BAPAK TAAT PUJI PRIHATIN SANG MOTIVATOR
Saya sedikit shock ketika mendengar berita duka dari group Program Doctoral UNJ. Group yang senantiasa update, penuh informasi dan tawa canda. Bapak Taat Prihatin nama lengkapnya, namun saya sering memanggilnya pak Taat saja, ketua kelas kami di S3 Ilmu Manajemen kelas B Angkatan 2016/ 2017 telah meninggalkan kami, sahabat-sahabatnya.
Pak Taat telah berpulang ke Rahmatullah, (Kelompok 9, Fapet), pada petang kemarin, Sabtu 4 Februari 2023. Kelompok 9 adalah nama kelompok pendakiannya. Almarhum wafat karena serangan jantung saat sedang dalam pendakian di Gunung Sagara, Garut. Sesuai amanat kepada putra-putrinya, almarhum minta dimakamkan di tempat ia wafat. Rencana semula, almarhum akan dimakamkan Sabtu malam, tanggal 4 Februari 2023, namun karena almarhum wafat saat sedang berada di alam/gunung, peraturannya harus di-visum. Laporan kejadian meninggal dunia sudah sampai di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut.
Saat ini, jenazah sudah dievakuasi di RS terdekat untuk mendapat visum sebagi dasar penerbitan surat kematian resmi dari dokter RS. Jenazah dihantar oleh Kades dan Mantri RPH Perhutani Garut. Proses penanganan jenazah mendapat bantuan dan terus dipantau oleh kang Nugraha E23 ADM KPH Garut dan kang Dadang E23 Kepala Kantor Pajak Garut.
Putra-putri almarhum sepakat untuk menjalankan amanat ayah mereka. Jenazah dimakamkan di tempat di mana almarhum meninggal dunia. Belum diputuskan akan di Kota Garut atau di Kampung Sagara tempat almarhum wafat.
Kepergian almarhum, sungguh sangat mendadak karena pada siang hingga sore hari, almarhum masih posting foto-foto dan video saat mendaki Gunung Sagara. Petang harinya teman-teman Grhasita mendapat kabar kepergiannya.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu. Semoga almarhum bapak Taat diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, serta diberi tempat yg terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.
Saya pribadi memiliki kesan yang mendalam terhadap bapak Taat. Beliau orang yang baik dan suka menolong, terutama ketika saya memerlukan referensi untuk disertasi saya, dia langsung carikan dan tidak perlu ribet-ribet langsung dalam bentuk PDF. Dia suka sekali mengenakan kemeja berwarna hitam ketika di kelas. Warna hitam adalah ciri khasnya. Pak Taat sangat rajin dan disiplin. Rajin mencari uang untuk biaya kuliah dan keluarganya.
Ketika kami akan ujian kompre, yang menjawab soalnya dengan ditulis tangan hingga keriting, Pak Taat dan saya tidak dapat mengikuti ujian dengan teman-teman lain karena istri pak Taat meninggal dunia dan saya dinas ke Thailand untuk latihan gabungan dengan beberapa negara lainnya. Akhirnya pak Taat dan saya mengikuti ujian kompre di tahun berikutnya. Cukup lama kami menunggu jadwal ujuan kompre. Kami menyikapinya dengan lapang dada.
Dalam perjalanan waktu kami berusaha menyelesaikan disertasi kami yang sedikit terseok-seok. Kami sesekali saling kirim pesan tentang progres disertasi kami. Kami berdua di salip dengan teman-teman lainnya yang satu persatu lulus dan diwisuda. Pak Taat bilang setelah saya dia akan menyelesaikannya, sebagai ketua kelas tidak apa-apa jika menjadi yang terakhir. Demikian penuturuannya. Kebetulan kami berusia sama dan memiliki problem mudah lelah karena bekerja juga mengerjakan disertasi.
Hobi kami berbeda, pak Taat menyukai hicking/ naik gunung sedangkan saya lebih suka duduk di depan laptop sambil mengetik cerita. Sudah beberapa gunung dia takhlukkan bersama teman-teman sehobinya. Terkadang dia share video pendakiannya. Masih saya simpan satu videonya ketika dia mendaki gunung Andong dan saya share di instagram saya setelah dia meninggal untuk mengenangnya dan mendengarkan suaranya.
Ada satu voice note yang dia kirimkam ke saya memberiahu kegiatannya dari pagi hingga sore karena saat itu saya bertanya keadaannya. Dia sempat sakit hypothermia (Hipotermia yaitu keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh kita kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas sehingga menyebabkan suhu tubuh sangat rendah).
Manusia milik Sang Pencipta dan sewaktu-waktu dapat dipanggil menghadap ke haribanNya.
Sahabat, saat ini dirimu lebih tenang. Tugasmu di dunia sudah selesai. Saya yakin segala kebaikanmu akan membawamu ke tempat terindah disisi Allah SWT. Karena engkau sangat mencintai alam dan gunung, maka akhirnya dirimu ingin membuat kenangan indah di tempat terakhirmu mendaki, di Gunung Sagara, Garut. Disitu jualah engkau dimakamkan.
Doa terbaik untukmu sahabatku, motivatorku.
Jonggol, 5 Januari 2023
Nani Kusmiyati Kediri