Selamat pagi sobat,
Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Renungan 23 Tahun Reformasi.
Saya pernah menulis topik yang sama hanya saja di tahun yang berbeda dengan judul Renungan 17 Tahun Reformasi.
Topik tersebut saya tulis dalam status di akun media sosial saya yaitu Facebook pada enam tahun yang lalu, tepatnya tanggal 21 Mei 2015.
Situasi dan kondisi yang saya tulis ketika itu ternyata tidak jauh berbeda dengan situasi dan kondisi saat ini. Oleh karena itu tulisan enam tahun yang lalu kembali saya tulis di rubrik NGETEH MORNING di pagi hari ini dengan mengubah judul topiknya menjadi Renungan 23 Tahun Reformasi dengan sedikit ada tambahannya.
Inilah tulisan lengkapnya :
Berantas KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), cabut Dwi Fungsi ABRI, Amandemen UUD 1945, itulah sebagian tuntutan Gerakan Reformasi sebagai koreksi total terhadap Pemerintahan Orde Baru ..
Dalam perjalanan reformasi, Dwi Fungsi ABRI sudah tidak ada lagi, TNI dan POLRI dipisah dan masing masing punya peran yang diatur dalam Undang Undang ..
Lantas apa yang terjadi dengan amandemen UUD 1945 ? Ruh Pembukaan seakan tercabut dari batang tubuhnya, demokrasi kita tidak lagi berpijak pada dasar negara (yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945) namun sudah menjelma menjadi Demokrasi Liberal, tidak ada lagi Lembaga Tertinggi Negara (MPR sebelum diamandemen), tidak ada lagi Haluan Negara (GBHN), tidak ada lagi Utusan Golongan, Parlemen diubah mirip di Amerika, Kongres (DPR) dan Senat (DPD) .. Amandemen UUD 1945 yang kebablasan ..
Bagaimana dengan KKN ? Korupsi dan Kolusi semakin merajalela dan bergerak di semua lini pemerintahan dari Pusat hingga Daerah, para pejabat pemerintahan dan wakil rakyat berbondong bondong diciduk KPK dan masuk bui karena kasus korupsi .. Nepotisme justru semakin tumbuh subur terutama di lingkungan Partai Politik ..
23 tahun reformasi, ditandai dengan semakin kuatnya kita menganut paham Neo Liberalisme atau yang kerap disebut NEOLIB, jargon TRISAKTI Bung Karno hanya sekadar jargon saja tanpa dipraktekkan tepatnya sekedar angan angan belaka kalau tidak mau dikatakan Halu, pembangunan yg berakhlak mulia semakin jauh dari kenyataan karena mudah dilihat di media sosial yang sarat dengan ujaran kebencian, caci maki dan menebar hoax ..
Keteladanan berakhlak mulia nyaris nihil karena banyak Pemimpin mempertontonkan perilaku buruk, mengambil alih Partai tanpa etika moral dan aturan, bicara tanpa cermin diri sehingga cuma jadi bahan ejekan publik ..
Gotong royong yg dikatakan Bung Karno sebagai sarinya Pancasila bila diperas jd satu sila sepertinya akan perlahan tinggal kenangan, cuma jadi cerita sejarah masa lalu karena yang terlihat selalu kegaduhan dan saling menjatuhkan ..
23 tahun reformasi ditandai dengan ideologi negara yaitu Pancasila malah dikotak katik, ada Pancasila 1 Juni, Pancasila Piagam Jakarta dan Pancasila 18 Agustis, nampak betul gak paham dengan isi Pembukaan UUD 1945 dan hanya membuat kegaduhan dan kebingungan publik .. Ada juga upaya untuk membuat Pancasila jadi Trisila dan Ekasila, pidato Bung Karno dipelintir demi keuntungan golongannya saja ..
23 tahun reformasi juga ditandai dengan menguatnya perilaku kebohongan disertai dengan pencitraan yg luar biasa hebatnya, yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan, perilaku adu domba yang dahulu menjadi alat kumpeni untuk memecah belah bangsa ini justru terus menerus diperlihatkan tanpa ada rasa malu .. luar biasa ..
Sebaiknya Reformasi biarlah tetap berjalan meski dengan terseok seok dalam keterpurukan sekalipun karena bila reformasi berubah menjadi revolusi maka yang terjadi adalah kehancuran untuk negeri tercinta ini ..
Janganlah hal tersebut sampai benar benar terjadi ..
#Renungan23TahunReformasi
Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :
Kalau Mau Taruh Motor Di Garasi
Bersihkan Dulu Jangan Sampai Kotor
Dua Puluh Tiga Tahun Reformasi
KKN Merajalela Di Semua Sektor
Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 22 Mei 2021