Melawan Sunyi
Nina Sulistiati

Suara itu terdengar begitu jauh,
lamat-lamat, dan akhirnya lenyap menghilang
Kini duniaku hening, sunyi, sepi
Suara-suara itu kini tak bermakna

Kerap hatiku berteriak,” Di dunia manakah aku berada
Kesunyian yang menghantui di tengah hingar bingar dunia
Namun aku tak mengerti apa-apa
Semua suara tak bermakna apa-apa.”

Aku ingin mendengar indahnya dendang burung
Ingin kunikmati desir angin yang membelai deretan nyiur
atau debur ombak yang menghantam karang
atau kidung nina bobo yang melenakan

tak terasa setetes air jatuh di ujung mata
memandang bocah-bocah kecil tertawa ceria
mendendangkan lagu-lagu dan bersenda ria
namun semua itu tak bermakna apa-apa

Bahagia itu harus tercipta meski tanpa kata
Asa yang membara harus tetap ada di dada
Inilah duniaku yang sunyi senyap
Namun harapanku tak boleh ikut lenyap

Kutahu senyap bukanlah penghalang asa
Sunyi tak akan menyurutkan langkah
Dalam heningku ku cipta sebuah karya
Karena Tuhan membaluriku dengan cinta

#Puisibuatkaumdeaf
#Akucintakalian
Cibadak, Agustus 2022

Mengetuk Pintu Langit-Mu
Nina Sulistiati

Di sepertiga malam kubersimpuh
menghadap-Mu dalam aneka rasa
mengadukan lara dan mensyukuri suka cita
memohon segala pinta duhai Sang Maha Kaya

Pintu Arsy-Mu terbentang luas
Kuketuk pintu-Mu dengan alunan ayat suci
Kulangitkan rangkaian doa dan pinta
pada-Mu Sang Maha Cinta

Sepertiga malam ku larutkan kalbu
Ingin ku bercumbu dengan-Mu pemilik hidupku
merayu-Mu memenuhi segala pinta dan damba
mengetuk pintu langit-Mu sepenuh jiwa

Ayat-ayatmu yang menggetarkan sanubari
Merangkai bait-bait kerinduan hati
kutengadahkan tangan berpasrah diri
Wahai Rabbi… pujaan hati

Sepertiga malam ku ketuk pintu langit-Mu
baluriku dalam keridhoan-Mu sepanjang hidupku.

Cibadak, 26 Mei 2022

Tinggalkan Balasan