Niat Untuk Tetap Menulis
Setiap pekerjaan apapun perlu didahului dengan niat. Seperti pelajaran ibu Kanjeng pada hari Rabu tanggal 11 januari 2022 dengan topik, “Menjadikan Menulis Sebagai Passion.
Pelajaran dari seorang penulis senior sekaligus motivator yang mendapat response positive dari para peserta KBMN PGRI 28 membuat saya memutuskan untuk memiliki niat untuk tetap menulis. Ketika lelah dari pekerjaan bisa beristirahat sejenak kemudian menulis.
Passion atau renjana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang untuk melakukan sesuatu yang dapat membuat seseorang menjadi bahagia ketika melakukan dan setelah melakukan kegiatan tersebut. Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi. Sehingga tidak pernah padam. Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah menjadikan sebagai renjana, maka kegiatan menulis tidak akan padam. Karena sudah menjadi kebutuhan bukan beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang kurang.
Menurut pendapat saya, passion bisa ada begitu saja semenjak seseorang lahir. Jika passion untuk melakukan sesuatu di dapat semenjak lahir itu adalah blessing. Namun passion dapat juga tumbuh karena sengaja ditumbuhkan karena berbagai tujuan, tidak hanya sekedar kesenangan namun ada nilai lain yaitu bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Ketika menulis menjadi passion saya, maka ketika saya tidak dapat menulis hati saya serasa tidak nyaman, seolah-olah ada sesuatu yang hilang dari saya. Karena menulis sudah menjadi kebutuhan saya sehari-hari. Terlebih jika imbas dari menulis menghasilkan berbagai hal yang positive maka passion itu akhirnya berbuah manis. Berbagai hal positive itu seperti: kita tidak mudah pikun karena otak kita selalu terasah, memiliki buku solo yang menjadikan kita memiliki nilai tersendiri bagi diri pribadi dan jika dibaca oleh orang lain akan memberikan manfaat bagi pembacanya.
Manfaat lainnya yaitu memiliki banyak sahabat karena menulis secara otomatis akan memperluas network kita sehingga kita dapat terhubung dengan banyak orang. Hal ini telah saya buktikan karena setelah saya berkomunikasi melalui sosial media, akhirnya saya dapat bertemu langsung dengan -orang hebat dan sahabat saya. Saya telah bertemu Om Jay, Bapak Thamrin Dahlan, bapak Dedi Dwitagama, Ibu Kanjeng dan sahabat-sahabat saya mba Atik Gunung Kidul, Ibu Aam, Cak Inin, dan masih banyak lagi tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk membulatkan tekad untuk menulis. Nah disini, menulis menjadi passion saya ditengah-tengah kesibukan saya. Saya menyadari ketika saya benar-benar sibuk atau ketika badan saya kurang fit saya akan break dulu untuk mengumpulkan energi untuk menulis karena jika saya sedikit free atau sudah membaik, ide akan dapat mengalir begitu saja. Namun beberapa poin penting atau topik yang yang hendak saya deskripsikan sudah saya catat di note book HP saya.
Seperti ketika saya sedang liburan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, saya telah mencatat poin-poin tersebut karena momen-momen spesial itu belum tentu terulang kembali. Terlebih foto-foto bersama keluarga dan sahabat, akan saya kelompokkan menjadi suatu cerita versi saya kemudian saya share ke instagram. Foto-foto di Instagram akan mengingatkan saya untuk menuliskannya menjadi suatu cerita di blog saya.
Ternyata jika kita memiliki niat kita tidak akan kehabisan bahan untuk bercerita. Percakapan dengan keluarga dan sahabat dapat dijadikan suatu cerita yang unik dan dituliskan di blog. Saat ini saya memiliki satu folder tentang kisah perjalanan saya berlibur juga momen bahagia ketika berkunjung keluarga dan sahabat.
Nah, bagaimana dengan para sahabat literasi? Apakah sudah memiliki niat untuk tetap menulis?
Yogyakarta, 13 Januari 2023
Nani Kusmiyati