sudah banyak. Kita tidak dapat membandingkan response pembaca terhadap guru blogger kita dengan kita sebagai penulis pemula atau sebagai orang yang belum dikenal.

Berikut link yang dapat memotivasi para pembacanya:

https://www.kompasiana.com/wijayalabs/63bae6b643a84b1ed7292bd2/buatlah-buku-sebelum-mati

Channel YouTube Omjay: Klik https://YouTube.com/wijayalabs

Bisa juga dibuka di https://wijayalabs.wordpress.com

Atau di https://wijayalabs.blogspot.com

 

Sebagai penutup dari resume saya, saya menggarisbawahi nasehat dari om Jay:

“Menulis setiap hari akan berbuah prestasi.”

“Menulislah dengan hatimu agar bertemu dengan pembaca setiamu.”

 

Kertosono, 10 Januari 2023

Nani Kusmiyati

Tinggalkan Balasan