Ketika Gembul, Nunu Dan Nono Meramaikan Rumah Kami

Selamat sore sobat,

Gembul adalah nama seekor kucing liar yang berjenis kelamin  jantan yang kerap datang ke rumah. Maklum di sekitar rumah kami ada seekor kucing betina, Maung namanya. Kisah Maung ini sudah pernah saya ceritakan di rubrik Ngeteh Morning tanggal 23 November 2021 dengan judul “Maung dan Kedua Anaknya”. 

Gembul, nama ini diberikan oleh istri saya karena kucing jantan ini berbadan gemuk gempal dengan bulu loreng hitam dan ada sebagian warna putih.

Maung dan Gembul menjadi kerap ke rumah karena selalu diberi makan oleh anak dan istri saya. Oleh anak saya, kedua kucing ini spesial dibelikan makanan kucing yang basah dalam kaleng dan juga yang kering.

Gembul, kucing seberat hampir 5 kg ini bermata sipit dan selalu beratraksi menjatuhkan diri di depan kami dengan gaya yang lucu.

Berbeda perlakuan dengan Maung, Gembul kami bolehkan masuk dan main di dalam rumah. Si Gembul ini kucing yang irit bicara dan akan bicara alias mengeong bila dia lapar sekali atau mau keluar rumah saat pintu dapur tertutup.

Sebagai kucing jantan, Gembul suka berkelahi. Suatu kali matanya terluka dan terlihat picek. Saat waktu lain, Gembul jalannya terpincang karena sebelah kakinya tergigit oleh lawan berkelahinya dan kadang pula terluka di bagian dekat kuping. Syukurlah semua luka yang dialami oleh Gembul sudah sembuh total.

Singkat cerita, si kucing betina Maung kembali hamil untuk kali ketiga. Kemudian melahirkan di atas loteng rumah kami. Setelah melahirkan, beberapa hari kemudian, Maung membawa anak anaknya ke depan pintu dapur rumah kami. Anak Maung ada tiga, lucu lucu. Kami memberikan tempat sebuah kardus dengan alas bekas handuk mandi agar ketiga anak kucing itu tidur tidak kedinginan saat malam tiba.

Oleh anak saya, ketiga anak kucing itu diberi nama Nunu, Nono dan Nini. Nunu, berwarna loreng abu abu dan sebagian putih, Nono berwarna campuran hitam, oranye dan putih sedangkan Nini berwarna hitam dan putih.

Suatu pagi, kami tak lagi melihat Maung bersama anak anaknya. Hingga keesokan harinya, Maung tak kunjung kembali dan pergi entah kemana. Tentu saja, ketiga anak balita kucing itu mencari induknya, si Maung. Kami begitu iba dan mulai merawatnya dan memberinya makan.

Beruntung ada si Gembul yang ketika datang ke rumah seperti iba juga terhadap ketiga anak Maung itu. Gembul menyayanginya dengan menjilat jilat kepala dan badan anak anak bayi kucing itu. Sungguh sebuah pemandangan yang mengharukan buat kami yang melihatnya.

Suatu pagi, kami tak mendapati anak kucing yang bernama Nini, entah pergi kemana. Kami berusaha mencarinya dengan bantuan petugas kebersugan yang bertugas di RT kami. Nini tetap menghilang entah ke mana.

Kini tinggallah Nunu dan Nono, dua kucing kecil yang lucu lucu. Terutama Nono yang bermata bulat bagai kelereng. Oleh tetangga sebelah rumah yang memang memelihara kucing ras, kami dipinjami kandang kucing agar Nunu dan Nono tidak ikut menghilang seperti saudaranya, Nini.

Sejak hari itu, kami putuskan untuk memelihara Nunu dan Nono di rumah kani dan tentu saja bersama si Gembul yang bisa jadi adalah bapak dari kedua anak kucing itu.

Nunu dan Nono masuk kandang saat malam hari saja. Pagi, siang hingga malam sekitar jam 21.00 WIB, Nunu dan Nono bermain di belakang rumah yang terisolasi dari luar rumah. Anak saya membelikan segala keperluan buat kedua kucing tersebut.

Dua hari kami pelihara, Nono jatuh sakit dan tak mau makan. Istri dan anak saya segera membawa Nono juga Nunu untuk berobat ke dokter hewan yang kebetulan tinggal dan buka praktek di perumahan kami. Nono diberikan obat antibiotik dan makanan untuk menambah nafsu makan Royal Canin. Ongkos berobat buat krucil ini ternyata mahal juga. Namun sudah menjadi konsekuensi kami untuk merawat dan membesarkannya. Sayangnya tak ada BPJS buat hewan yak, hehehe ..

Menurut dokter, Nunu adalah kucing jantan sedangkan Nono adalah kucing betina. Sepasang anak kucing yang lucu lucu.

Tiga hari diobati, Nono kembali sehat, ceria dan lincah seperti halnya Nunu.

Nunu dan Nono juga kami ajari untuk pipis dan pup di kotak berisi pasir. Kedua kucing kecil ini nampak pintar, cepat mengerti dan mau melakukannya.

Jadilah rumah kami dalam dua minggu terakhir ini menjadi semarak dengan kehadiran Nunu dan Nono dan tentu saja Gembul yang kini bila datang ke rumah dengan kepala dan badannya ditubrukan ke pintu. Ketiganya juga sudah bisa bermain di ruang keluarga kami. Nunu dan Nono terlihat begitu riang berlarian bak kecepatan cahaya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Lucunya bila keduanya ingin pipis dan pup maka mereka segera berlari ke kotak pasir di ruang belakang sebagai toilet mereka.

Kini kami mempunyai rutinitas untuk mengeluarkan dua kucing kecil itu dari kandangnya di pagi hari dan memasukkannya lagi ke kandang pada malam hari. Kami selalu menjaga kebersihan kedua kucing itu dengan segala sesuatunya yang sudah dipersiapkan oleh anak saya.

Badan Nunu dan Nono mulai terlihat berisi dan gempal dengan asupan makanan kucing sesuai arahan dokter “pribadi”nya.

Yang menarik, ketika saya sedang menulis artikel di tempat saya duduk di sudut sofa di ruang keluarga, Nunu dan Nono bahkan Gembul selalu tergolek di sisi saya, bersantai kadang sampai tertidur pulas. Saya pun dijuluki Ayah para kucing oleh anak saya.

Kehadiran Nunu, Nono dan Gembul kini menjadi pembeda suasana di rumah kani dari sebelumnya. Ketiganya membuat kami merasa kangen bila tak melihat kehadirannya di ruang keluarga rumah kami.

Subhanalkah ..

Sobat, saatnya saya undur diri.

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 30 Desember 2022

Tinggalkan Balasan

1 komentar