Program sekolah yang berwawasan lingkungan terus dikembangkan dan berinovasi. Akuaponik dan green house diharapkan tetap berjalan tidak hanya mengejar predikat adiwiyata saja namun tetap eksis dan menjadi rutinitas kegiatan bagi warga sekolah. Selain mencetak kader adiwiyata sekolah juga mencari agen perubahan yang mampu mengedukasi teman sebaya untuk berbudaya berwawasan lingkungan.
Setelah akuaponik dan Green House sukses, sekolah mencanangkan program menanam anggrek, satu guru satu tanaman anggrek yang dipajang sepanjang selasar ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru dan ruang kelas. Program menanam anggrek (Grakgrek) bertujuan agar sekolah tampak asri dan cantik dengan adanya tanaman anggrek yang dipadukan dengan melukis tiap pilar kelas di lantai satu dengan lukisan batik dari berbagai daerah.
Foto : Gerakan menanam anggrek dan lukis pilar sekolah
Berbagai macam lukisan batik nusantara ini bertujuan mengenalkan ragam atau corak batik yang terdapat di berbagai wilayah nusantara. Pada setiap lukisan di bawahnya terdapat keterangan yang mendeskripsikan asal batik tersebut beserta filosofi maknanya.
Sementara itu di lantai dua pada dinding pagar kelas dipajang kuda lumping sebagai hiasan. Pajangan ini bertujuan agar siswa mengenal salah satu kekayaan kesenian daerah khususnya di Jawa yaitu ‘kuda lumping’.
Kuda lumping adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit yang menunggang kuda. Tarian ini menggunakan properti kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk seperti kuda, dicat berwarna warni, dihiasi dengan rambut dari tali plastik yang dikepang, sehingga kuda tiruan ini disebut juga dengan jaran kepang.
Tarian ini menggambarkan semangat heroisme prajurit dan aspek kemiliteran kavaleri berkuda yang gagah berani melawan pertempuran. Kuda lumping ini memberi simbol bahwa sekolah selalu siap dan penuh semangat mengantarkan peserta didik untuk maju berjuang menuntut ilmu, menyongsong tantangan abad 21.
Sekolah tampak indah dengan berbagai hiasan kreativitas yang berkesan asri, sejuk, indah dan nyaman. Kondisi sekolah yang kondusif untuk belajar, guru-guru yang ramah dan berinovasi dalam memberikan pelayanan
maksimal kepada siswa, merupakan komitmen sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang wellbeing, ramah anak dan mencegah bullying atau perundungan dalam sekolah, maka sekolah mendeklarasikan “ Sekolah Ramah Anak” pada tanggal 22 Desember 2020 di Balai Kota Semarang yang juga serentak diikuti SD, SMP dan SMA di Kota Semarang.
Segala bentuk kekerasan dan bullying dilarang keras oleh sekolah, baik buli dalam bentuk verbal dan nonverbal (fisik atau kekerasan, social atau relasional dan cyberbullying), baik antar siswa, guru dan siswa atau sebaliknya, antar rekan guru, serta tenaga pendidik dan guru.
Bila ada indikasi kearah bullying maka guru Bimbingan Konseling turun tangan menyelesaikan setiap permasalahan dengan jalan kekeluargaan, musyawarah, kedua pihak yang merasa menjadi korban bullying dan pelaku bullying dipertemukan. Guru BK siap menampung curhat dan siap menjadi mediator untuk menyelesaikan masalah.
Tiap kelas dibentuk “agent perubahan” yang berfungsi menjembatani antara siswa di kelas tersebut dengan guru BK nya dengan cara memberikan semua informasi kelas baik yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas, interaksi antar siswa di kelas, dan permasalahan kelas. Setiap ada gejolak atau indikasi yang mengarah pada bullying diharapkan akan bisa diantisipasi sebelum berkembang
menjadi masalah yang serius atau bila muncul bullying akan bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Sekolah pun terus berupaya mensosialisasikan “Sekolah Ramah Anak” kepada seluruh warga sekolah dan melarang setiap bentuk bullying sekecil apapun. Bentuk sosialisasi berupa pemahaman dan perilaku yang harus dihindari, perilaku yang bisa memicu dan perilaku yang harus dikembangkan untuk menghentikan bullying melalui simulasi, literasi dan pembiasaan pagi.
Setiap warga sekolah harus saling menghormati, menghargai dan menyayangi sesama. Penguatan Pendidikan Keluarga dan Pendidikan Karakter terus ditingkatkan, peran serta orang tua juga dilibatkan untuk mencegah terjadinya bullying.