Dumber gambar ilustrasi : id.pngtree.com
Selamat pagi sobat,
Rencana Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi untuk merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menuai kritik dari publik. Pasalnya, total beaya yang dikeluarkan untuk renovasi ruang kerja Mas Menteri – begitu sapaan akrab Nadiem Makarim – mencapai lebih dari 5 miliar rupiah.
Seperti dirilis oleh merdeka.com (09/09/2021) bahwa rencana merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim terungkap dari situs lpse.kemdikbud.go.id. Dalam situs itu, disebutkan penataan ruang kerja dan ruang rapat gedung A. Nilai pagu paket sebesar Rp 6.500.000.000 dan Nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) mencapai Rp5.391.858.505. Satuan kerja dalam hal ini adalah biro umum dan pengadaan barang dan jasa.
merdeka.com juga mendapat file PDF mengenai rencana renovasi ruang menteri. Di PDF 6 halaman tersebut, tertulis bagian ruangan yang akan direnovasi. Di antaranya ruang private atau ruang Nadiem, semi private, ruang public dan service.
Menariknya, hampir semua pejabat eselon satu di Kemendikbud Ristek mengaku belum tahu atau memilih tidak berkomentar tentang rencana Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi untuk merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.
Tentu saja rencana merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim ini mengundang kritik dari publik, salah satunya datang dari tokoh pendidikan Prof. Azyumardi Azra.
Seperti dirilis oleh merdeka.com (09/09/2021) bahwa Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Azyumardi Azra menilai menteri harus menunjukan perilaku ber-kebudayaan.
“Seharusnya Menteri yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan menunjukkan perilaku ber-kebudayaan, yaitu ‘sense of crisis’ dan sikap empati untuk membantu anak didik yang terkapar; dan menolak menggunakan anggaran untuk hal tidak urgen,” ujarnya melalui cuitannya dalam akun twitter pribadi @Prof_Azyumardi, Kamis (9/9).
Menurutnya dana sebesar itu semestinya digunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti membantu anak-anak yang tertinggal pendidikannya karena wabah Covid-19-bahkan puluhan ribu menjadi yatim piatu ditinggalkan orangtua mereka. Serta tidak menghabiskan anggaran sampai Rp5 Miliar.
“Seharusnya pejabat seperti Mendikbud tidak sampai menghabiskan anggaran sampai Rp 5 miliar-an untuk rencana renovasi ruang kerja sendiri. Pasti renovasi itu tidak mendesak,” cuitnya.
Menurut hemat saya, rencana merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim sangat kontra produktif terlebih dilakukan di masa perekonomian rakyat tengah mengalami kesulitan dalam situasi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan ini. Dan benar seperti yang disampaikan oleh Prof. Azyumardi Azra bahwa dana sebesar lebih dari 5 milyar rupiah tersebut lebih tepat digunakan untuk kebutuhan yang lebih urgen, seperti membantu anak-anak yang tertinggal pendidikannya karena pandemi COVID-19 seperti memberikan keringanan-keringanan peserta didik, murid-murid yang berada di daerah perbatasan, desa-desa, atau di daerah yang sangat terbatas jaringan internet.
Disamping itu bisa juga digunakan untuk memberi bantuan kepada ratusan bahkan ribuan anak anak yang menjadi yatim atau yatim piatu ditinggalkan orang tuanya yang meninggal karena terpapar COVID-19.
Kita tentu berharap bahwa bila masih memungkinkan sebaiknya rencana merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim untuk ditunda dulu karena waktunya tidak tepat bila dilakukan di waktu sekarang ini.
Kita juga berharap mas Menteri masih memiliki sense of crisis di saat masyarakat tengah bergulat dengan kesulitan hidup di masa pandemi COVID-19 ini.
Sobat, saatnya saya undur diri ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 10 September 2021