Perkara sakit gigi ini ternyata masih berlanjut. Kemarin pagi setelah menitipkan anak-anak sama uwaknya, saya diantar suami pergi ke rumah sakit.
Sesampai di rumah sakit, saya langsung ke poli gigi untuk menunggu panggilan antrian. Seorang perawat dengan menggunakan apron dan masker rangkap menjadi sangat sulit untuk dikenali memanggil nama saya dan mempersilakan masuk.
Di dalam saya lihat dokter yang mengenakan alat pelindung diri, dengan ramah menyapa saya. Kemudian dengan sigap memeriksa hasil pemeriksaan panoramic gigi saya. Apa itu pemeriksaan panoramic? Pemeriksaan panoramic adalah pemeriksaan penunjang yang digunakan dalam kedokteran gigi berupa bentuk foto rontgen. Pemeriksaan panoramic ini bertujuan untuk melihat lebih jauh dan jelas gambaran gigi dan jaringan lunak yang ada di sekitarnya.
Hasil foto rontgennya membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit. Karena mengandung informasi mengenai Sinus maxillary, Posisi gigi, dan kelainan tulang di daerah mulut. Selain itu juga untuk mengetahui kelainan periodontal lainnya, seperti tumor rahang atau kanker mulut, kista pada tulang rahang, kelainan rahang, dan kelainan daerah mulut lainnya.
Menurut dokter, gigi geraham saya yang bermasalah ada dua, satu impaksi gigi molar tiga, satu karena karies. Meski penyebab utamanya adalah dari impaksi gigi molar tiga, atau kita orang awam menyebutnya gigi bungsu.
Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya. Gigi bungsu saya mengalami kelainan erupsi/ arah tumbuh. Selain salah arah, si gigi bungsu ini juga terjebak di ruang nostalgia. Eh, didalam gusi maksudnya. Akibatnya gigi geraham disebelahnya terdesak oleh si gigi bungsu ini. Hal inilah yang kemudian menyebabkan rasa sakit.
Selain itu karena posisi si gigi bungsu yang terjebak di dalam gusi ini menjadikannya sulit dijangkau saat disikat, Hal ini kemudian menyebabkan sisa-sisa makanan terselip di gigi geraham sebelumnya yang mengakibatkan karies dan berlubang, Gigi saya yang berlubang ini sudah sampai ditahap pulpitis, pulpanya terinfeksi dan mengalami peradangan itu kenapa gigi saya terus nyut-nyutan,
Bahkan nyeri yang ditimbulkan akibat pulpitis ini membuat saya terbangun saat tidur karena sakit. Sungguh rasanya amat tajam dan menusuk. Sampai saking sakitnya saya pernah tidak tidur semalaman di Januari lalu. Menggangu sekali.
Dokter kemarin bahkan mengatakan gigi saya sudah busuk, gigi busuk!. Jujur sakit lho pas dokter mengatakan hal tersebut. Rasanya dokter suci, saya penuh dosa. Ha ha ha… Kurang ajar emang sakit gigi ini bikin baperan.
Dan ternyata kemarin setelah diperiksa dengan seksama oleh dokter, ternyata si gigi bungsu ini masih belum bisa ditindak juga, karena menurut dokter masih ada radang. Jadi saya hanya diberi resep untuk mengobati radang dan dokter menjadwalkan hari kamis besok untuk operasinya.
Setelah bolak balik ke rumah sakit selama tiga minggu berturut-turut ini, ternyata masih belum kelar juga urusan si gigi bungsu ini. Semoga besok bisa segera ditindak, sungguh lagu Sakit Gigi-nya Meggy Z itu nggak berlaku buat saya. Kecuali dulu pernah disatu masa, saya merasa lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, pasalnya saya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Eaaaa…