Selasa tanggal 3 Agustus 2021, sekitar jam 5 setelah sholat subuh, saya ke lantai satu mengambil air panas. Saya menanyakan petugas jam berapa rumah sakit buka. Beliau pun menjawab, “Sekitar setengah enam” Dalam hati sempat berkata berarti Pak Saidi (Nama Samaran), tidak meninggalkan pesan untuk mengambil nomor antrian.
Saya kembali naik ke lantai dua dan masuk ke kamar, tidak lupa saya menyiapkan susu untuk pengganti makan suami. Setelah selesai, saya pun membersihkan peralatan dan merapikan nya kembali. Saya pun izin ke suami mau mengambil nomor antrian ke rumah sakit.
Setelah pamit, saya mematikan lampu dan tidak lupa menutup pintu. saya pun berjalan dengan pelan menuju rumah sakit. Saya sempat kebingungan karena saya tidak melihat orang-orang berlalu lalang. Saya jalan
mondar mandir, sambil melihat keadaan. Saya membaca petunjuk yang ada tapi saya tidak menemukan ruang pendaftaran.
Saya melihat banyak mobil yang melintas masuk tapi saya tidak bertemu seorang pun. Akhirnya saya duduk dan membuka HP, mungkin terlalu pagi sehingga belum terlihat keluarga pasien lain.
Ketika asik membaca pesan, tiba- tiba datang seorang pria. Dia pun menyapa saya, “Ibu yang pertama jadi harus duduk paling awal, kemudian baru saya yang kedua” dia berkata. Saya pun bertanya, “Bukannya pendaftaran buka jam 8.00?” Dia pun menjawab, ” Iya bu, sebentar lagi juga ramai karena banyak orang belum divaksin”
Saya kembali berujar, “Maaf bang, di sini tempat vaksin?” Dia pun mengangguk. Kalau pendaftaran berobat dimana bang? Dia pun berdiri dan menunjukkan pada saya tempat yang dimaksud. Saya pun berterima kasih dan pamit. Saya langsung melangkah ke arah kanan gedung. Saya pun berkata, “Wajarlah sepi karena saya salah masuk”
Memang benar Tuhan ada dimana-mana, Tuhan mengirimkan pria tersebut, melalui pria itulah saya tahu tempat pendaftaran. Bagaimana jika saya terlalu mengandalkan orang lain, bisa-bisa saya tidak tahu apa-apa.
Sesampainya di bawah sebuah pohon, saya berhenti dan bertanya pada seorang ibu, ternyata dia juga baru sampai. Saya pun berjalan ke bagian pintu masuk dan berdiri di dekat sana. Ternyata, di sana sudah menunggu puluhan orang. Saya pun mendekat dan berbaris sesuai jenis kelamin. Kami disuruh masuk satu-satu dan membuat barisan baru di dalam ruangan. Kami pun diminta mengambil nomor antrian secara bergiliran sehingga tetap mematuhi protokol kesehatan.
Setelah selesai, saya pun kembali pulang. Jam 8 lewat 30 menit, saya kembali ke rumah sakit. Ternyata nomor antrian yang saya punya sudah lewat terlalu jauh. Saya pun melapor kepada petugas, petugas berkata silahkan ambil nomor antrian baru.
Saya pun menurut dan mengambil nomor antrian baru dan kembali menunggu. Sambil menunggu, saya melapor kepada petugas di dekat pintu utama, bahwa kami baru datang berobat Pertama kali, saya pun diminta mengisi biodata. Untung saja saya sudah menyiapkan KK, sehingga pendaftaran awal berjalan dengan lancar.
Setelah selesai, saya kembali duduk. Saya benar-benar takjub jikalau untuk pendaftaran saja, rumah sakit membuka 12 loket, Wajar saja nomor antrian saya terlewati jauh.
Saya benar-benar sangat mengaprisiasi semua hal di sini. Meskipun ini baru pertama kali saya di sini, saya bisa melihat betapa bagus nya management rumah sakit ini. Semuanya berjalan dengan rapi dan disiplin. Wow, saya tidak putus-putus nya memuji operasional rumah sakit ini.
Ketika nomor antrian saya mendekat, kami dipanggil untuk mengantri sehingga petugas tidak menunggu terlalu lama. Tibalah giliran saya, saya diminta mendaftar di loket terakhir yaitu loket dua belas. Saya menyerahkan semua berkas yang diminta, ketika proses pendaftaran, ternyata status suami masih rawat inap di rumah sakit Pangkalpinang.
Beliau pun memberikan arahan agar menelpon rumah sakit tersebut untuk update status. Saya permisi kepada petugas dan menelpon ke rumah sakit dimana suami sempat dirawat. Ketika berbicara ternyata pulsa saya habis. Saya kebingungan dan berusaha mencari penjual pulsa di seputaran rumah sakit, tapi tidak ada satupun yang muncul. Saya pun menelpon suami dan meminta suami mengirimkan pulsa.
Setelah pulsa masuk, saya pun menelpon kembali. Kali ini suara nya terdengar jelas dan tidak putus-putus. Saya menyampaikan tujuan menelpon, petugas di sana pun langsung update status suami. Setelah update status, saya pun kembali ke loket 12 dan menyampaikan status sudah berhasil terupdate.
Alhamdulillah, akhirnya pendaftaran pun usai. Saya diarahkan ke lantai tiga dimana Poli THT berada. Untuk sampai di sana, saya harus bertanya karena rumah sakit ini belum familiar bagi saya jadi saya harus memastikan benar atau tidak ruangan yang dimaksud.
Ketika sampai ke Poli THT, saya pun masuk dan menyerahkan berkas kepada petugas selanjutnya saya diminta menunggu di luar. Setelah pendaftaran usai, saya menelpon suami agar datang karena tidak berapa lama lagi proses konsultasi akan dimulai.
Hari-hari ku akan banyak dihabiskan di rumah sakit. Semoga kami selalu diberi kemudahan. Aamiin.