The burning flame

Film145 Dilihat

IQIYI

Sumber Gambar: IQIYI

The burning flame

The burning flame, salah satu film dari Negeri Tirai Bambu yang penuh dengan fantasi. Cerita dari film ini tampak tidak masuk akal namun banyak pelajaran yang bisa dipetik diantaranya kebaikan akan selalu mengalahkan kejahatan bagaimanapun bentuknya. Kesombongan, keserakahan akan menghancurkan pemiliknya.

Kesombongan, keserakahan dan kebrutalan dimiliki oleh setiap makluk di alam fana, namun kebajikan yang dimiliki oleh makluk atau individu dapat dikendalikan oleh makhluk itu sendiri melalui pengasahan spiritual. Karena sesunggguhnya yang fana itu akan mati dengan membawa amal kebaikan masing-masing untuk dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Jika kita sebagai penikmat film atau drama apa saja harus pandai menyeleksi dan menafsirkan film atau drama tersebut. Tidak boleh menelannya mentah-mentah. Karena penulis dari cerita itu adalah manusia biasa yang memiliki kemampuan nalar dan fantasi yang luar biasa karena dia bisa menggabungkan fantasinya dengan kepercayaan yang dimiliki.

Di dalam cerita ini yang mungkin membuat penonton bingung karena Dewa yang dia gambarkan mayoritas adalah Dewa yang tidak baik, yang menganggap dirinya terbaik dialam mereka dan manusia. Menurut saya sosok Dewa seharusnya adalah sosok yang memiliki segala kelebihan terutama kebaikan. Dewa yang tergambar pada film ini adalah sosok yang ganteng dan cantik dengan memiliki kemampuan magis yang tak terkalahkan namun mereka memiliki sifat angkuh dan brutal. Mereka mengganggap alam manusia dan alam setan (demon) harus tundauk kepada para Dewa.

Faktanya para Dewa itu banyak berbuat semena-mena membunuh manusia dan setan yang berseberangan dengan mereka. Namun terdapat beberapa Dewa yang tidak sepaham dengan para Dewa (Klan Dewa) yang berbuat brutal sehingga melarikan diri dan tinggal bersama-sama dengan manusia yang akhirnya bersama-sama untuk menakhlukkan Klan Dewa yang penuh keserakahan, kediktatoran dan kemunafikan. Cukup menarik bukan?

Di dalam film berseri ini terdapat 3 jenis Dewa yang memiliki karakter yang berbeda seperti halnya manusia. Yang pertama jenis Dewa yang sombong, brutal dan sewenang-wenang. Yang kedua jenis Dewa yang ingin menyelamatkan diri sendiri, berpihak kepada yang terkuat. Yang ketiga Dewa yang memiliki jiwa kesatria yaitu Dewa yang berani melawan kejahatan dan kediktatoran dengan strategi yang matang.

Hal menarik lainnya dari buku novel yang ditulis dan difilmkan ini adalah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Diantaranya Dewa yang jatuh cinta kepada manusia demikian sebaliknya. Dimanapun cinta mengalahkan pikiran rasional. Dengan cinta menggerakkan hati Dewa atau manusia untuk tetap hidup, kreatif  dan bahagia. Namun dengan cinta membuat mereka melakukan hal diluar nalar.

Cinta memang luar biasa karena dapat membuat hati manusia menjadi baik juga jahat. Cinta dapat meluluhkan kediktatoran. Menarik bukan dari cerita film ini. Dewa yang tak terkalahkan luluh dengan  cinta yang dia miliki untuk kekasihnya.

Senjata makan tuan tergambar dari film ini. Senjata yang dibuat untuk memusnahkan musuhnya namun malah menikam sang pembuatnya.

Akhir dari cerita pada film berseri ini Dewa yang jahat terkalahkan oleh Dewa yang baik yang bersatu dengan Klan manusia dan Klan Setan (demon). Kelompok-kelompok kecil dari berbagai Klan bersatu akhirnya menjadi kelompok yang kuat yang tidak terkalahkan.  Pemeran utama atau leading actor dan artist yang merupakan sepasang kekasih pada akhir cerita tidak dapat hidup bersama-sama karena sang artist meninggal dunia.

Cerita film ini menarik namun ada beberapa ganjalan yang seharusnya dilakukan oleh pemeran pada film ini seperti ketika menyerang musuh tampak kurang greget ketika salah satu sahabatnya diserang beberapa dari kesatria itu hanya diam termangu. Sehingga sahabatnya terluka parah baru mereka tersadar.

Body language atau bahasa tubuh dari sepasang kekasih tidak terlihat natural karena terlalu berjarak ketika bersama.

Nah jika penasaran silakan menonton film berseri ini dengan judul, “The Burning Flame.” Dengan aktor bernama Ren Jia Lun sebagai Wu Geng atau A Gou dan artis Xing Fei sebagai Bai Cai. Selamat menonton.

 

Jakarta, 19 April 2024

Nani Kusmiyati

Motivator, pegiat literasi

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar