Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DIY, Apresiasi Kinerja Guru pada Masa Darurat Covid-19.

Terbaru197 Dilihat

Oleh Nuraini Ahwan

Menulislah setiap hari, dan biarkan tulisan itu yang akan menemukan takdirnya sendiri. Membacalah setiap hari agar dapat merangkai kalimat demi kalimat menjadi indah dan bermakna.

Hari ini, saya membidik kegiatan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Istimewa Jogjakarta untuk menjadi bahan tulisan. LPMP DIY mengapresiasi guru-guru atas kerja kerasnya dalam melaksanakan pembelajaran pada masa corona virus disease 19 atau covid 19 ini.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh LPMP DIY dalam mengapresiasi kerja keras guru dengan menggelar lomba bagi guru dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional. Kegiatan yang memberikan ruang kepada guru untuk berkarya. Mengabadikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi covid 19 dalam bentuk tulisan. Tulisan berupa praktek terbaik yang sudah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran pada masa pandemi ini. Kreativitas dan inovasi yang guru-guru lakukan dalam pembelajaran jarak jauh baik secara dalam jaringan (daring, online) maupun secara luar jaringan atau luring.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DIY yang pimpin oleh Bapak Minhajul Ngabidin, S.Pd., M.Si, menginisiasi kegiatan yang dimulai dari bulan Mei 2020. Kegiatan lomba praktek terbaik (Best Practices) Kreativitas dan Inovasi Pembelajaran pada Masa darurat Covid-19 bagi guru. Menurut beliau, kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Mendorong kreativitas dan inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh dalam kondisi darurat Covid-19
2. Menghimpun dan mempublikasikan best practices pembelajaran covid -19 sebagai bagian dari pengembangan keprofesian guru
3. Memberikan penghargaan atas perjuangan guru dalam melaksanakan pembelajaran di masa penademik Covid-19
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat tepat untuk memberikan ruang berkreasi dan berkarya bagi guru. Suatu kejadian luar biasa yang diabadikan dalam tulisan guru yang tak pernah berhenti berjuang dan berinovasi meskipun dalam masa sulit seperti ganasnya virus corona ini.

Tahapan kegiatan yang dilakukan dari promosi sampai ke penilaian akhir berlangsung dari bulan Mei 2020 sampai bulan Juni 2020. Dengan rincian kegiatan mulai dari sosialisasi dan promosi tanggal 2 Mei sampai 2 Juni 2020. Batas akhir pengumpulan naskah 2 Juni 2020 pikul 23.59 WIB. Penilaian naskah mulai tanggal 3-8 Juni 2020. Seminar, wawancara ( seleksi akhir) dan pengumuman pemenang tanggal 16 Juni 2020.
Menurut Kepala LPMP DIY yang akrab dengan sapaan Pk Min, peserta yang berkesempatan mengirim naskah lomba tidak hanya berasal dari wilayah yang merupakan binaan LPMP Yogjakarta saja tetapi berasal dari 20 provinsi. Dari 20 provinsi tersebut peserta yang mengirim naskah melalui email maupun link google drive yang disiapkan panitia. Sampai batas akhir pengiriman naskah tercatat sebanyak 269 peserta.

Antusiasme yang luar biasa dari para guru. Ini mungkin juga sebagai indikasi bahwa dunia literasi khususnya menulis sudah menjadi gerakan di sekolah. Membludaknya jumlah peserta dari yang diperkirakan membuat pengumuman 20 besar tertunda. Menurut jadwal kegiatan, pengumuman akan dilaksanakan tanggal 8 Juni 2020 tetapi karena jumlah peserta yang diluar prediksi panitia maka pengumuman diundur menjadi tanggal 16 Juni 2020.

Penjurian atau penilaian tentunya dilaksanakan dengan selektif, dan objektif meskipun jumlah peserta yang begitu banyak. Menurut Pak Min, ada tiga hal yang dinilai terkait dokumen yang dikirim peserta. Penilaian itu meliputi:
1. Aktualisasi kegiatan benar-benar dilaksanakan dalam rangka penanganan pembelajaran di masa pandemi Covid- 19
2. Unsur kreativitas dan inovasi
3. Kebermanfaatan, keberhasilan dan keunggulan pembelajaran yang dilakukan

Saya salah satu peserta dari 269 peserta yang mengirim naskah. Pengiriman naskah dengan segala ketentuan mulai dari sistematika tulisan, jumlah halaman dan ukuran file yang dikirim. Ketentuan ini membuat saya bekerja keras mulai dari mengurangi jumlah halaman karena halaman lebih dan mengatur ukuran file.
Perasaan saya gelisah menanti pengumuman hasil lomba. Namun karena juara bukanlah orientasi utama, maka kegelisahan itu sedikit berkurang. Berbagi pengalaman atau praktek baik menjadi tujuan utama. Akan tetapi meskipun juara bukan menjadi orientasi, mental juara harus tetap ada agar kita selalu bekerja keras.

Setelah dilakukan penilaian terhadap naskah atau dokumen 269 peserta, ditetapkan sebanyak 20 peserta terbaik sebagai finalis. Peserta yang berhasil masuk menjadi finalis diberikan kesempatan atau diundang mengikuti wawancara dan seminar secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting.
Hasil seleksi atau pengumuman 20 besar saya terima dari whatsaap dan media facebook. Saya berada pada deretan 20 peserta yang mendapat undangan mengikuti wawancara dan seminar secara daring.
Alhamdulillah, bisa masuk 20 peserta yang diundang oleh LPMP DIY untuk seminar, merupakan suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi saya. Benar apa yang disampaikan oleh bunda Sri Sugiastuti,”Biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri.” Mungkinkah ini bagian dari tulisan saya yang merangkak perlahan menemukan takdirnya?

Selasa, 16 Juni 2020, peserta yang masuk 20 besar diberikan kesempatan untuk memaparkan best practices yang disusunnya secara virtual melalui zoom cloud meeting. Selanjutnya diadakan tanya jawab untuk menggali lebih dalam tentang potensi yang ada dan lebih memperkaya praktek baik yang sudah dilakukan. Melalui wawancara ini pula penilai melihat kreativitas, inovasi, manfaat dan keunggulan pembelajaran yang dilakukan, termasuk respon siswa, orang tua dan orang dewasa di rumah.

Saya sudah mempersiapkan semua sarana untuk mengikuti kegiatan ini  agar kegiatan seminar melalui zoom cloud meeting bisa disaksikan oleh teman-teman guru di sekolah. Sebelum seminar dimulai kami berdoa agar semua bisa saya ikuti dengan lancar. Namun apa yang kita rencanakan belum tentu semuanya berjalan mulus sesuai yang kita inginkan.

Ada kendala yang terjadi di luar keinginan kita seperti sambungan yang tiba-tiba terputus. Sinyal yang timbul tenggelam bahkan arahan untuk unmute pun luput dari perhatian. Suara yang terdengar saat peserta lain sedang presentasi. Kendala yang dirasakan sangat besar adalah ketika lattop tidak bisa digunakan sementara aturan mengahruskan peserta mengunakan lattop dan dikeluarkan dari ruang zoom  pada saat lomba seminar berlangsung.

Ketika peserta dikeluarkan dari ruang zoom oleh panitia karena kesalahan data atau nama misalnya. Kendala ini menyebabkan peserta tidak bisa masuk kembali ke ruang zoom. Ini pasti akan mengganggu konsentrasi peserta seminar. Ketika tidak bisa masuk ke ruang zoom dan lattop tak bisa digunakan, apalah daya, tak ada rotan akar pun jadi. Handpone android menjadi penyelamat meskipun tidak bisa presentasi dengan masksimal. Presentasi tidak maksimal karena share screen membutuhkan bantuan orang lain sehingga penyaji tidak leluasa memainkan slide yang sudah disiapkan.

Berada dalam deretan peserta seminar bersama guru-guru hebat membuat bangga hati, tapi tidak sombong diri. Kegiatan lomba s seperti ini akan membuat virus literasi cepat menyebar dan membuat orang lain terutama guru-guru termotivasi dan tertantang untuk mengembangkan keprofesian mereka. Memposting hasil atau membuat tulisan tentang keberhasilan juga bukan bermaksud riya’, tinggi hati dan memamerkan diri, tetapi semata-mata ingin agar teman-teman, guru-guru semakin termotivasi.

Dalam sambutan bapak Kepala LPMP DIY, beliau mengapresiasi semua peserta yang mengirim naskah. Kepada finalis yang berjumlah 20 orang, beliau menyampaikan bahwa semua juara tetapi nanti di antara 20 akan ditentukan juara 1, 2 3 dan 4. Bagi finalis akan mendapat penghargaan termasuk peserta yang berjumlah 269 orang akan mendapatkan piagam penghargaan.

Tulisan Best Practise saya pada lomba yang diadakan LPMP DIY ini, hanya mampu menemukan takdirnya di urutan ke-4. Manfaat lomba; bertambah pengalaman, bertambah ilmu, bertambah teman dan bertambag whatsaap grup. .Silaturahmi dan diskusi akan tetap bisa terlaksanan dalam wadah grup yang akan terbentuk ini,

Hadir pada acara penutupan sekaligus memberikan pengarahan, Bapak Asep Sukmayadi dari Kapuspresnas. Beliau melanjutkan dengan menutup kegiatan.  Penyerahkan piagam secara simbolis kepada pemenang dilakukan oleh Bapak Asep.

Kepala LPMP DIY, Minhajul Ngabidin, S.Pd.,M.Si, pada kesempatan yang sama juga menyampaikan Best Practices 20 peserta. Setelah tulisan peserta melalui proses perbaikan dan penyempurnaan , akan dikoordinasikan dengan Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk dapat dipublikasikan sehingga tulisan peserta bisa bermanfaat sebagai inspirasi bagi guru lain. Guru lain  untuk dapat mengadopsi ,mengadaptasi  dan mengembangkan di sekolahnya.

Saya bersyukur bisa mendapatkan ilmu, dapat bersilaturrahmi dengan teman dari 20 provinsi dan best practices kami akan diterbitkan ber-ISBN. Karya kami yang biasa diberikan penghargaan yang luar biasa.
Semoga semua berjalan lancar dan segera terlaksana, Terima kasih Bapak Kepala LPMP dan jajaran atas kesempatan berharga ini.

Terima kasih teman-teman SDN 1 Dasan Tereng (Sdensa Santer Apik) atas bantuan dan kerjasamanya sehingga nama sekolah kita sudah sampai di LPMP DIY. Terima kasih

Lombok, 16 Juni 2020

Tinggalkan Balasan