Saat itu tanggal 6 Februari 2019, seorang pelapak online memberikan tiga buah bongkahan batu Black Opal Kalimaya asal daerah Banten.
Batu Black Opal ini terkenal “jarong”nya yang begitu indah mempesona. Namun bongkahan batu Black Opal yang saya punya ini masih sangat mentah alias belum ada jarongnya.
Keindahan batu Black Opal Kalimaya ini memang terdapat pada corak warna-warni yang muncul di dalam batu seperti lampu disko yang disebut sebagai jarong. Yang paling menarik dari Black Opal Kalimaya Banten variasi warna jarongnya lebih banyak dibanding dengan batu Opal dari belahan lain di dunia, misalnya batu Opal dari Wello Ethiopia atau batu Opal dari Aystralia.
Selepas pemberian itu, tiga buah bongkahan batu Black Opal Kalimaya tersebut saya rendam dengan air hujan dan sesekali saya ganti dengan air hujan yang baru.
Ketika saya ganti rendaman air hujan di awal bulan Oktober 2019, saya sempatkan meluhat lebih seksama satu dari tiga buah bongkahan batu Black Opal Kalimaya Banten.
Bongkahan batu Black Opal Kalimaya Banten yang saya amati, saya melihat muncul bintik bintik putih di bingkahan batu tersebut. Bintik bintik putih tersebut yang menurut info yang saya dapat adalah calon jarong. Bintik bintik putih tersebut nantinya akan berubah warna menjadi warna merah, biru atau hijau.
Nampaknya, rendaman air hujan cukup ampuh untuk mempercepat munculnya jarong pada batu Black Opal Kalimaya Banten. Kemudian timbul niat saya untuk membuat sebuah batu cincin dari bongkahan batu Black Opal Kalimaya tersebut.
Pada tanggal 21 Oktober 2019, saya bawa bongkahan batu Black Opal Kalimaya ke tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok. Dedi sang pengrajin sudah ready untuk meng-GOSPOL bongkahan batu Black Opal Kalimaya menjadi sebuah batu xincin. Sebelum diGOSPOL, saya minta Dedi untuk mencari bagian dari bongkahan batu Black Opal Jalumaya yang nenamoakkan bintik bintik putih calon jarong.
Sekitar satu jam, Dedi sudah menyelesaikan pekerjaannya dan memasangkan batu Black Opal Kalimaya ke sebuah cincin yang berdimensi 25 mm x 18 mm. Sedangkan sisa bongkahan batu Black Opal Kalimaya diberikan ke saya.
Menurut info yang saya baca memang banyak cara untuk bisa membuat batu Black Opal Kalimaya muncul jarongnya. Oleh karena itu, saya akan mencoba cara yang saya piluh agar batu cincin Black Opal Kalkmaya yang saya miliki bisa keluar jarongnya apalagi bibit bibit jarong verupa bintik bintik putih sudah terdapat dalam batu Black Opal Kalimaya tersebut. .Intensiras merawat batu akik semakin ibtens ketika terjadi wabah pandemi COVID-19 yang memaksa saya lebih banyak tinggal di rumah.
Sambil menjemur diri di bawah terik matahari pagi maka saya pun jyga menhemur koleksi batu akik saya secara bergantian tak terkecuaku batu Black Opal Kalimaya.
Sebelum dijemur, batu Black Opal Kalimaya saya olesi dengan minyak zaitun dan setelah dijemur saya keringkan dengan kain halus dan kembali saya olesi dengan minyak zaitun dan kemudian saya simpan di tempatnya. Hal tersebut saya lakukan secara berulang ulang.
Cara tersebut saya lakukan mulai bulan Maret 2020 dan hingga akhir bulan Juli 2020. Itu artinya sekitar empat bulan saya melakukan treatmen terhadap batu Black Opal Kalimaya. .
Secara berkala terutam di bulan Juli 2020, saya perhatikan pada batu Black Opal Kalimaya, beberapa bintik putih yang merupakan bibit bibit jarong sudah berubah warna menjadi warna merah dan warna biru dan itu artinya batu Black Opal Kalimaya tersebut sudah memiliki jarong neski masih dalam jumlah hitungan jari.
Hal ini berarti cara treatmen yang saya lakukan sudah benar dan mampu membuat batu Black Opal Kalimaya yang saya miliki sudah memunculkan jaringnya.
Alhamdulillah ..
Kesabaran dan ketekunan itulah kunci agar batu Black Opal Kalimaya memunculkan jarong dengan kerlap kerlip warna warni yang sangat indah ..
NH
Depok, 3 Januari 2021