Ketika Jakarta menjelang tengah malam
Seorang lelaki tua masih mendorong gerobak
Ia memukul kentongan kecil mengeluarkan bunyi khas
Ia menjajakan nasi goreng dan masakan lainnya
Seorang gadis tengah menunggu sambil masih mengerjakan tugas kuliahnya
Biasanya jam-jam segini penjual sekoteng berkeliling menjajakann dagangannya
Tapi sudah dua malam ia tak mendengar bunyi yang khas
Diam-diam ia merasa was-was dan rindu akan sekotengnya
Kakek penjual nasi goreng mengarahkan gerobaknya ke jalan pulang
Hingga tengah malam tak banyak yang terjual
Entah kenapa ia merasa lelah
Hawa Jakarta memang sedang begitu gerah
Usianya sudah tak lagi muda
Apakah sudah waktunya ia pensiun berdagang
Ia mendengar kabar Pak Suryo penjual sekoteng tengah sakit keras
Esok siang ia ingin menjenguknya
Si gadis akhirnya tertidur kecapekan
Ketika hari ketiga dan seterusnya tak mendengar bunyi penjual sekoteng langganannya
ia pun gelisah dan menanyakan ke pak satpam
Ketika melihat bendera kuning di rumah Pak Suryo, ia pun lemas