Sumber gambar : viva.co.id
Selamat pagi sobat,
Setelah Baliho bergambar tokoh atau pimpinan Partai Politik tersebar di lokasi strategis berbagai kota besar di Indonesia. Kini muncul bagi bagi sembago bergambar para tokoh atau pimpinan Partai Politik plus lambang dan warna Partai Politik yang bersangkutan.
Sudah bisa ditebak bahwa upaya mereka ini sangat berkaitan dengan konstalasi Pemilihan Presisen (Pilpres) tahun 2024. Tahapan Pilpres 2024 masih belum dimulai namun gerilya untuk mendekati rakyat pemilih sudah dilakukan dari sekarang. Luar biasa ..
Pendekatan tersebut juga tak terlepas dari upaya untuk menaikkan elektabilitas dari mereka karena di survey terakhir yang dirilis oleh sebuah lembaga survey, elektabilitas mereka masih sangat rendah, nol koma atau satu koma. Untuk itulah di sisa waktu yang masih sekitar tiga tahun lagi, elektabilitas masih mungkin akan meningkat secara signifikan.
Ketika pemasangan baliho begitu masif di berbagai kota di Indonesia yang berakibat menuai kritik dari publik karena dinilai tidak peka dengan kesulitan rakyat di tengah pandemi COVID-19. Pendekatan kepada rakyat pemilih lewat baliho nampaknya menjadi kurang efektif, sehingga diupayakan cara lain yaitu membagikan paket sembako untuk rakyat terdampak pandemi COVID-19. Bagi bagi paket sembako tersebut menggunakan tas bergambar wajah tokoh atau pimpinan Partai Politik plus dengan logo dan warna dari Partai Politik yang bersangkutan.
Dalam sistem politik Pemilu dengan cara pemilihan langsung ala sistem Liberal maka upaya menaikkan tingkat popularitas maupun elektabilitas dengan cara pasang Baliho dan bagi bagi sembago dengan tas bergambar sang tokoh menjadi sebuah kewajaran. Asalkan biaya yang digunakan keluar dari kocek pribadi dan bukan dari uang negara.
Seperti dirilis oleh viva.co.id (26/08/2021), pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan bahwa efektifitas sembako untuk mendongkrak elektabilitas lebih bagus ketimbang baliho. Menurut dia, beberapa figur yang terapkan cara ini karena mungkin merujuk hasil lembaga survey dengan perolehan elektabilitas yang rendah.
“Efektif, pas dan langsung ke rakyat. Baliho di tengah pandemi tak penting. Rakyat butuh makan, jangan dikasih baliho,” ujar Ujang.
Ujang menambahkan pendekatan dengan bagi-bagi sembako tak masalah selama menggunakan uang pribadi. Sebab, ini membantu rakyat yang terdampak pandemi COVID-19.
Pendapat Ujang Komarudin sejalan dengan apa yang sudah saya sampaikan di atas bahwa bagi bagi sembako kepada rakyat yang terdampak pandeni COVID-19 bagaimanapun juga harus diapresiasi karena sangat membantu kesulitan rakyat di masa pandemi COVID-19. Kaitan dengan apakah rakyat kelak akan menetapkan pilihanya kepada tokoh yang wajahnya tergambar dalam tas sembako maka hal tersebut terpulang dari hati nurani rakyat itu sendiri.
Sebelumnya, tas sembako ini juga kerap dilakukan oleh para wakil rakyat di daerah pemilihannya untuk rakyat yang terdampak pandemi COVID-19. Wajah sang wakil rakyat tersebut terpampang di tas sembako plus logo dan warna dari Partai Politik sang wakil rakyat tersebut. Upaya ini tentu juga berkaitan dengan keterpilihan sang wakil rakyat di pemilihan legislatif di tahun 2024.
Inilah yang dinamakan sembako politik karena disertai upaya untuk kerja politik yang bersangkutan yaitu di ajang pemilihan umum.
Kedaulatan ada di tangan rakyat, begitu titah di dalam UUD 1945. Rakyatlah yang akan menentukan siapa wakil rakyat atau Kepala Daerah atau Presiden di setiap ajang Pemilihan umum.
Apakah pilihan mayoritas rakyat sudah bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan ? ..
Penilaian ada di tangan sobat semua sebagai rakyat ..
Sobat, saatnya saya undur diri ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 27 Agustus 2021