Sumber: Dok Pri
Bersilaturahmi di Kediaman Bapak Thamrin Dahlan
Minggu tanggal 17 November 2024, kami menghadiri undangan bapak Thamrin Dahlan di kediaman beliau di Perumahan Bumi Harapan Permai / BHP, Jalan Bumi Pratama VIII Blok A 23 Rt 05 Rw 06 Kelurahan Dukuh Kramat jati Jakarta Timur. Awalnya agak bingung karena nama-nama yang ada di daftar undangan tidak begitu familiar. Saya baca lagi undangan tersebut untuk memastikan nama-nama dalam list undangan whatsapp mungkin ada salah satu yang saya kenal. Hanya nama tuan rumah, bapak Thamrin Dahlan dan ibu Enida Busri, istri beliau yang saya benar-benar kenal.
Saya baca lagi pelan-pelan dan baru paham bahwa di undangan tertulis “ Reuni Temu Kangen Alumni FKMUI 90” sekaligus launching buku dr. Irsyal Rusad Sp. PD. Semula saya hanya memperhatiakan launching buku saja dan memang biasanya kami kopi darat (Kopdar) dengan beberapa penulis di kediaman bapak Thamrin Dahlan atau di sebuah rumah makan Padang.
Kami, 20 orang berkumpul di kediaman beliau dan menikmati kebersamaan mencicipi makanan ringan hingga berat juga minuman segar home made dari sahabat-sahabat bapak Thamrin Dahlan. Beberapa tamu ada yang membawa mie goreng, tahu goreng, pastel, dan masih banyak lagi yang sering kita sebut gorengan. Ada juga yang membawa kopi asli Taiwan yang sempat ditawarkan kepada kami jika ingin membelinya.
Saya pribadi memang pecinta kopi namun tidak semua kopi bisa menenangkan lambung saya. Kopi-kopi yang berasal dari Indonesia memang pas di perut saya. Namun tidak menolak jika sekedar mencicipi segelas kecil kopi dari luar Indonesia. Karena persediaan kopi di rumah masih banyak, maka saya tidak membeli kopi yang ditawarkan oleh teman bapak Thamrin. Jika saya ingin membeli, saya bisa menghubunginya langsung.
Bapak Thamrin juga pecinta kopi dan beliau membeli kopi tersebut karena juga ingin menghargai jerih payah teman yang sudah berat-berat membawa dagangannya.
Salah satu teman beliau juga membawa dagangan daster kreasi para lansia di tempatnya. Warna daster cantik-cantik dan memiliki berbagai ukuran. Saya mencoba cari ukuran XL ternyata tidak ada. Kemudian saya coba buka daster ukuran L dan ternyata cukup besar dan pas ketika saya kenakan. Akhirnya saya membeli daster walau sebenarnya saya bukan pecinta daster untuk tidur. Saya membeli daster tersebut sekalian untuk kenang-kenangan pribadi bahwa ada suatu event yang tidak dapat terlupakan.
Setelah semua tamu berkumpul, bapak Thamrin membuka acara dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran kami semua. Beliau memberitahukan bahwa pada kesempatan tersebut terdapat beberapa event. Event pertama adalah launching buku yang berjudul Berdamai Dengan Diabetes Karya dr. Irsyal Rusad Sp. PD. Event kedua adalah Reuni Temu Kangen Alumni FKMUI 90.
Beliau menambahkan mengapa beliau mengundang saya karena pada saat ulang tahun YPTD yang dilaksanakan beberapa bulan yang lalu saya masih mengikuti kursus di Surabaya. Saya berusaha video call beliau dan teman-teman menulis yang hadir di kediaman. Saya merasa takjub akan keperdulian bapak Thamrin Dahlan dan teman-teman menulis di sosial media. Walau kami jarang bertemu, mereka senantiasa di hati.
Selesai sambutan acara dilanjutkan dengan launching buku dengan mendengarkan ulasan tentang buku dari dr. Irsyal Rusad Sp. PD. Kami yang hadir mendapatkan buku gratis dengan tanda tangan asli dari penulisnya. Buku yang berjudul “Berdamai Dengan Diabetes” mungkin belum sempurna, demikian yang diungkapkan dr. Irsyal Rusad Sp. PD. namun akan diperbaiki untuk cetakan berikutnya terutama dalam hal layout buku.
Saya pribadi berpendapat yang terpenting jadi buku terlebih dahulu dan keberanian menulis harus segera diwujudkan. Tidak mudah untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran kita walau sangat mudah bagi kita menceritakan pengalaman kita kepada orang lain seperti kepada keluarga atau sahabat kita melalui telepon yang bisa satu jam menceritakannya. Ketika kita hendak menuangkannya dalam suatu naskah, kita akan sedikit berfikir apakah pesan yang hendak disampaikan dapat dimengerti oleh pembacanya.
Menulis menjadi mudah ketika kita bercerita tentang pengalaman atau profesi pribadi karena kita mengalaminya sendiri sehingga tanpa terasa kita telah mengeksplor secara mengalir pengalaman atau profesi kita tersebut. Buku yang ditulis dr. Irsyal Rusad Sp. PD. juga berdasarkan pengalaman pribadi ketika menangani pasien Diabetes dan keluhan-keluhan mereka.
Selesai mendengarkan ulasan dari dr. Irsyal Rusad Sp. PD. kami lanjut berbincang-bincang ringan dengan bapak Thamrin Dahlan dan beberapa teman baru, dilanjutkan dengan makan siang bersama. Makan siang yang telah disiapkan oleh ibu Enida Busri Thamrin Dahlan dan keluarganya menghadirkan rendang daging, mie goreng, ayam goreng, sambal balado petai, karedok dan beberapa pelengkap seperti tahu tempe juga rujak buah dan puding sebagai makanan penutupnya. Sungguh komplit apa yang tersedia di atas meja. Saya tidak bisa mencicipi semua makanan karena perut saya cukup untuk nasi putih, sedikit mie goreng karena sudah sama-sama mengandung karbohidrat, ayam goreng, dan sedikit sambal balado petai.
Sedangkan beberapa tamu sangat menikmati rendang daging karena memang khas makanan Padang yang sudah go internasional. Saya tidak khawatir untuk tidak dapat mencicipi rendang daging buatan ibu Enida Busri karena kami para tamu juga dibungkuskan rendang untuk dibawa pulang. Benar-benar undangan spesial. Pukul 14.00 setelah sholat dzuhur kami berpamitan pulang. Bapak Thamrin dan ibu Enida Busri turut menghantar kami hingga di depan rumah dan melihat mobil kami pergi.
Rasa syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan bersilaturahmi saya mendapatkan banyak wawasan dari orang-orang baru juga menikmati kebersamaan dengan keluarga Bapak Thamrin Dahlan dan sahabat-sahabatnya, terlebih mendapat buku gratis dari dr. Irsyal Rusad Sp. PD.
Sumber: catatan harian Nani, tanggal 17 November 2024.
Jonggol, 30 November 2024
Nani Kusmiyati